Jumat, 28 September 2012

Supervisi Akademik

SUPERVISI
*        Istilah supervisi berasal dari dua kata, yaitu “super” dan “vision”.  
*        Dalam Webster’s New World Dictionary istilah super berarti “higher in rank or position than, superior to (superintendent), a greater or better than others” (1991:1343) sedangkan kata vision berarti “the ability to perceive something not actually visible, as through mental acuteness or keen foresight (1991:1492).
*        Secara EtimologisSupervisi menurut S. Wajowasito dan W.J.S Poerwadarminta yang dikutip oleh Ametembun (1993:1) : “Supervisi dialih bahasakan perkataan Inggris “Supervision” artinya pengawasan.
*        Pengertian supervisi secara etimologis masih menurut Ametembun(1993:2), menyebutkan bahwa dilihat dari bentuk perkataannya, supervisi terdiri dari dua buah kata super + vision : Super = atas, lebih, Vision = lihat, tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau mengawasi orang-orang yang disupervisi.
1.      Gregorio (1966) mengemukakan bahwa ada lima fungsi utama supervisi ; Inspeksi
  1. Penelitian
  2. Pelatihan
  3. Bimbingan
  4. Penilaian
*        Fungsi inspeksi antara lain berperan dalam mempelajari keadaan dan kondisi sekolah, dan pada lembaga terkait, maka tugas seorang supevisor antara lain berperan dalam melakukan penelitian mengenai keadaan sekolah secara keseluruhan baik pada guru, siswa, kurikulum, tujuan belajar maupun metode mengajar, dan Sasaran inspeksi adalah menemukan permasalahan dengan cara melakukan observasi, interview, angket, pertemuan-pertemuan dan daftar isian.
*        Fungsi penelitian adalah mencari jalan keluar dari permasalahan yang berhubungan sedang dihadapi, dan penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah, yakni merumuskan masalah yang akan diteliti,mengumpulkan data, mengolah data, dan melakukan analisa guna menarik suatu kesimpulan atas apa yang berkembang dalam menyusun strategi keluar dari permasalahan diatas.
*        Fungsi pelatihan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterampilan guru/kepala sekolah dalam suatu bidang. Dalam pelatihan diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang lebih sesuai dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, dan jenis pelatihan yg dapat dipergunakan antara lain melalui demonstrasi mengajar, workshop, seminar,observasi, individual dan group conference, serta kunjungan supervisi.
*        Fungsi bimbingan sendiri diartikan sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugasnya. Kegiatan bimbingan dilakukan dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat,mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.
*        Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar telah dicapai dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti test,penetapan standar,penilaian kemajuan belajar siswa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

SUPERVISI  AKADEMIK
*        Glickman (1981), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
*        Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangka kemampuannya tuk mencapai tujuan pembelajaran. (Daresh, 1989). Dengan demikian, berarti,esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
*        Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian unjuk kerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat realita kondisi untuk menjawab pertanyaan -pertanyaan, misalnya: Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan murid-murid di dalam kelas?, Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di
dalam kelas itu yang berarti bagi guru dan murid?,
Apa kelebihan dan kekurangan
  guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban
  terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan gurudalam mengelola kegiatan pembelajaran.

TUJUAN SUPERVISI AKADEMIK
( Sergiovanni, 1987 )
1. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
2. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan
melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya,
maupun dengan sebagian murid-muridnya.
3. Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya

*        Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok(kunci)dalam pengertian supervisi akademik
1. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan
mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini,
janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik
yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilakuguru.
2. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan
berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud
dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan
tertentu.
3. Tujuan akhir supervisi akademik    adalah agar guru semakin mampu
memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.

Prinsip-prinsip supervisi akademik
1. Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka, kesetia kawan an, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor dgn pihak lain yang terkait.
2. Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisiakademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu waktu jika ada kesempatan. Perlu dipahami bahwa supervisi akademik merupakan salah satu essential function dalam keseluruhan program sekolah (Alfonso dkk., 1981 dan Weingartner, 1973). Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berartiselesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan
3. Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang demokratis adalah aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru.
4. Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan.Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. Sistem perilaku tersebut antara lain berupa sistem perilaku administratif, sistem perilaku akademik, sistem perilaku kesiswaan, sistem perilaku pengembangan konseling, sistem perilaku supervisi akademik (Alfonso, dkk., 1981).
Antara satu sistem dengan sistem lainnya harus dilaksanakan secara integral.
5. Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya. Prinsip ini tiada lain hanyalah untuk memenuhi tuntutan multi tujuan supervisi akademik, berupa pengawasan kualitas, pengembangan profesional, dan memotivasi guru.
6. Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlahsekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan guru. Memang dalam prosespelaksanaan supervisi akademik itu terdapat kegiatan penilaian unjuk kerjan guru, tetapi tujuannya bukan untuk mencari kesalahan kesalahannya. Supervisi akademik akan mengembangkan pertumbuhanan kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem problem akademik yang dihadapi.
7. Supervisi akademik harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik harus obyektif. Objectivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi akademik itu harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru. Begitu pula dalam mengevaluasi keberhasilan program supervisi akademik. Di sinilah letak pentingnya instrumen pengukuran yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi untuk mengukur seberapa kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran

