Rabu, 30 Desember 2015

Dasar dan Tujuan Pendidikan

Pengertian Dasar Pendidikan

Dasar pendidikan adalah pandangan yang mendasari seluruh aktifitas pendidikan, baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan maupun pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan.

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik. Pendidikan mempunyai landasan-landasan yang sangat penting, karena merupakan pilar utama bagi pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.

Beberepa landasan tersebut diantaranya adalah landasan filosofis, sosiologis dan kultural yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi juga akan mendorong pendidikan itu menuju masa depan.
Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakansesuai dengan pandangan dengan pandangan hidup dalam latar sosial kebudayaan yang dimiliki setiap masyarakat tertentu. Dengan kata lain pendidikan diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup serta berlandaskan sosial kultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia (Tirtarahardjo,2002).

Dari pandangan hidup dan filsafah hidup bangsa itulah Negara menentukan cita-cita kehidupan ideologis dari Negara itu yang kita sebut saja secara singkat filsafat Negara menentukan dasardan tujuan pendidikan dinegaranya (Indrakusuma,1973).

Macam-Macam Dasar Pendidikan

Adapun dasar-dasar pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Dasar Filosofis

Dasar filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok. Konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari 2 faktor yaitu:
a) Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
b) Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran
Berada diantara kedua kawasanya seluas dengan religi. Namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguandan karena mengandalkan akal manusia (Mudyahardja, 2002).

Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, mencangkup logika, epistemologi, etika, estetika, metafisika, serta filsafat pemerintahan. Disamping itu , berkembang juga cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian spesifik, seperti filsafat ilmu, filsafat hukum,filsafat pendidikan dan lain sebagainya. Landasan filsofis terhadap pendidikan dikaji terutama melalui filsafat pendidikan, yang mengkaji masalah sekitar pendidikan dengan sudut pandang filsafat (Tirtarahardja,2001).
Selain itu , pancasila juga sebagai landasan filosofis sistem pendidikan Nasional. Hal tersebut tercantum dalam pasal 2 UU RI No. 2 tahun 1989 menerapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945).

b. Dasar Sosiologis

Menurut Wahyu Ardhana dalam (Umar Tirtarahardja 2000), manusia selalu hidup berkelompok. Sesuatu yang terjadi pada makhluk hidup lainnya yaitu hewan.
Sosial mengacu pada kehidupan individu antara masyarakat dengan individu dan individu dengan masyarakat
Disamping tugas pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak itu dalam upaya mengembangkan dirinya. Maka perlu diperhatikan dalam proses pendidikan (Pidarta, 1997). Sosiologi mempelajari berbagai macam tindakan sosial yang menjelma dan realitas sosial. Maka lahirlah berbagai macam cabang diantaranya, sosiologi, kebudayaan, sosiologi ekonom, agama, pengetahuan, pendidikan dan sebagainya.

c. Dasar Kultural Kebudayaan

sebagai gagasan dari karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan terutama belajar. Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat terwujud :
a) Ideal seperti, ide, gagasan, nilai dan lain sebagainya
b) Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
c) Fisik yakni benda hasil karya manusia (Koentjaningrat, 1975).

d. Dasar psikologis

Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama terjuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses belajar.
Kajian psikologis dengan pendidikan adalah berkaitan dengan kecerdasan dalam bidang bakat banyak di pengaruhi kemampuan potensial yang hanya akan aktual apabila di kembangkan dalam situasi yang kondusif.

e. Dasar ilmah dan teknologis

Pendidikan serta ilmu pengetahuan mempunyai kaitan yang sangat erat. Ilmu pengetahuan menjadi bahan utama dalam isi pengajaran, dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan ilmiah merupakan abstraksi yang di sederhanakan dari fakta. Untuk itu ilmu mempunyai 3 asumsi tentang objek empiris yakni:
a) Objek-objek tertentu yang mempunyai kesamaan satu sama lain
b) Objek dalam jangka waktu tertentu
c) Adanya determinisme (Suriasumantri,1978).

Perkembangan IPTEK sebagai landasan ilmiah juga merupakan salah satu hasil dari usha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah di mulai pada permulaan kehidupan manusia.

Tujuan PendidikanTujuan

pendidikan harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional Negara tempat pendidikan itu dilaksanakan. Dan harus pula dikaitkan dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.

Tujuan pendidikan tidak dapat dicapai kecuali setelah mengalami proses pengajaran, pengalaman, pembiasan, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya Tahap-tahap dalam mencapai tujuan pendidikan formal (sekolah atau madrasah), dirumuskan dalam bentuk tujuan kurukular, yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan intruksional (Darajat, 1996).

Pelaksanaanya hanya mungkin terjadi apabila tujuan yang ingin dicapai itu dibuat eksplisit, konkret dan lingkup kandungannya terbatas. Dengan kata lain, tujuan umum perlu dirinci sehingga menjadi tujuan yang lebih khusus dan terbatas agar mudah direalisasikan didalam praktek. Yang menjadi tujuan utama proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal. Sebab berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagai tujuan belajar hanya dimungkinkan olehadanya pengalaman belajar yang optimal (Tirtarahardjo,2002).

Langveld mengemukakan serangkaian tujuan pendidikan yang saling bertautan sebagai berikut.
1. Tujuan umumSebagaimana yang telah diuraikan didalam usaha-usaha pendidikan, maka tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan anak didik. Hal ini berarti bahwa semua aktifitas pendidikan seharusnya diarahkan kesana, demi tercapainya tujuan umum tersebut.
2. Tujuan khususTujuan yang disesuaikan dengan untuk menuju tujuan umum perluada pengkhususan situasi-situasitertentu.
3. Tujuan tak lengkapTiap-tiap aspek pendidikan mempunyai tujuan pendidikan. Tujuan dari aspek-aspek inilah yangdimaksud dengan tujuan pendidikan tak lengkap.Perlu kita ketahui, bahwa kita tidak boleh mementingkan salah satu aspek saja dan mengabaikan aspek-aspek yang lain. Kita seharusnya tidak mementingkan pengetahuan teori saja dan kurang memperhatikan segi praktis, karena hal ini akan mengakibatkan pendidikan yang bersifat teoritis.
4. Tujuan insidentilTujuan ini timbul secara kebetulan, mendadak dan bersifat sesaat. Misalnya tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah. Maka diadakanlah darmawisata. Tujuan pengalaman yang diperoleh yakni mendapat pengalaman-pangalaman yang sangat berguna bagi anak untuk kehidupan masa akan datang. Baik dalam kehidupan sekolah maupun kehidupan setelah dewasa.
5. Tujuan sementaraTujuan sementara Adalah tujuan yang dalam fase-fase tertentu dari pendidikan yang kita inginkan dari sebuah pendidikan. Misalnya, anakdimasukkan dalam sekolah tujuannya anak dapat membaca dan menulis. Tujuan ini merupakan tujuan sementara. tujuan yang lebih lanjut adalah agar anak dapat belajar ilmu pengetahuan dari buku-buku.
6. Tujuan intermediary
Tujuan ini disebut juga dengan tujuan perantara. Tujuan ini merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan yang lain. Misalnya kita belajar bahasa inggris,tujuannya adalah agar kita dapatmempelajari buku-buku yang tertulis dalam bahasa inggris. Jadi kita belajar bahasa inggris ini hanyalah sekedar alat saja.
Demikianlah macam-macam tujuan pendidikan yang kesemuanya mengarah pada tujuan umum pendidikan yaitu munuju kehidupan insan kami, dimana terjamin adanya hakikat manusia secara harmonis.

Selasa, 29 Desember 2015

Karakter Pengguna BBM

Sumpah gw baca ini ketawa parah ,,
Ni baru namany BROADCAST Simak dan Dibaca,, KESINDIR KESINDIR DAH , bodo amat ! Hahaha=)) =))
Lanjuut ya bc nya, biar pada kesindir semuanya, dan yg mara brrti dia kesindir bgt dgn bc'an in.
INILAH KARAKTER PENGGUNA BBM,, lo termasuk yg mana? Haha=D
1. sokMODEL :: Ganti DP tiap 5 menit (dr lahir smpe mati jg tu muka ya gitu gitu aja)
2. kyak BURONAN.:G gnti nama tiap hari, menit, detik (emang bokap lo kasih nama berapa sih) 4L4Y3R5 4B135!!
3. ALAY :: Nama diprofil pake simbol-Simbol sampe susah dicarinya! (Contoh :: Ch@®Iê Imöë7Z 8eUd -> charly imut banget). capeek dehh…
Skrg ada jg yg pke tnda panah, .͡▹ hadeh…biar di blg exis kali tuh?? X_X gubrak!!!!
Bikin org ribet nyari nya… “Ganti tuh nama”
4. REPORTER : Hobinya broadcast message,yg ga pnting contoh (invite teman gw Pin 28XXXXX) orang ALAY begini biasanya rajin bgt, kaya di gaji aja??!! =)) BABU loh…
5. TERORIS :: Suka BM berita menyeramkan (contoh : sebarkan pesan ini kalo tidak nanti km akan dapat musibah dan di cari SETAN , ada TUYUL gondronglah, POCONG ngesotlah,dan blablabla ,lo kira BB gudangnya setan BEGO bgt sih)
6. Sok SELEB :: Ganti status tiap 5 menit, seleb aja ga segitunya.. “nyadar dong”=D
7. Dis-ORIENTASI KEBODOHAN :: Suka bikin status dan nama gak pada tempatnya. (Ga bisa bedain apa,.? Mana kolom nama, mana kolom status,? )
8. SOK EKSIS :: tiap dimana aja laporan biar dianggep gahooll gth, emang kita pembina upacara ? Contoh ( otw kondangan/ in mall with my mom /:D kenapa ga sekalian “lagi berak nih susah disiram, bantuin dong”
9. TUKANG PAMER :: tiap mau makan difoto dulu makanannya trus dipasang buat DP (jarang ditemui yang semur jengkol, sama ikan asin !! )
10. SOK OKE :: kalo gak kenal DC aja. Heloowww ??? Lo kira lo Oke? Ogah banget wooy!!
Karna gak kenal itu makanya kenalan. Bukan main Dc aja
╔═══════════════╗
…..ώκώκ˚•♧•˚ώκώЌώ……
╚═══════════════╝
kesindir yaa? Lanjutin nyindir yang laen bro*beer*

Ringkasan Aqidah

Aqidah secara bahasa artinya simpulan, ikatan, perjanjian, sedangkan secara istilah : beberapa perkara yang wajib di yakini kebenranya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu"an

ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang sifat" Allah,

kajian akidah islam menurt hasan al bana:
a. Ilahiyah, pembahasan tentang ketuhanan
b. Nubuwat, pembahasan tentang nabi
c. Ruhaniyat, tentang alam netafisik, spt malaikat dan jin
d. Sam'iyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang bisa di ketahui lewat sama', yaitu dalil naqli berupa alquran dan sunah

Ringkasan : Sistem Pendidikan Nasional

Sistem pendidikan nasional adalah satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh yang saling bertautan dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum

dasar SPN ; ideal, konstitusi, operasional

tujuan SPN ; mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, agar menjadikan peserta didik yang bertakwa, beriman, berakhlak, berilmu, dan lain lain

fungsi SPN; mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat manusia dalam mewujudkan tujuan nasional

visi SPN; sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan warga indonedia menjadi manusia berkualitss.

misi SPN ;
a. Mengupayakan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
b. Membantu dan menfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa
c. Meningkatkan kualitas proses pendidik.