TEKNIK  SUPERVISI  AKADEMIK, Menurut Gwynn, JM (1961) :
1.      Teknik Supervisi Individual ;
      a. Kunjungan Kelas
      b. Observasi Kelas
      c. Pertemuan Individual
      d. Kunjungan Antar Kelas
      e. Menilai Diri Sendiri
2.Teknik Supervisi Kelompok
   Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok,sbb.
a) Kepanitiaan-kepanitiaan ; b) Kerja kelompok ; c) Laboratorium kurikulum ; d) Baca terpimpin ; e) Demonstrasi pembelajaran f) Darmawisata ; g)Kuliah/studi ; h) Diskusi panel ; i) Perpustakaan jabatan ; j) Organisasi profesional ; k) Buletin supervisi ; l) Pertemuan guru ; m) Lokakarya atau konferensi kelompok

a. Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas, dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru. Tujuan kunjungan ini adalah semata-mata untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah mereka di dalam kelas. Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu melihat dengan jelas masalah-masalah yang mereka alami.

b. Observasi Kelas
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobyektif mungkin mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar.

c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesional guru. Tujuannya adalah: (1) memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi; (2) mengembangkan hal mengajar yang lebih baik; (3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan (4) menghilangkan atau menghindari segala prasangka yang bukan-bukan.

*        Swearingen (1961) mengklasifikasi jenis percakapan individual ini menjadi empat macam sebagai berikut
1. classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
2. office-conference. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
3. causal-conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
4. observational visitation. Yaitu percakapan       individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas

d. Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antarkelas dapat juga digolongkan sebagai teknik supervisi
secara perorangan. Guru dari yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antarkelas ini, guru akan memperoleh pengalaman baru dari teman sejawatnya mengenai
pelaksanaan proses pembelajaran pengelolaan kelas, dan sebagainya.

e. Menilai Diri Sendiri
Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalam supervisi pendidikan. Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan
profesional guru (Sutton, 1989). Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara obyektif kepada guru tentang peranannya di kelas dan memberikan kesempatan kepada guru mempelajari metoda pengajarannya dalam mempengaruhi murid (House, 1973). Semua ini akan mendorong guru untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya (DeRoche, 1985; Daresh, 1989; Synder & Anderson, 1986).
}  INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
Tugas Mahasiswa: Buatlah Instrumen Supervisi Akademik terdiri :
  1. Pra Observasi ( Panduan Wawancara )
  2. Observasi  ( Pengamatan Pembelajaran )
  3. Pasca Oservasi ( Pertemuan Balikan )


Pengertian Pendidikan


PENGERTIAN PENDIDIKAN

1.      Pengertian Pendidikan Menurut Ahli.
Pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia, atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiaanya (Eko, 2010). Pada hakekatnya manusia terlahir tanpa memiliki Pengetahuan, sama seperti hewan yang tak mempunyai akal. Hanya saja manusia mempunyai akal yang bisa dikembangkan untuk menjadikan manusia yang berguna, danmempunyai  nilai guna. Usaha mengembangkan potensi itulah yang dinamakan dengan pendidikan.
Merurut Prof dr John dewey, pendidikan adalah suatu proses pengalaman, karena kehidupan adalah pertumbuhan. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada tiap-tiap frase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang (Rentcost, 2011). Pengalaman adalah guru yang terbaik, setiap manusia akan mendapatkan pengalaman selama masih merasakan hidup, baik dari melihat, membaca, mendengarkan cerita orang, atau merasakanya sendiri. Dari pengalaman itulah yang akan menjadikan manusia menuju kedewasaan.
Sedangkan menurut Prof H Mahmud Yunus dalam Tirtahardja mengemukakan bahwa Pendidikan adalah usaha-usaha yang dipilih  dengan tujuan meningkatkan keilmuan dalam jasmani dan menanamkan nilai akhlak terhadap anak, sehingga secara bertahab dapat membentuk pribadi anak yang berguna bagi diri dan lingkunganya (Tirtahardja, 2000). Pada dasarnya seorang anak terlahir mempunyai potensi yang masih belum terarah dan belum berkembang secara maksimal. Oleh karena itu, pembimbingan dan pengajaran tentang keilmuan, dan penanaman nilai akhlak akan membentuk pribadi anak yang baik, dan berguna bagi lingkunganya.
Prof Herman  horn mengemukakan bahwa Pendidikan adalah proses abadi dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan termanifestasikan dalam alam sekitar intelektual emosional dan kemauan dari manusia (Rentcost, 2011). Ki Hajar Dewantara bapak pendidikan nasional menjelaskan bahwa pendidikan umumya berdaya upaya untuk memajukan budipekerti , karakter, kekuatan batin, pikiran, dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Pendidikan adalah setiap pergaulan antara orang-orang dewasa dengan anak-anak dan merupakan suatu lapangan atau suatu keadaan pekerjaan mendidik berlangsung. Hal ini di utarakan oleh M. J langeveld (Wawan, 2010). Pendidikan merupakan hubungan timbal balik antara guru dengan muridnya, yaitu seorang guru mengajar dan murid diajar.
Sedangkan menurut Kamus besar bahasa Indonesia, Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pendidikan merupakan sebuah pembelajaran bagi individu yang mempunyai dua tujuan;
a.       Mencapai pegetahuan individu lebih tinggi, dan
b.      Mencapai pemahaman individu yang spesifik dan tertentu.
Richard (2001: 152) berpendapat bahwa learning is theaching achieves its goals will also dependent on how succesfully learners have been considered in the planning and delivery process, yang artinya pembelajaran adalah pengajaran yang pencapaian tujuanya tergantung bagaimana pelajar dapat menerima tujuan dan penyampaian dari proses pembelajaran. Karena pendidikan merupakan proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia menjadi seorang yang memiliki kekuatan spiritual dan intelektual sehingga dapat meningkatkan kwalitas hidupnya disegala aspek yang dijalaninya (Kurniawan, 2009).
Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

2.    Pengertian pendidikan menurut Islam.
Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental, maupun moral untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban seorang hamba di hadapan Kholiq-nya yaitu sebagai pemelihara atau kholifah para semesta (Tafsir, 1992).
Istilah pendidikan di dalam Al-Qur’an dengan istilah “At-Tarbiyah, At-Ta’lim, dan At-Tadhib”.
a.       At-Tarbiyah
 Kata tarbiyah adalah masdar dari fi’il madhi Rabba, yang artinya sama dengan kata Rabb yang berarti Allah. Dalam Al-Qur’an menggunakan kata ar-rabb, rabbayani, murabbi, robbiyun, rabbani (Al-Atlas, 1988). Dari kata-kata tersebut menyatakan bahwa pendidikan berasal dari kata “Tarbiyah”,  yang berarti;
1). Rabba-yarbu yang artinya bertambah/tumbuh,
2). Rabbiya-yarbaa yang artinya menjadi besar, dan
3)      Rabba-yarubbu yang artinya memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, dan memelihara(Tafsir, 1992).
b.      At-Ta’lim
Pendidikan adalah sebuah proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah sehingga penyucian manusia dari segala kotoran dan menjadikan kondisi manusia dalam keadaan yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah, sehingga bermanfaat bagi diri dan lingkunganya(Jalal, 1977).
Rasyid ridho mengemukakan bahwa Pendidikan adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu( Kangmoes, 2010). Firman Allah;



Artinya; “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakanya kepada malaikat lalu berfirman; “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar-benar orang yang benar” (QS. Al Baqoroh: 31).
c.       At-Tahdib
At-Tahdib atau Addaba merupakan pendidikan (Rusd,1998). Hal ini diambil dari hadits Nabi, yang artinya: “Tuhanku telah mendidikku dan dengan demikian menjadikan pendidikanku yang terbaik”. Pendidikan adalah pengenalan, dan pengakuan tentang nilai-nilai akhlak yang ditanamkam kepada manusia secara berangsur-angsur agar tercipta budi pekerti yang baik.


3.      Pengertian Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS berbunyi; ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Berdasarkan definisi di atas menemukan 3, pokok pikiran  utama yang terkandung di dalamnya, yaitu:

a.    Usaha sadar dan terencana,
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana menunjukkan bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang disengaja dan dipikirkan secara matang. Kegiatan pendidikan harus  disadari dan direncanakan, baik dalam tataran  nasional regional/provinsi dan kabupaten kota, institusional/sekolah maupun  operasional/proses pembelajaran  oleh guru.
Menurut Permediknas RI No. 41 Tahun 2007, perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan “RPP” rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat identitas mata pelajaran, “SK” standar kompetensi, “KD” kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

b.    Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya,
Dalam pemikiran ini, istilah pendidikan bermakna khusus menjadi pembelajaran.  Jika dilihat secara sepintas mungkin seolah-olah pendidikan lebih dimaknai dalam setting pendidikan formal semata, yaitu persekolahan. Pendidikan yang dikehendaki adalah pendidikan yang bercorak pengembangan dan humanis, yaitu berusaha mengembangkan segenap potensi didik, bukan bercorak pembentukan yang bergaya behavioristik/tingkahlaku.
 Ada dua kegiatan/operasi utama dalam pendidikan:
(1) mewujudkan  suasana  belajar, dan
(2) mewujudkan  proses pembelajaran.
c.       Memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Tujuan Nasional itu adalah berdimensi ke-Tuhan-an, pribadi, dan sosial. Artinya, pendidikan yang dikehendaki bukanlah pendidikan sekuler, bukan pendidikan individualistik, dan bukan pula pendidikan sosialistik, tetapi pendidikan yang mencari keseimbangan  diantara ketiga dimensi tersebut.

Tentang hebatnya mengaji

Tentang hebatnya mengaji Ilmu Agama laksana air hujan menembus bumi, orang alim yang mengamalkan ilmunya laksana bumi yang subur. Orang yang...