Ringkasan : Pendidikan Multikultural

Pndidikan multikultural adalah pendidikan ttg kberagaman budaya dlm meresponi prubhn kultural lingkungn masyarakat trtntu, bhkan masyrkt scra kselurhan.

ciri";

a. Membntk manusia budaya n brperdbn
b. Mgjarkn nilai luhr kmanusiaan, bgsa n kultural
c. Demokratis
d. D tentukan pd pnilaian thdp tingkahlaku anak didik (persepsi, apresiasi)

urgensi:
a. Sbg sarana pmech knflik
b. Agr siswa tdk trcerabut dr akar budaya
c. Sbg landsan pgembngn kurikulum nas.
d. Mnuju msyrkt yg multikultral

Ringkasan : Asas Pendidikan

Asas pendidikan

Asas pendidikan adalah suatu kebenaran yang menjadi dasar/tumpuan berfikir, baik pada perencanaan maupun pelaksaan pndidikan.
tutwuri handayani artinya bila di belakang mengawasi dengan awas (di blakang mbri dorangan). di rintis oleh ki hajar dewantara,

Asas belajar sepanjang hayat artinya pendidikan di mulai dalam kandungan, lahir dan sampai meninggal.
merupakan sudut pandang dari sisi yang berbeda dari pendidikan seumur hdup.

asas kemandirian dlm belajar adalah menempatkan guru dalam peran utma sebagai fasilitator dan motifator. Artinya menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan bila d perlukan.

Ringkasan : Aliran Pendidikan

Aliran pendidikan:

1. Clasic

a. Empirisme ; pndidikan dr pgalaman, tokoh ; john locke
b. Nativisme ; pndidikan dr pembwaan,
c. Naturalisme ; pndidkn dr pmbwaan, n akn rusak bl tdk pd lingkungn yg baik,
d. Konvergenci ;pndidkan dr pmbwaan dan lingkungn (william stream)

2. Modern

a. Esensialisme ;pndidkan d dasarkn pd nilai kbudayaan yg tlh ada (genrge santanaya)
b. Progesivisme; pndidkn brpust pd anak. Pndidkn yg bnr pd masa kini, mgkn tdk bnr d masa mendtng (john dewey)
c. Perinialisme; pndidkn dg jalan mundr kblakang, mgunkan nilai umum yg mjd pndgn hdup yg kuat pd zaman kuno n abt pertengahan (plato, aristoteles)
d. Reknnstruksionisme ; aliran yg brusha merombk tata susunan lama n mmbgun tata khdupn yg modern (george count)

Puisiku

puisi adalah dirimu yang membutakan mata..
sesaat sebelum aku ingin menatap pagi yang mengikat hati..
setelah hatiku terikat dengan ribuan hati yang menyerang malam-malamku..
masih terdiam dalam sujudku dan bertanyalah kaki-kaki pikiranku.. akankah hatimu berkata-kata sama dengan bibirmu berucap.. akankah pagimu jadi pagiku jika embun itu hanya ada ...

Cinta yang Sempurna

Berawal dari sebuah pertengkaran, hingga terjadilah sebuah cinta..

namun derai air mata kian menghiasi di setiap hari, bagai karang yang di hempas gelombang, ku tetap bertahan.
Karena aku yakin, suatu saat aku akan menang...

pihak ketiga takan ada selama keterbukaan, pengertian dan perhatian yang berbicara tida ada kata orang tua tidak merestui, karena tiada orang tua yang tidak ingin anaknya hidup bahagia di esok kelak.
Mereka hanya belum yaqin.

Jadi tiada kata menyerah untuk menggapai ridhoNya, karena ridho Allah terletak pada ridho Orang tua.
teruslah berjuang, sabar dan berdoa menelusuri jalan2 cinta dalam melukis cerita cinta yang smpurna

Aku Mencintaimu

Aku mencintaimu, namun bukan berarti aku harus memilikimu..justru aku harus melupakanmu demi kebahagiaanmu karena aku tau, aku takan mampu membuatmu bahagia bersamaku..

Jalanmu Bukan Jalanku

Sesaat aku terdiam..

Melihatmu aku pun tak mampu..
aku malu, kau menolak cintaku.

sakit yang ku rasa tiada artinya.

Sikapmu yang menganggapku tiada, membara tepiskan luka..

aku kecewa..
mungkin memang jalanku, ku harus relakanmu memilih dirinya,

mungkin sudah waktunya, ku harus tau jalan fikiranmu tak seperti inginku..

Cerita Seorang Pangeran

Ada seorang putri cantik jelita,

dengan kecantikan disertai dengan kerendahan dan ketulusan hatinya membuat rakyatnya tunduk dan hormat kepadanya.

Suatu hari ada seorang pangeran yang tampan, namun dia tidak tau bagaimana cara agar rakyatnya ikut menghormati sang putri.

pangeran itu akhirnya menarik baju sang putri dan mengibarkan ke tiang bendera seraya berkata "hormaaat graaak"

Ratu Kuman

Di suatu tempat yang bau, bersemayam sekumpulan kelompok yg di kepalai oleh ratu kuman.

Semakin hari, kekuasaan ratu kuman semakin meluas, hingga datanglah seorang pangeran deterjen bersama pasukan anti kumanya.

Namun ratu kuman tak takut, kenapa ya?






Oh... karena si Ibu tidak mencolek Sabun colek

Cerita Petis

Ada seorang pangeran, dia gagah perkasa, rupawan, dan arif bijaksana. Hanya saja dia tak punya kekasih.
hingga di suatu hari, dia meninggalkn kerajaanya, mengembara berpetualang mencari cinta sejatinya.

Gunung pun di daki, lautan pun di sebrangi, tapi tak juga mendapatkan pendamping seperti yang dia inginkan..
hingga akhirnya dia putuskan untuk kembali saja ke kerajaanya. Namun di tengah perjalanan dy bertemu dengan seorang gadis desa asli Pati, apa yg terjadi?

Gadis desa t pun myarankan sang pangeran agar bertapa d sebuat pasar di desa ngrunting. namun dalam pertapaanya, pangeran merasa haus dan lapar. Hingga dia mencium aroma daging yg khas.. smkin ia tergoda, dan akhirnya dia mencarinya.

singkat cerita, pangeran pun menemukan aroma yg mampu membuat hatinya tergugah, hingga dy mencicipinya..
oh ternyata petis runting, sang pangeran pun jatuh cinta pada petis..
Sang pangeran pun akhirnya mencari siapa pembuat petis runting itu, tapi tdk ktmu, hingga mengadakan sayembara."barang siapa yang menemukan pembuat petis se enak itu, bila laki2 akan d jadikan saudara, bl permpuan akan d jadikan istri"

namun tiada 1 pun yang bs mbuat petis smcm itu, hingga pangeran ingat kpd gadis Pati yang myuruhnya untk bertapa d pasar.
sayang beribu sayang, sang pangeran tidak menemukan gadis itu, krn dia tlh tiada. Hanya spucuk surat yg d titipkan kpada sdr gadis itu,surat itu myatakan bahwa dialah yg membuat petis itu. Mgingt sayembara, gadis t meminta pangeran menikah dg adik gadis tsb.

pangeran akhirnya memboyong adik gadis tsb k istana, hidup petis..

Fatwa Yai Ahmadi

masa muda

 pergunakan masa mudamu dengan hal hal yang bermanfaat. ingat...!
!!, masa muda tak akan selamanya.

Kamis, 24 Desember 2015

ISLAM SEBAGAI PRODUK BUDAYA

Apakah Islam adalah sebuah produk budaya?
Ini adalah sebuah pertanyaan yang tentunya sedikit membingungkan. Jelas-jelas Islam adalah sebuah agama, dan bisa dikatakan sebagai Ilmu. Namun ketika ada pertanyaan seperti itu, bagaimana jawaban kamu? Apakah Islam adalah produk budaya ataukah Budaya yang merupakan produk Islam?

Mari kita telaah bersama, Islam adalah sebuah agama yang bersumber pada Al Qur'an dan Hadits. Yang mana keduanya merupakan pedoman yang dijadikan sebagai rujukan dalam menjalankan syariat Islam tersebut.

Dapat dilihat dari isinya, Alqur'an dan Hadits sangat global. Oleh karena itu butuh adanya tafsir. Seseorang yang menafsirkan Alqur'an dinamakan Mufasir. Seorang Mufasir harus memenuhi syarat-syarat dalam ilmu tafsir agar bisa mengolah dan memberikan pengertian atau penjelasan yang mudah tentang Alquran. Memberikan penjelasan dan pengertian inilah merupakan kerja seorang manusia (mufasir) yang mencakup cipta, rasa, dan karsa. Yang lebih mudahnya dinamakan sebagai kebudayaan. Jadi dari sini dapat dipahami bahwa Islam merupakan sebuah produk budaya. Karena untuk dapat memahami tentang sejatinya Islam dibutuhkan olah pemikiran manusia (mufasir) dalam menjelaskan sumber ajaran Islam yang masih global. Tentunya dengan menggunakan beberapa pendekatan keilmuan.

Budaya Islam

Islam yang dihubungkan dengan kebudayaan berarti cara hidup atau way of life yang juga sangat luas cakupannya. Tentu disini Islam juga dilihat sebagai realitas sosial. Yakni Islam yang telah menyejarah meruang dan mewaktu, Islam yang dipandang sebagai fenomena sosial: bisa dilihat dan dicermati. Dengan demikian yang dimaksudkan kebudayaan Islam adalah cara pandang komunitas Muslim yang telah berjalan, terlembaga dan tersosialisasi dari kurun waktu ke waktu, satu generasi ke generasi yang lain dalam berbagai aspek kehidupan yang cukup luas tapi tetap menampilkan satu bentuk budaya, tradisi, seni, yang khas Islam.

Biasanya ruang lingkup studi budaya tidak bisa lepas dari beberapa faktor yang mencangkup manusia, pengaruh lingkungan, perkembangan masyarakat, serta lintas budaya ataucross-culture. Keunikan budaya dan peradapanIslam terletak pada kokohnya landasan budaya dan peradapan ini berdiri dan bersandar. Paling tidak ada lima poin utama yang membedakan budaya islam dengan budaya lain.

Pertama adalah konsep tauhid atau oneness of god.

Di mana saja kapan saja Islam selalu menampilkan ajakan satu Tuhan. Semua yang ada di atas bumi tunduk pada hanya satu Tuhan. Dengan unity of god atau tauhid, posisi individu dan kelompoknya terangkat dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Kemerdekaan, kebebasan yang tauhidi adalah citra budaya masyarakat ini.
Penjajahan, imperialisme,penindasan, atau kewenang-wenangan.penguasa atas penderitaan rakyat tidak ada tempat.

Kedua adalah universalitas pesan dan misi peradaban ini.

Qur’an menekankan persaudaraan manusia dengan tetap memberi ruang pada perbedaan ras, keluarga, negara, dan sebagainya. Al-Qur’an memberi ajaran yang jelas bahwa persatuan umat manusia adalah satu keharusan dengan tetap bersandar pada kebenaran, kebaikan, serta taqwa pada Allah.

Ketiga adalah prinsiap moral yang selalu ditegakkan dalam budaya ini.

Selain ajaran Al-Qur’an, sunnah yang penuh dengan nuansa-nuansa moral, peradaban dan kebudayaan Islam juga tidak pernah sepi dari ajaran ini. Ajaran moral wali songo misalnya nama bisa dibaca dalam bukuthe Admonition of Seh Bari, atau pesan-pesan seh Bari yang oleh para sejarawan diduga ditulis oleh sunan bonang. Ajaran moral walisongo juga disajikan melalui media wayang yang memasyarakat dijawa.

Keempat adalah budaya toleransi yang cukup tinggi.

Bisa dikatakan bahwa dimana sebuah negara penduduknya mayoritas muslim, seperti Madinah zaman Nabi misalnya, pastilah non muslim terjamin hidup aman, damai, berdampingan bersam-sama. Sementara jika minoritas muslim tinggal disebuah negara dengan penduduk mayoritas non muslim seperi yang terjadi di India, agaknya keadaan akan lain.

Kelima adalah prinsip keutamaan belajar memperoleh ilmu.

Budaya ngaji membaca dan mengkaji kandungan Al-Qur’an, mempelajar hadits adalah budaya Islam yang telah lama eksis sejak kurun pertama sampai kini.
Al-Qur’an dan sunah itu sendiri menekankan mulianya pendidikan dan pencari ilmu. Budaya baca, iqra’, dengan demikian telah terbukti membawa peradaban islam pada puncak peradaban dunia dalam waktu yang sangat lama. Budaya yang mengesankan ini sering disebut sebagai budaya pendidikan seumur hidup, atau ”life long educatin” yang terukir dalam sejarah sekaligus dalam sabda Nabi : “Carilah ilmu dari sejak bayi sampai keliang lahat “.

Minggu, 13 Desember 2015

Perpustakaan impian

Perpustakaan merupak faktor penunjang dalam pendidikan. Karena di dalamnya terdapat berbagai macam referensi yang dijadikan sebagai sarana menambah wawasan ilmu pengetahuan. Jadi, perpustakaan sangat urgensi dalam pendidikan.

Sebuah perpustakaan yang didalamnya terdapat banyak buku referensi menyatakan bahwa fasilitas di dalam lembaga pendidikan itu terbilang maju. Seorang pelajar atau mahasiswa cukup dengan perpustakaan yang ada di sekolahan atau kampusnya saja untuk mencari referensi.

Namun keterbatasan keuangan akan menjadikan referensi menjadi minim. Sehingga tidak bisa menghadirkan perpustakaan yang lengkap.

Keterbatasan buku di perpustakaan sebenarnya bukanlah penghalang dalam mencari referensi. Hal ini bisa lebih diminimalisir dengan adanya mesin fotocopy di perpustakaan tersebut.

Keterbatasan buku, ditambah dengan buku yang dipinjamkan beberapa mahasiswa akan menjadikan buku yang tersedia menjadi lebih sedikit. Dengan adanya mesin fotocopy tersebut diharapkan buku diperpustakaan akan relatif tersedia. Selain itu administrasi biaya fotocopyan bisa digunakan untuk membelikan buku-buku yang baru.

Sekian terimakasih

Laporan PPL

BAB I
PENDAHULUAN

Urgensi Praktik Profesi Lapangan

Praktek Profesi Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah belajar mengajar yang dipersyaratkan dalam pendidikan pra jabatan guru yang dirancang secara khusus untuk menyiapkan calon guru agar memiliki dan menguasai profesi keguruan yang terpadu secara utuh, sehingga setelah mahasiswa menjadi guru, mereka dapat mengemban tugas dan tanggung jawab secara profesional.

Praktek Profesi Lapangan (PPL) merupakan bagian dari serangkaian komponen profesionalisme kependidikan dalam kurikulum STAI Pati Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam yang bertujuan untuk :
Memberikan pengalaman dan pengetahuan praktek yang lebih luas sesuai spesifikasi jurusan dan program studi yang dimiliki.
Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi serta lingkungan sekolah.
Memiliki dan menguasai ketrampilan dasar mengajar.
Mampu melaksanakan ketrampilan mengajar pada mata pelajaran yang diajarkan.
Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengalamannya.
Memiliki suatu standart kompetensi professional guru.

Praktek Profesi Lapangan (PPL) bermanfaat baik bagi mahasiswa. Kegiatan PPL ini dapat membantu meningkatkan ketrampilan mengajar, mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam perkuliahan serta dapat mengetahui realita yang ada di sekolah. Bagi sekolah, kegiatan PPL ini memberikan informasi-informasi baru yang dapat dipadukan dengan kemampuan sekolah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, sedangkan bagi kampus kegiatan PPL ini dapat menciptakan mahasiswa calon guru yang profesional dan kompeten pada bidangnya.

Praktek Profesi Lapangan (PPL) berlangsung selama kurang lebih 30 hari yaitu mulai pada tanggal 1 September 2014 sampai dengan  tanggal 1 Oktober 2014 dan bertempat  di  Madrasah Aliyah Nurul Qur’an Desa Tegalwero Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.
Dengan Praktek Profesi Lapangan (PPL) di Madrasah Aliyah Nurul Qur’an Desa Tegalwero Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati, praktikan merupakan bentuk kegiatan mahasiswa terhadap aplikasi pendidikan disekolah atau madrasah. Kegiatan ini merupakan aktivitas terapan dan latihan profesi dalam hal ini penulis mendapatkan tugas mengajarkan:
Mata pelajaran Fiqih kelas XII A dan kelas XII  B yang diampu oleh Ibu Hj. Hanik Rohmawati, S.Ag. Dengan jumlah tatap muka dengan siswa secara langsung sebanyak 1 kali pertemuan dalam 1 minggu dalam jam yang berbeda dan hari yang sama dengan alokasi waktu (2 x 45 menit).
Dengan jadwal pengajaran sebagai berikut :
PERTEMUAN
KELAS
PELAKSANAAN
JAM KE

I
XII A
3 September 2014
1 – 2

II
XII B
3 September 2014
3 - 4

III
XII A
10 September 2014
1 – 2

IV
XII B
10 September 2014
3 - 4

V
XII A
17 September 2014
1 – 2

VI
XII B
17 September 2014
3 - 4

VII
XII A
24 September 2014
1 – 2

VIII
XII B
24 September 2014
3 - 4

Gambaran Umum Sekolah Madrasah

Secara geografis letak MA Nurul Qur’an Tegalwero Pucakwangi ± 30 Km dari kota Kabupaten Pati ke arah Tenggara, dengan luas tanah wakaf ± 1.500 m
Adapun lokasi MA Nurul Qur’an terletak di Jl. Raya Juana Pucakwangi Km.13 Tegalwero Pucakwangi Pati, yaitu berada diantara rumah penduduk dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk.
Sebelah Utara berbatasan dengan jalan desa.
Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk.
Sebelah Selatan berbatasan dengan persawahan penduduk.

BAB II
ORIENTASI KAMPUS/PEMBEKALAN (COACHING)

Kegiatan Orientasi Kampus ini berlangsung selama 2 hari, yang dikoordinasikan oleh Panitia Penyelenggara PPL. Kegiatan tersebut meliputi:
Penyegaran kembali masalah-masalah keguruan, antara lain: kebijakan akademik tentang PPL, kode etik keguruan, keterampilan dasar mengajar, pembelajaran aktif, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan penilaian hasil belajar.
Informasi tentang Sekolah latihan dengan berbagai permasalahannya.
Hal-hal teknis pelaksanaan PPL
Penyusunan laporan

BAB III
OBSERVASI LIGKUNGAN SEKOLAH

Diskripsi Umum Kelas Latihan

Tinjauan historis
Madrasah Aliyah Nurul Qur’an adalah salah satu madrasah setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kecamatan Pucakwangi tepatnya di desa Tegalwero. MA Nurul Qur’an ini berdiri pada tahun 2000 di bawah naungan Yayasan Perguruan Ilmu Al-Qur’an (YPIQ) yang telah berdiri sebelumnya pada tahun 1996.
Yayasan Perguruan Ilmu Al-Qur’an (YPIQ) pada awalnya adalah sebuah yayasan swakelola yang dijalankan pengurus yayasan. Pada tahun 1990-1999 yayasan ini berawal dengan melakukan kegiatan berupa Lembaga Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Selain menjalankan kegiatan tersebut, pengurus yayasan yang pada saat itu adalah pengurus TPQ juga melakukan kegiatan santunan kepada anak yatim piatu dan kaum dhuafa yang melibatkan masyarakat secara luas dan mendapatkan respon yang positif dari masyarakat, khususnya masyarakat desa Tegalwero.
Yayasan Perguruan Ilmu Al-Qur’an (YPIQ) dalam melaksanakan kegiatannya berdasarkan hukum Pancasila dan berdasarkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Yayasan Perguruan Ilmu Al-Qur’an (YPIQ) dalam melaksanakan kegiatannya bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, dan bidang sosial. Selain itu juga YPIQ memiliki tujuan membangun dan memajukan masyarakat dibidang pendidikan agar menjadi warga negara yang cakap, terampil serta memiliki tanggung jawab terhadap agama, bangsa dan negara.
Untuk memperkuat pengelolaan pada semua jenis unit pendidikan yang ada, maka pada tanggal 23 Agustus 1999 pengurus YPIQ mengajukan yayasan ini ke Akte Notaris Suharyanto, SH. untuk mendapatkan status yayasan yang berbadan hukum. Dan pada tanggal 24 Agustus 1999 Yayasan Perguruan Ilmu Al-Qur’an (YPIQ) telah resmi berbadan hukum dengan Akte Notaris Suharyanto, SH. Nomor 01 tanggal 24 Agustus Tahun 1999.
Yayasan Perguruan Ilmu Al-Qur’an (YPIQ) membawahi unit pendidikan sebagai berikut:
Pra sekolah atau Taman Kanak-kanak.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Qur’an status terakreditasi B.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Qur’an status terakreditasi B.
Madrasah Aliyah (MA) Nurul Qur’an status terakreditasi B.
Madrasah Diniyah (Madin) Nurul Qur’an.
Pondok Pesantren putra/putri Nurul Qur’an.

Struktur Organisasi

MA Nurul Qur’an Tegalwero Pucakwangi Pati memiliki susunan organisasi dalam mengatur jalannya proses pendidikan yang ada. Adapun struktur organisasi MA Nurul Qur’an Tahun Pelajaran 2014/2015, adalah  sebagai berikut:
Ketua Yayasan:  H. Moh. Thohir, S.Pd.I
Ketua Komite:  Moh. Yasir
Kepala Madrasah:  H. Yasin, S.Ag. MH
Bendahara:  Hj. Hanik Rohmawati, S.Ag
Kepala Tata Usaha:  Moh. Abdul Khozem, S.Pd.I
Waka Kurikulum:  Teguh Pramono, S.Pd.I
Waka Kesiswaan:  Suparno
Waka Humas :  Nurkayah, S.Pd
Waka Sarpras:  Matrasid, S.Pd.I
  BP / BK:  Sudiyanto, S.Pd
  Pembina OSIS:  Mochammadun, S.HI
  Seksi Perpustakaan:  Abdul Salam, S.Pd.I 
  Seksi Lab. Komputer:  Mochammadun, S.HI
  Seksi Lab. IPA:  Luluk Siti Fatimah, A.Ma
  Wali Kelas XA:  Nur Efendi, S.Pd
  Wali Kelas XB:  Nur Azis Fauzanah, S.Pd.I
  Wali Kelas XI IPA:  Wartono, S.Pd
  Wali Kelas XII A IPA:  Ummi Nur Sholihah, S.Pd.
  Wali Kelas XIIB IPA:  Siti Nur Syamsiyah, S.Pd.I
  Security:  Moh. Nur Kholis
  Pembina Pramuka:  Abdul Rozak
  Kebersihan ( 6 K ):  Suyoto

Data Guru dan Karyawan

    Daftar Guru dan Karyawan
MA Nurul Qur’an Tegalwero Pucakwangi Pati
Tahun Pelajaran 2014/2015
No.
Nama
Pendidikan Terakhir
Jabatan

1
H. Yasin, S.Ag.MH
S2
Kepala Madrasah

2
Hj. Hanik R, S.Ag
S1
Guru/Bendahara

3
Suparno
-
Guru/Waka Kesiswaan

4
Matrasid
S1
Waka Sarpras

5
Parjo ,S.Ag.MA
S1
Guru

8
Noorkayah, S.Pd
S1
Waka Humas

9
Ummi Nur Sholihah,S.Pd
S1
Guru

10
Ky. Ali Musthofa
PONPES
Guru

11
Ky. Ahmad Jauhari
PONPES
Guru

12
Ky. Shofi’i
PONPES
Guru

13
Luluk Siti Fatimah, A.Ma
D3
Guru

14
Lilin Hartutik, S.Pd
S1
Guru

15
Teguh Pramono, S.Pd.I
S1
Guru/Waka Kurikulum

16
M. Ali Kholis Udin, S.Pd
S1
Guru

17
Wartono, S.Pd
S1
Guru

18
Mahfiyatul Haritsah
PONPES
Guru

19
Mochamadun, S.H.I
S1
Guru/Pembina OSIS

20
Suhadak, S.Pd
S1
Guru

21
Nur Aziz F. S.Pd.I
S1
Guru

22
Siti Nur Syamsiyah,S.Pd.I
S1
Guru

23
Moh. Subagyo, M.Ag
S2
Guru

24
Sudiyanto, S.Pd
S1
Guru/BK/BP

25
Moh. Abdul Khozem, S.Pd.I
SI
Ka. TU

26
Abdul Salam,S.Pd.I
S1
Petugas Perpus.

27
Abdul Rozak
SLTA/MAN
Staf Tata Usaha

Pembina Pramuka

29
Moh. Nur Kholis
SLTA/SMA
Satpam

30
Suyoto
SLTA/SMA
Tukang Kebun

Sarana dan Prasarana Madrasah

Madrasah Aliyah Nurul Qur’an Tegalwero Pucakwangi Pati dalam kegiatan proses belajar mengajar ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup memadahi sehingga madrasah ini termasuk dalam kategori madrasah yang maju. Sarana dan prasarana di madrasah ini meliputi:

Luas Tanah:  3.000 m2
Ruang Kelas:  5 ruang
Ruang Kepala Madrasah:  1 ruang
Ruang guru:  1 ruang
Ruang Tata Usaha:  1 ruang
Ruang OSIS:  1 ruang
Lab. Komputer:  1 ruang
Ruang UKS:  1 ruang
Ruang Tamu:  1 ruang
Ruang Perpustakaan:  1 ruang
Ruang WC:  3 ruang
Televisi:  2 unit
Komputer:  15 unit
Sound System:  6 unit
Almari:  8 buah
Meja Guru:  20 buah
Kursi Guru:  40 buah
Meja Siswa:  106 buah
Kursi Siswa:  210 buah
Papan Tulis:  5 buah
Papan Pengumuman:  2 buah

Data Keadaan Siswa

Madrasah Aliyah Nurul Qur’an selain siswanya  berasal dari masyarakat desa Tegalwero ada juga yang berasal dari luar Kecamatan Pucakwangi bahkan ada juga yang berasal dari luar Kabupaten Pati. MA Nurul Qur’an Tegalwero tahun pelajaran 20014/5 mempunyai siswa sebanyak 138 siswa dengan perincian sebagai berikut:

Data Keadaan Siswa MA Nurul Qur’an Tegalwero Pucakwangi
Tahun Pelajaran 2014/2015

No
Keadaan Siswa
Kelas X A
Kelas X B
Kelas
XI 1 IPA
Kelas
XII 1 IPA
Kelas
XII 2 IPA
Jumlah
Total

1
Jumlah Siswa
30
30
33
22
23
138

2
Rombel
1
1
1
1
1
5

Observasi Pembelajaran Model

Model Pembelajaran yang dilakukan di Madrasah Aliyah Nurul Qur’an pelajaran Fiqih yang diajarkan oleh guru pamong adalah dengan menggunakan makalah dari internet yang telah disesuaikan dengan materi yang ada dalam kurikulum. Maka metode yang digunakan adalah metode diskusi secara kelompok.
Jadi siswa harus benar-benar bisa menguasai materi yang menjadi tema untuk kelompoknya, disamping itu siswa juga diberi LKS untuk dipelajari sendiri dan bahan untuk evaluasi pelajaran.
Tapi untuk pembelajaran oleh para praktikum ini dibolehkan oleh guru pamong untuk tidak menggunakan metode diskusi saja melainkan menggunakan metode lain yang mampu menunjang proses pembelajaran.
 





BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIK PEMBELAJARAN
DAN MANAJEMEN SEKOLAH
Praktik Pembelajaran di Kelas
Materi
Dalam melaksanakan Praktek Profesi Lapangan (PPL) di Madrasah Aliyah Nurul Qur’an Tegalwero Pucakwangi Pati, masing-masing mahasiswa menyampaikan materi yang telah ditentukan sebelumnya dan sebelum melaksanakan proses pembelajaran mahasiswa mengkonsultasikannya kepada guru pamong terlebih dahulu.
Materi yang diajarkan dalam pelajaran Fiqih ini adalah sebagaimana jadwal berikut:
No
Hari / Tanggal
Mata Pelajaran
Jam ke
Kelas Latihan
Materi
Ket

1

2

3

4

 

5

6

7

8
Rabu, 3 September 2014

Rabu, 3 September 2014

Rabu, 10 September 2014

Rabu, 10 September 2014

Rabu, 17 September 2014

Rabu,  17 September 201

Rabu,  24 September 2014

Rabu,  24 September 2014
Fiqih

Fiqih

Fiqih

Fiqih

Fiqih

Fiqih

Fiqih

Fiqih
1-2

3-4

1-2

3-4

1-2

3-4

1-2

3-4
XII A

XII B

XII A

XII B

XII A

XII B

XII A

XII B

Syarat-syarat menjadi kholifah dan tata cara pengangkatannya

Syarat-syarat menjadi kholifah dan tata cara pengangkatannya

Majlis Syura

Majlis Syura

Ulangan BAB I Siyasah Syar’iyyah

Ulangan BAB I Siyasah Syar’iyyah

Sumber Hukum Islam (1)

Sumber Hukum Islam (1)

Metode
Dalam dunia pendidikan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran itu salah satunya adalah dengan tepatnya metode yang digunakan. Adapun metode yang telah digunakan dalam PPL ini adalah menggunakan metode ceramah sebagai metode utamanya. Karena menurut pengalaman yang ada kelas yang tergolong kelas besar ( lebih dari 40 anak ) itu tidak efektif untuk digunakan untuk diskusi.
Namun disamping metode ceramah juga digunakan metode yang lainnya seperti metode tanyajawab, penugasan dan diskusi, tapi tidak sebagai metode utama dalam pembelajaran.

 
Media
Untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran diperlukan alat atau media. Media yang telah digunakan dalam PPL ini adalah media papan tulis dan laptop untuk menyimpan materi. Media yang digunakan masih begitu sederhana karena dalam penggunaan LCD masih terbatas dan digunakan pada waktu yang tertentu saja.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui timbal balik siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Penulis menggunakan evaluasi dalam bentuk Lisan dan Tertulis. Test Lisan berupa Tanya jawab antara guru dan siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, sedangkan untuk Test tertulisnya berupa penugasan kerja kelompok, pekerjaan rumah, dan mengerjakan soal dalam LKS.

Praktik Administrasi dan Manajemen Sekolah
Praktik Administrasi dan Manajemen Sekolah yang menawarkan keleluasaan pengelolaan sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan tenaga pendidik yang profesional.  Oleh karena itu, praktikan dalam melaksanakan praktik administrasi dan manajemen sekolah tersebut perlu seperangkat kewajiban dan tuntutan pertanggung jawaban  yang tinggi. Selain itu juga, praktikan di tuntut memiliki kemampuan professional dan manajerial dari semua komponen yang mencakup pengelolaan satuan pendidikan.
Selain praktek mengajar di kelas, praktikan juga merumuskan administrasi pembelajaran sebagai pelengkap dari administrasi guru, administrasi tersebut yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Silabus dll. Dan didalam proses pembelajaran Praktikum juga ikut dalam pengisian absen kelas, dan jurnal kelas.
Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kulikuler
Pelaksanaan kegiatan ekstra kulikuler di MA Nurul Qur’an beragam. Bahkan MA ini terbilang aktif dalam kegiatan ekstra kulikuler, meliputi:
Qira’atil Qur’an
Kegiatan Qira’atil Qur’an di MA Nurul Qur’an dilaksanakan tiap pagi kecuali hari senin. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa MA Nurul Qur’an gemar membaca Alqur’an disamping itu agar siswa yang tidak bisa membaca menjadi bisa.
Qira’atil Qur’an merupakan kegiatan ekstra dari mulai jam 7.00 sampai jam 7.30 untuk kelas X dan kelas XI karena melihat dari bacaan Al-qur’anya yang masih butuh pembelajaran. Adapun mahasiswa PPL STAI Pati disini menjadi guru pembimbing siswa-siswa dalam kegiatan qiraah.
Pelajaran Kitab Kuning
Sebagaimana qiraatil qur’an, juga dilaksanakan tiap pagi untuk kelas XII adalah pelajaran kitab kuning. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu membaca kitab kuning ketika tamat MA.
Pengelolaan Sumber Belajar
Dalam penggunaan sumber belajar dalam pembelajaran penulis menggunakan sumber-sumber yang sudah ada yaitu Buku paket Ayo Mengkaji Fiqih karangan A. Musthofa Hadna, buku LKS Fiqih dan buku – buku lainnya yang masih relevan dengan materi yang ada. Disamping itu juga penulis juga memanfaatkan sumber dari internat sebagai tambahan dalam menjelaskan materi

Kendala Pelaksanaan  Pembelajaran
Para siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran yang telah praktikan sampaikan. Hal itu kemungkinan terjadi karena mereka menganggap bahwa guru Praktikan hanyalah seorang guru yang baru dan belum dikenal.
Kurangnya sumber belajar yang dimiliki oleh siswa. Siswa kebanyakan hanya memiliki satu sumber belajar dan itu  berasal dari buku paket / LKS.
Kesulitan dalam pengkondisian kelas karena Banyak peserta didik yang kurang memperhatikan dan mendengarkan ketika guru praktikan menyampaikan materi pembelajaran. Banyak peserta didik yang keluar masuk kelas (baik meminta ijin kepada guru praktikan maupun tidak).

Pemecahan Masalah
Selalu memotivasi dan mengaktifkan siswa, yaitu dengan memberinya  pertanyaan-pertanyaan secara acak, demokrasi, eksperimen, mengajak mereka berdiskusi memecahkan persoalan yang ada dan lain-lain. Sehingga mereka yang tadinya kurang atau tidak memperhatikan menjadi lebih serius dan berkonsentrasi memperhatikan materi yang telah saya sampaikan.
Menjelaskan lagi materi yang belum dipahami siswa dengan memberi media berupa gambar dan memberi motivasi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya, sehingga mereka berani bertanya pada gurunya apabila belum paham apa yang telah disampaikan.
Memberikan wawasan kepada siswa, bahwa belajar tidak hanya dari satu buku saja, akan tetapi bisa berasal dari berbagai macam  sumber, seperti : alam sekitar, majalah, televisi maupun internet.
Bagi guru praktikan hendaknya melakukan variasi metode pembelajaran. Pelajari berbagai teori-teori mengajar seperti bagaimana kiat-kiat untuk mengkondisikan kelas. Bangunlah hubungan emosional dengan peserta didik dengan cara pendekatan individual (di dalam maupun di luar kelas).

















BAB V
PENUTUP
Simpulan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan mahasiswa terhadap aplikasi kependidikan di sekolah atau di madrasah.
Kegiatan PPL merupakan latihan profesi bagi mahasiswa atau calon guru yang berasal dari pengalaman kependidikan nyata yang ada di lapangan, sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan profesional.
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan pengalaman yang akan menjadi bekal yang berarti bagi pendidikan.
Hasil yang didapat dari PPL ini  adalah :
Mahasiswa mampu mengetahui secara langsung berbagai macam karateristik siswa yang berbeda-beda.
Mahasiswa dapat mempraktekkan dan menerapkan berbagai macam metode yang tepat untuk pembelajaran.
Dapat mengetahui secara langsung bentuk administrasi yang ada dalam sekolah.
Dapat menjalin hubungan silaturahmi antara STAI Pati dan Madrasah Aliyah Bustanul Ulum Pagerharjo.
Saran-saran
Penulis mengharap agar dalam pelaksanaan praktek pengalaman Lapangan (PPL) dapat berjalan sesuai yang diharapkan maka saran kami Bagi STAI PATI  adalah:
Pembekalan dilakukan secara teknik dan praktis  baik dalam micro teachimg maupun dalam pembuatan laporan.
Persiapan haruslah dilaksanakan semaksimal mungkin.
Bagi Lembaga yang ditempati:
Tingkatkan rasa disiplin baik didalam sekolah maupun diluar sekolah
Perlu adanya motivasi belajar untuk maju secara kontinyu demi meningkatkan prestasi siswa.
Bagi mahasiswa praktikan: Taatilah semua peraturan yang ada baik di fakultas maupun disekolah tempat PPL, selalu menjalin ukhuwah Islamiyah dan selalu berakhlakul Karimah.

Penutup
Dengan Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan Hidayah-NyA penulis ucapkan atas terselesainya laporan ini.
Meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi penulis sadar akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan laporan ini.
Akhirnya Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca sekalian,

Kamis, 10 Desember 2015

Telepon Unik

Kekurangan dana bukanlah sebuah penghalang seseorang untuk berkreasi.

Di zaman yang semakin canggih, hp mengikuti perkembangan sesuai kebutuhan masyarakat. untuk mengakses internet lebih cepat, hadirlah hp android, iphone maupun windows sampai blackberry. namun pernah enggak terbayang berkomunikasi dengan teman atau sahabat yang jauh tanpa memegang hp?, misalnya menelfon teman seperti berbicara seakan teman anda ada di samping kamu

saya mencoba melakukan inofasi telekomunikasi dari sebuah hp pemberian teman saya yang dia dapat dari rosok. mengingat saya waktu itu tidak punya hp.
hp tersebut dalam keadaan mati, maklum lah barang gratisan. namun coba saya terapkan dengan hp hp lain sehingga menjadi satu, dan alhamdulillah hidup.
melihat banyaknya hp yang beredar dipasaran, terlihat sangat bagus. namun saya mencoba ke.bangkan hp yang saya perbaiki itu menjadi sedikit berguna.
dengan alat seadanya dan bekas perdana, saya coba membuatkan sebagai kerangkanya. agar terkesan unik saya buat seperti hp jaman dulu, hehe... jadul kayak saya.
namun jangan salah, walau terlihat jadul, namun saat menelfon tidak perlu memegang atau mendekatkan hp pada telinga. saya cukup meletakkanya di samping saya atau jarak sekitar 3 meter dari tempat saya duduk. seakan mengobrol dengan teman. 

Rabu, 09 Desember 2015

Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi di negara kita, berasal dari Bahasa Melayu. Pada zaman dahulu, Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai bahasa kesastraan, bahasa penghubung antar suku di Indonesia, bahasa perdagangan serta bahasa resmi kerajaan-kerajaan di nusantara. Prasasti-prasasti kuno yang menggunakan Bahasa Melayu juga telah banyak ditemukan di Indonesia, seperti Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang tahun 683, Prasasti Talang Tuo di Palembang tahun 684, Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat tahun 686, dan Prasasti Karang Brahi Bangko di Jambi tahun 688.
Usulan menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional berasal dari seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah di Indonesia bernama Muhammad Yamin. Dia berpendapat bahwa Bahasa Melayu adalah bahasa pergaulan dan persatuan di Indonesia. Beberapa faktor yang menyebabkan Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa nasional oleh Bangsa Indonesia, yaitu Bahasa Melayu merupakan bahasa penghubung antar suku bangsa di seluruh Indonesia dan telah diterima dengan baik oleh semua suku bangsa di nusantara, Bahasa Melayu sangat mudah dipelajari, serta Bahasa Melayu mempunyai tutur kata dan bahasa yang halus sesuai dengan ciri khas bangsa kita yang santun dan sopan.
Bangsa Indonesia resmi mengakui Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan nasional Indonesia yaitu pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yaitu sesuai dengan bunyi ikrar sumpah pemuda ketiga yaitu Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa  persatuan, Bahasa Indonesia.  Namun secara hukum Internasional, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Bangsa Indonesia baru diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.
Perkembangan Bahasa Indonesia dimulai dengan lahirnya seorang pujangga di tahun 1933 bernama Sutan Takdir Alisyahbana. Beliau telah menyusun tata bahasa baru bahasa Indonesia pada tahun 1936. Pada tahun 1938, peristiwa penting mengenai bahasa Indonesia terjadi, tepatnya pada tanggal 25-28 Juni 1938 telah dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Kongres tersebut menghasilkan adanya usaha pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia pada saat itu.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, diadakanlah sidang PPKI pertama dan ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya yaitu Pasal 36 yang telah menetapkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Indonesia.
Perkembangan baru tentang bahasa Indonesia terjadi lagi pada tanggal 19 Maret 1947 dengan dimunculkannya penggunaan Ejaan Republik Indonesia atau sering disebut dengan Ejaan Soewandi.
Setelah kongres Bahasa Indonesia I diadakan di Solo, pada tanggal 28 Oktober2 November 1954 Kongres Bahasa Indonesia II diselenggarakan di Medan. Pengadaan kongres ini merupakan kesungguhan pada cendekiawan Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan Bahasa Indonesia yang telah diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai Bahasa Negara Indonesia.
Pada kepemimpinan Bapak Soeharto sebagai Presiden RI kedua, pada tanggal 16 Agustus 1972, beliau meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan Rapat Paripurna DPR RI. Hal ini dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Menteri Pendidikan pada saat itu yaitu Bapak (cari) , pada tanggal 31 Agustus 1972 beliau menetapkan pedoman EYD yang resmi dan diberlakuan di seluruh wilayah nusantara Indonesia.
Kongres-kongres Bahasa pun diadakan terus menerus oleh para pakar dan ahli bahasa. Dimulai  dari Kongres Bahasa Indonesia III diadakan pada tanggal 28 Oktober  2 November 1978 di Jakarta. Kemudian pada tanggal 21-26 November 1983 yang diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta dan pada tanggal 28 Oktober  3 November 1988, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Disusul kemudian Kongres Bahasa Indonesia VI pada tanggal 28 Oktober  2 November 1993 yang diselenggarakan di Jakarta dan Kongres Bahasa Indonesia yang terakhir diadakan pada tanggal 26-30 Oktober 1998 di Hotel Indonesia, Jakarta.
Kongres-kongres tersebut menghasilkan banyak hal, diantaranya adalah semua warga negara Indonesia diwajibkan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dicetaknya Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, serta didirikannya Lembaga Bahasa Indonesia dan Badan Pertimbangan Bahasa.
Bahasa Indonesia dalam perkembangan zaman saat ini sangat penting peranannya, yakni sebagai alat pemersatu bangsa, sarana bertukar pikiran dan pandangan, pemerkokoh kebudayaan nasional, serta yang terpenting adalah sebagai ciri identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan berkarakter kuat.

KOMPONEN DAN STRUKTUR KURIKULUM

Komponen menurut kamus besar bahasa indonesia adalah bagian dari keseluruhan atau di sebut juga unsur.
Komponen- komponen pengembangan kurikulum
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen- komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni:
Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum setiap aturan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah di tetapkan dalam UU No. 2 Th 1989 tentang sistem pendidikan Nasional. Dalam skala yang lebih luas, kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan pendidikan nasional. Khususnya dan sumber daya manusia yang berkualitas umunya.
Materi kurikulum
Materi kurikulum adalah isi kurikulum dalam Undang undang pendidikan tentang Sistem  Pendidikan Nasional telah di tetapkan, “ Isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan suatu pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapian tujuan pendidikan nasional       (Bab IX, Psl 39). Sesuai dengan rumusan tersebut, isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses belajar dan pembelajaran.
Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendididkan tersebut.
Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalm hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan taerget tertinggi yang hendak dicapai melalui penyampaian materi kurikulum.
Metode kurikulum
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui prosedur tetentu. Dewasa ini, keaktifan siswa belajar mendapat  tekanan utama dibandingkan dengan keaktifan siswa yang bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Karena itu, istilah metode yang lebih menekankan pada kegiatan guru, selanjutnya diganti dengan istilah strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa.
Organisasi kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk, yang masing-masing memiliki ciri-crinya sendiri.
Mata pelajaran terpisah-pisah (isolated subjects)
Kurikulum terdiri dari sejumlah sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, seperti: Sejarah, Ilmu pasti, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Tiap mata ajaran disampaikan sendiri-sendiri yanpa ada hubungannya dengan mata ajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu, dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan dan kemampuan siswa, semua materi diberikan sama.

Mata ajaran berkorelasi (correlated)
Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh ialah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan siswa memehami pelajaran tersebut. Contohnya, dalam pengajaran Sejarah dan ilmu Bumi, masing-nasing diberikan dalam waktu yang berbeda, tetapi isi atau materi dihubungkan dengan hal yang sama, atau dengan pusat minat. Cara lain, ialah pada waktu guu mengajarkan Sejarah dengan topik tertentu, dia korelasikan  dengan masalah tertentu dalam mata ajaran ilmu bumi.
Bidang studi (broadfield)
Beberapa mata ajaran yang sejenis dan memiliki ciri- ciri yang sama di korelasikan/ di fungsikan dalam satu bidang pengajaran.
Program yang berpusat pada anak (childcentered program)
Program ini adalah orientasi baru dimana kurikulum di titik beratkan pada kegiatan- kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
Core Program
Core artinya inti atau pusat. Core program adalah suatu progran inti berupa suatu unit atau masalah. Masalah itu diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, misalnya bidang study  IPS.
Electic Program
Electric program adalah suatu program yang mencari keseimbangan  antara organisasi kurikulum yang berpusat pada mata ajaran dan yang berpusat pada peserta didik. Caranya ialah memilih unsur- unsur yang dianggap baik yang terdapat pada kedua jenis organisasi tersebut, kemudian unsur- unsur itu diintegrasikan menjadi suatu program. Program ini sesuai dengan minat, kebutuhan , dan kemantangan peserta didik.
Evaluasi kurikulum
Dengan evaluasi dapat di peroleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.
Aspek- aspek yang perlu di nilai bertitik tolak dari aspek- aspek tujuan yang hendak di capai, baik tujuan kurikulum, tujuan pembelajaran dan tujuan belajar siswa. Setiap aspek yang di nilai berpangkal pada kemampuan- kemampuan apa yang hendak di kembangkan. Sedangkan tiap- tiap  kemampuan itu mengandung unsur- unsur pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta nilai.
Jenis penilaian yang di laksanakan tergantung pada tujuan di selenggarakannya penilaian tersebut. Misalnya, penilaian formatif di maksudkan perbaikan yang di butuhkan. Berbeda dengan penilaian summatif yang bermaksud  menilai kemajuan siswa setelah satu semester atau dalam  periode tertentu, untuk mengetahui perkembangan siswa secara menyeluruh.
Ada beberapa persyaratan yang harus di penuhi oleh suatu instrumen penilaian, ialah validitas, reabilitas, objektivitas, kepraktisan, pembedaan, syarat- syarat ini di jelaskan lebih lanjut pada bab evaluasi belajar dan pembelajaran. Di samping itu, perlu di perhatikan bahwa 1. Penilaian harus bersifat objektif, di lakukan berdasarkan tanggung jawab kelompok guru, rencana yang rinci dan terkait dengan pelaksanaan kurikulum, sesuai dengn tujuan dan materi kurikulum, menggunakan alat ukur yang handal dan mudah di laksanakan serta membergikan hasil yang akurat.
Struktur- struktur Pengembangan Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus di tempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan di tuangkan dalam kompetensi yang harus di kuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang di tempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun. Struktur kurikulum SD/MI di susun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:
Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan            “ IPA terpadu” dan “IPS terpadu”.
Pembelajaran pada kelas I s.d III di laksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d VI di laksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur  kurikulum.
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran ( satu semester ) adalah 34- 38 minggu.
Struktur kurikulum SD/ MI sebagai berikut:
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU BELAJAR
PER MINGGU

I
II
III
IV
V
VI

Kelompok A
 
 

1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
4
4
4
4
4
4

2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
5
6
6
4
4
4

3.
Bahasa Indonesia
8
8
10
7
7
7

4.
Matematika
5
6
6
6
6
6

5.
Ilmu Pengetahuan Alam
-
-
-
3
3
3

6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
-
-
-
3
3
3

Kelompok B



1.
Seni Budaya dan Prakarya
4
4
4
5
5
5

2.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
4
4
4
4
4
4

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
30
32
34
36
36
36

Struktur kurikulum SMP/MTs
Struktur  kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran yang di tempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII s.d kelas IX. Struktur kurikulum di susun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:
Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang di sesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, temasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat di kelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal di tentukan oleh satuan pendidikan.
Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “ IPA terpadu ” dan “ IPS terpadu ”.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur  kurikulum.
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran  ( dua semester) adalah  34- 38 minggu.
Struktur kurikulum SMP/MTs sebagai berikut:

MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU

VII
VIII
IX

Kelompok A

1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3

2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
3
3

3.
Bahasa Indonesia
6
6
6

4.
Matematika
5
5
5

5.
Ilmu Pengetahuan Alam
5
5
5

6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4

7.
Bahasa Inggris
4
4
4

Kelompok B

1.
Seni Budaya
3
3
3

2.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3
3
3

3.
Prakarya
2
2
2

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
38
38
38

Struktur kurikulum SMA/MA
Struktur kurkulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang di tempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X s.d XII .
Pengorganisasian kelas- kelas pada SMA/MA di bagi ke dalam dua kelompok , yaitu kelas X merupakan progran umum yanh diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas IX dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program (1) program ilmu peengetahuan, (2) program ilmu pengetahuan sosial, (3) program bahasa, (4) program keagamaan, khusus untuk MA.
Struktur kurikulum SMK/ MAK
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.  Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini sekolah menengah kejuruan (SMK) dan madrasah aliyah kejuruan (MAK) diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK/ MAK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran dasar kejuruan, muatan lokal, dan pengembangan diri.
Mata pelajaran wajib terdiri atas pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, dan ketrampilan/ kejuruan. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya sekaligus manusia kerja.
Muatan lokal merupakan kegiatan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang di sesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat di kelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal di tentukan oleh satuan pendidikan.
Struktur kurikulum SMK/ MAK meliputi substansi pembelajaran yang di tempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai kelas XII. Struktur kurikulum SMK/ MAK di susun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Kesimpulan
Komponen- komponen kurikulum yaitu:
Tujuan kurikulum
Materi kurikulum
Metode kurikulum
Organisasi kurikulum
Evaluasi kurikulum
Struktur kurikulum
Struktur kurikulum SD/ MI
Struktur kurikulum SMP/ MTs
Struktur kurikulum SMA/ MA

ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP KERJA BIMBINGAN PENYULUHAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini, kami susun sebagai rangkaian dari tugas mata kuliah bimbingan penyuluhan yang dilaksanakan di kelas G STAI PATI pada semester VI.
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini merupakan kegiatan yang mampu memberikan sumbangsih yang cukup penting bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP) untuk mengenal lebih jauh dan mendalam mengenai bimbingan penyuluhan yang sesungguhnya. Untuk itu, dalam pembuatan makalah ini penulis berusaha menyusun dengan sepenuh hati berdasarkan referensi yang kami pelajari.
Pembuatan makalah ini dapat terlaksana dengan lancar atas bantuan dari semua pihak yang terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
Bapak Kaanto, M. S. I., selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Penyuluhan;
Bapak Nursahid, selaku pelindung kelas G semester VI;
Ibu Sugiati, selaku inspirator dan motivator kelas G semester VI;
Bapak dan Ibu serta karyawan PERPUSDA Pati dan Kudus yang telah membantu meminjamkan reverensi demi kelancaran pembuatan makalah ini;
Teman-teman STAIN Kudus, UMK, UNES, dan UMS Solo yang mendukung, dan membantu kami meminjamkan reverensi;
Seluruh mahasiswa STAI Pati terutama kelas G semester VI yang telah berperan aktif serta turut turut mendukung pembuatan makalah ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan akan menjadi amalan yang mendapat ridlo dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis nantikan.
Akhirnya, penulis berharap makalah yang berjudul ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP KERJA BIMBINGAN PENYULUHAN ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pembaca pada umumnya. Amin.

Pati, 15 Maret 2014
Penulis,







ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP KERJA BIMBINGAN PENYULUHAN

PENDAHULUAN
Latar belakang
Pendidikan adalah kata kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan martabat bangsa. Tak salah jika kita sebut pendidikan sebagai pilar pokok dalam pembangunan bangsa. Tinggi-rendah derajat suatu bangsa bisa dilihat dari mutu pendidikan yang diterapkannya. Pendidikan yang tepat dan efektif akan melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas, bermoral, memiliki etos kerja dan inovasi yang tinggi.
Pendidikan sebagai sarana membentuk karakter bangsa sudah semestinya mampu menjadi ruang untuk melahirkan intelektual yang nantinya bisa menopang keberlangsungan perjalanan bangsa yang bersandar pada kesejahteraan rakyat, esensi pendidikan tersebut sepertinya telah jauh dari harapan yang ada. Oleh karena itu, bimbingan konseling dalam pendidikan berperan aktif untuk mewujudkan terlaksananya tujuan pendidikan seperti yang diharapkan.
Rumusan masalah
Bagaimana orientasi bimbingan dan konseling?
Bagaimana ruang lingkup bimbingan dan konseling?
Bagaimana tanggung jawab konselor?
Bagaimana syarat-syarat pembimbing (kualifikasi konsoler)?
Bagaimana kode etik bimbingan dan konseling?
Apa saja Tanggung Jawab Konselor Sekolah?
Tujuan penulisan
Untuk mengetahui orientasi bimbingan dan konseling
Untuk mengetahui ruang lingkup bimbingan dan konseling
Untuk mengetahui tanggung jawab konselor.
Untuk mengetahui syarat-syarat pembimbing (kualifikasi konsoler)
Untuk mengetahui kode etik bimbingan dan konseling
Untuk mengetahui tanggung jawab konselor sekolah
PEMBAHASAN
Orientasi Bimbingan dan Konseling
Orientasi dalam bimbingan konseling adalah pusat perhatian atau titik berat perhatian”, artinya menitik beratkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia dapatkan dengan orang lain. Orientasi bimbingan dan konseling ada tiga yaitu;
Orientasi Perseorangan
Orientasi perseorangan bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor menitik beratkan pandangan pada siswa secara individual. Maka dari itu, satu per satu siswa perlu mendapat perhatian. Misalnya seorang konselor memasuki sebuah kelas; di dalam kelas itu ada sejumlah orang siswa. Dalam hal ini, individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu. Dengan kata lain, kelompok dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kebahagiaan individu.
Orientasi perkembangan
Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju ke tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis. Oleh karena itu, bimbingan konseling berperan untuk memberikan kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya.
Pemeliharaan dan pengembangan merupakan salah satu fungsi bimbingan dan konseling. Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri individu. Bimbingan dan konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu.
Orientasi Permasalahan
Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus, banyak mengalami hambatan dan rintangan. Hambatan dan rintangan dalam perjalanan hidup dan perkembangan pastilah akan mengganggu tercapainya kebahagiaan. Padahal tujuan umum bimbingan dan konseling, sejalan dengan tujuan hidup dan perkembangan itu sendiri, ialah kebahagiaan.
Jenis masalah yang mungkin diderita oleh individu amat bervariasi Roo L. Mooney mengidentifikasi 330 masalah yang digolongkan ke dalam 11 kelompok masalah, yaitu kelompok masalah yang berkenaan dengan;
Perkembangan jasmani dan rohani atau (kesehatan) (PJK)
Keuangan, keadaan linkungan, lapan pekerjaan (KLP)
Kegiatan sosial dan reaksi (KSR)
Hubungan muda-mudi dan perkawinan (HPP)
Hubungan sosial dan kejiwaan (HSK)
Keadaan pribadi kejiwaan (KPK)
Moral dan agama (MDA)
Keadaan rumah dan keluarga (KRK)
Masa depan pendidikan dan pekerjaan (MPP)
penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah (PTS)
kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran (KPP)
Frekuensi munculnya masalah di warnai oleh berbagai kondisi lingkungan di sekolah. Agar tujuan hidup dan perkembangan, yang sebagiannya adalah tujuan bimbingan dan konseling, itu dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, maka risiko yang mungkin menimpa kehidupan dan perkembangan itu harus selalu diwaspadai. Kewaspadaan terhadap timbulnya hambatan dan rintangan itulah yang melahirkan konsep orientasi masalah dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
Ada beberapa bidang garapan dari bimbingan dan konseling, yaitu;
Bimbingan sosial pribadi yang memuat layanan bimbingan yang bersentuhan dengan pemahaman diri, mengembangkan sikap positif, membuat pilihan kegaiatan secara sehat, menghargai orang lain, mengembangkan rasa tanggungjawab, mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi, keterampilan menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan secara baik
Bimbingan Pengembangan Pendidikan, memuat layanan yang berkenaan dengan: belajar yang benar, menetapkan tujuan dan rencana pendidikan, mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya, dan keterampilan untuk menghadapi ujian
Bimbingan pengembangan karier, meliputi: mengenali macam-macam dan ciri-ciri berbagai jenis pekerjaan, menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan, mengeksplorasi arah pekerjaan, dan menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan
Adapun menurut Muro dan Kottman sebagaimana yang dikutip dalam Dede R Hidayat, layanan bimbingan konseling meliputi empat bidang garapan, yaitu:
Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan yaitu layanan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupannya, dengan muatan materi seperti motivasi berprestasi, keterampilan pemecahan masalah, dan perilaku yang bertanggungjawab
Layanan Responsif
Layanan ini bertujuan untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi dan karier atau masalah perkembangan pendidikan, muatan materinya. Layanan ini mencakup: kenakalan anak, masalah putus sekolah, sikap dan prilaku terhadap sekolah, dan hubungannya dengan teman sebaya
Sistem perencanaan individual
Membantu siswa untuk merencanakan, memonitor dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri merupakan tujuan dari layanan perencanaan individual. Dengan kata lain, melalui sistem perencanaan individual siswa dapat mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakat.
Sistem pendukung
Komponen sistem pendukung lebih diarahkan kepada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan ini mencakup konsultasi dengan guru-guru, dukungan bagi program pendidikan orang tua dan upaya-upaya masyarakat, partisipasi dalam kegiatan sekolah bagi peningkatan perencanaan dan tujuan, dan memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif siswa.
Tanggung Jawab Konselor
Menurut W. S Winkel, layanan-layanan bimbingan konseling (quidance services) yang menjadi tanggung jawab/petugas dari ahli bimbinggan adalah sebagai berikut:
Orientasi (orientation service) memperkenalkan lingkungan sekolah kepada siswa baru, misalnya tentang program pengajaran, kegiatan ekstrakulikuler, aturan sekolah dan suasana pergaulan, serta cara-cara belajar yang baik, pelayanan ini biasanya dilaksanakan secara sekelompok.dari pula kontak dengan orang tua.
Pengumpulan data tentang siswa yaitu untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek pada siswa, misalnya latar belakang keluarga riwayat sekolah, riwayat kesehatan, kemampuan intelektual, dan bakat khsusus, minat dan cita-cita hidup, serta ciri-ciri hidup dan ciri-ciri kepribadianya.
Penyebaran informasi kepada siswa di sampaikan sejumlah hal-hal yang perlu diperhatikan siswa misalnya tantang cara memilih jurusan, sekolah lanjutan, dan jenis-jenis parguruan tinggi yang tersedia, kesempatan kerja yang terbuka dan informasi yang di berikan secara kelompok.
Bantuan dalam mencari pekerjaan atau sekolah lanjutan (placement service), penyaluran lulusan-lulusan sekolh di dunia kerja dan kejenjang pendididkan yang lebih tinggi sebagai persiapan untuk memasuki bidang kerja, pelayanan ini di berikan secara individu.
Wawancara konseling (caunseling service) di berikan kesempatan seama jam sekolah untuk berkonsultasi dengan seorang yang akhli dalam bidang konseliing. jalur pelayanan ini yang paling penting dalam program bimbingan yang merupakan pusat dari kegiatan bimbingan, dan biasanya di berikan secara individu maupun kelompok.
Risert tentang keberhasilan program bimbingan dan pelayanan terhadap mereka yang sudah lulus sekolah.
Seseorang konselor mempunyai tanggung jawab yang tidak ringan misalnya mengadakan penelitian terhadap lingkungan sekolah, membimbing anak-anak serta memberikan saran yang berrharga. Oleh karna itu konselor tidak boleh meninggalkan prinsip-prinsip serta kode etik bimbingan, sebab kegiatanya berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Syarat-Syarat Pembimbing (Kualifikasi Konsoler)
Bimbingan konseling sangat di perlukan bagi setiap orang terutama dalam kalangan remaja. Baik di lingkungan sekolah keluarga maupun masyarakat. Dan para konselor harus memiliki persyaratan mental dan apabila konselor agama yang bertugas memberikan pecerahan jiwa hingga kepada pengalaman kepada para bimbingan anak didik.
Adapun syarat-syarat seorang pembimbing menurut Bimo Walgito adalah sebagai berikut:
Seorang pembimbing harus mengetahui pengetahuan yang cukup luas baik segi teori maupun segi praktek. Segi  teori merupakan hal yang penting karena pada segi ini merupakan landasan praktek, adapun praktek tanpa teori tidak akan terarah,segi praktek ini perlu dan penting karena bimbingan dan penyuluhan merupakan applied science,ilmu yang harus di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembimbing akan tampak canggung apabila ia hanya memiliki ketrampilan atau kecakapan di bidang praktek.
Di dalam segi psikologi, seeorang pembimbing dapat mengambil tindakan yang bijaksana jika pembimbing telah cukup dewasa dalam segi psikologisnya, yaitu ada kemantapan atau kestabilan didalam psikologinya terutama dalam segi ekonomi.
Seorang pembimbing harus sehat fisik maupun psikisnya, bila fisik dan psikisnya tidak sehat hal ini akan mengganggu tugasnya.
Seorang pembimbing harus mempunyai sikap kecintaanya terhadap pekerjaanya dan juga terhadap anak yang di hadapinya sikap ini akan membawa kepercayaan dari anak tersebut, sebab tanpa adanya kepercayaan dari klayen, pembimbing dan konseling tidak sempurna untuk memajukan sekolah.
Seorang pembimbing harus mempunyai inisiatif yang cukup baik, sehingga dapat diharapkaan adanya kemajuan di dalam usaha pembimbing dan konseling kearah keaadan yang lebih sempurna demi kemajuan sekolah.
Karena bidang gerak dari pembimbing tidak hanya terbatas pada sekolah maka seorang pembimbing harus bersikap supel, ramah tamah, sopan santun, dan segala perbuatanya, sehingga dia akan mendapatkan kawan yang sanggup untuk bekerja sama dan memberikan bantuan secukupnya untuk keperluan anak-anak.
Seorang pembimbing diharapkan mempunyai sifat-sifat yang menjalankan prinsip-prinsip serta kode etik dalam bimbingan dan konseling dengn sebaik-baiknya
Kode Etik Bimbingan Dan Konseling
Kode etik adalah ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan yang harus di taati oleh siapa saja yang berkecipung di bidang bimbingan dan konseling demi kebaikan. Kode etik bagi jabatan bukan merupakan hal yang baru tiap-tiap jabatan pada umuumnya memiliki kode etik sendiri-sendiri meskipun kode etik tersebut tidak secara formal diadakan,dengan demikian setiap orang memiliki kode etik sendiri-sendiri demi kamajuan dan kebaikan bersama.
Dengan adanya kode etik dalam bimbingan dan konseling maka diharapkan agar bimbingan dan konseling tetap dalam keadan baik dan justru akan semakin baik. Di Indonesia sistem bimbingan dan konseling dalam tahap perkembangan, didalam kode etik tidak mengandung ketentuan-ketentuan yang tidak boleh dilanggar ataupun diabaikan tanpa membawa akibat tidak menyenangkan.
Di bawah ini beberapa kode etik dalam bimbingan dan konseling menurut Dr.Bimo Walgito adalah sebagai berikut:
Bimbingan atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh dalam prinsip-prinsip dan penyuluhan.
Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang sebak-baiknya, dengan membatasi diri dan keahlian atau wewenangnya. Pembimbing jangan sampai mencampuri wewenang serta tanggung jawab yang bukan wewenang serta tanggung jawabnya.
Karena pekerjaan pembimbingan berhubungan langsung dengan kehidupan pribadi seseorang, seperti telah di kemukakan diatas maka:
Seorang pembimbing harus memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
Menunjukan sikap hormat dengan klien.
Menghargai klien dengan sama, jadi dalam menghadiapi klien pembimbing harus menghadapi klien dengan derajat yang sama.
Pembimbing tidak di perkenankan:
Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau terlatih.
Menggunakan alat-alat yang kurang di pertanggung jawabkan.
Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien
Mengalihkan kalyen kepada konselor lain tanpa persetujuan klien.
Meminta bantuan kepada ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau di luar keahlian stapnya yng di perlukan dalam konseling. Meminta bantuan kepada ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau di luar keahlian stapnya yng di perlukan dalam konseling Dari barbagai kode etik di atas memiliki hubungan yang erat antara satu dengan yang lainya.sehingga antara satu dengan yang lain tidak boleh terlepaskan agar hendak mencapai tujuan dari bimbingan dan konseling yang baik.
Tanggung Jawab Konselor Sekolah
Tenaga inti (dan ahli) dalam bidang pelayanan bimbingan dan konseling ialah konselor. Konselor inilah yang mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya itu konselor menjadi pelayan bagi pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh, khususnya bagi terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan-tujuan  perkembangan masing-masing peserta didik  sebagaimana telah disebutkan di atas. Dalam kaitannya dengan tujuan yang luas itu, konselor tidak hanya berhubungan dengan peserta didik atau siswa saja (sebagai sasaran utama layanan), melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat secara bersama-sama menunjang pencapaian tujuan itu, yaitu sejawat (sesama konselor, guru, dan personal sekolah lainnya), orang tua, dan masyarakat pada umumnya. Kepada mereka itulah konselor menjadi pelayan dan tanggung jawab dalam arti yang penuh dengan kehormatan, dedikasi, dan keprofesionalan.
Tanggung jawab konselor kepada siswa, yaitu bahwa konselor :
Memiliki keawajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada siswa yang harus diperlakukan sebagai individu yang unik;
Memperhatikan sepenuhnya segenap kebutuhan siswa (kebutuhann yang menyangkut pendidikan, jabatan/pekerjaan, pribadi, dan sosial) dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi setiap siswa;
Memberi tahu siswa tentang tujuan dan teknik layanan bimbingan dan konseling, serta aturan ataupun prosedur yang harus dilalui apabila ia menghendaki  bantuan bimbingan dan konseling;
Tidak mendesakkan kepada siswa (konseli) nilai-nilai tertentu yang sebenarnya hanya sekedar apa yang dianggap baik oleh konselor saja;
Menjaga kerahasiaan data tentang siswa;
Memberi tahu pihak yang berwenang apabila ada petunjuk kuat sesuatu yang berbahaya akan terjadi;
Menyelenggarakan pengungkapan data secara  tepat dan memberi tahu siswa tentang hasil kegiatan itu dengan cara sederhana dan mudah dimengerti;
Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan professional;
Melakukan referral kasus secara tepat.
Tanggung jawab konselor kepada orang tua, yaitu bahwa konselor:
Menghormati hak dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, berusaha sekuat tenaga membangun hubungan yang erat dengan orang tua demi perkembangan siswa;
Memberi tahu orang tua tentang peranan konselor dengan asas kerahasiaan  yang dijaga secara teguh;
Menyediakan untuk orang tua berbagai informasi yang berguna dan menyampaikannya dengan cara yang sebaik-baiknya untuk kepentingan perkembangan siswa;
Memperlakukan informasi yang diterima dari orang tua dengan menerapkan asas kerahasiaan dan dengan cara yang sebaik-baiknya;
Menyampaikan informasi (tentang siswa dan orang tua) hanya kepada pihak-pihak yang berhak mengetahui informasi tersebut tanpa merugikan siswa dan orang tuanya.
Tanggung jawab konselor kepada sejawat, yaitu bahwa konselor;
Memperlakukan sejawat dengan penuh kehormatan, keadilan, keobjektifan, dan kesetiankawanan;
Mengembangkan hubungan kerja sama dengan sejawat dan staf administrasi demi terbinanya pelayanan bimbingan dan konseling yang maksismum;
Membangun kesadaran tentang perlunya asa kerahasiaan, perbedaan antara data umum dan data pribadi, serta pentingnya konsultasi sejawat;
Menyediakann informasi yang tepat, objektif, luas dan berguna bagi sejawat untuk membantu menangani masalah siswa;
Membantu proses alih tangan kasus.
Tanggung jawab konselor kepada sekolah dan masyarakat, yaitu bahwa konselor;
Mendukung dan melindungi program sekolah terhadap penyimpangan-penyimpangan yang merugikan siswa;
Memberitahu pihak-pihak yang bertanggung jawab apabila ada sesuatu yang dapat menghambat atau merusak misi sekolah, personal sekolah, ataupun kekayaan sekolah;
Mengembangkan dan meningkatkan peranan dan fungsi bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan segenap unsur-unsur sekolah dan masyarakat;

Membantu pengembangan :
Kondisi kurikulum dan lingkungan yang baik untuk kepentingan sekolah dan masyarakat;
Program dan prosedur pendidikan demi pemenuhan kebutuhan siswa dan masyarakat;
Proses evaluasi dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi sekolah  pada umumnya (fungsi bimbingan dan konseling, kurikulum dan pengajaran, dan pengelolaan/administrasi)/
Bekerjasama dengan lembaga, organisasi, dan perorangan baik di sekolah maupun di masyarakat demi pemenuhan kebutuhan siswa, sekolah dan masyarakat, tanpa pamrih.
Tanggung jawab konselor kepada diri sendiri, yaitu bahwa konselor:
Berfungsi (dalam layanan bimbingan dan konseling) secara profesional dalam batas-batas kemampuannya serta menerima tanggung jawab dan konsekuensi dari pelaksanaan fungsi tersebut;
Menyadari kemungkinan pengaruh diri pribadi terhadap pelayanan yang diberikan kepada konseli;
Memonitor bagaimana diri sendiri berfungsi, dan bagaimana tingkat keefektifan pelayanan serta menahan segala sesuatu kemungkinan merugikan klien;
Selalu mewujudkan prakarsa demi peningkatan dan pengembangan pelayanan professional melalui dipertahankannya kemampuan professional konselor, dan melalui penemuan-penemuan baru.
Tanggung jawab konselor kepada profesi, yaitu bahwa konselor;
Bertindak sedemikian rupa sehingga menguntungkan diri sendiri sebagai konselor dan profesi;
Melakukan penelitian dann melaporkan penemuannya sehingga memperkaya khasanah dunia bimbingan dan konseling;
Berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan organisasi profesional bimbingan dan konseling baik di tempatnya sendiri, di daerah, maupun dalam lingkungan nasional;
Menjalankan dan mempertahankan standar profesi bimbingan dan konseling serta kebijaksanaan yang berlaku berkenaan dengan pelayanan bimbingan dan konseling;
Membedakan dengan jelas mana pernyataan yang bersifat pribadi dan mana pernyataan yang menyangkut profesi bimbingan serta memperhatikan dengan sungguh-sungguh implikasinya terhadap pelayanan bimbingan dan konseling.
Kesimpulan
Orientasi dalam bimbingan konseling adalah pusat perhatian atau titik berat perhatian, artinya menitik beratkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia akan dengan orang lain. Orientasi bimbingan dan konseling ada tiga yaitu; orientasi perseorangan, perkembangan dan pengawasan
Ada beberapa bidang garapan dari bimbingan dan konseling, yaitu; Bimbingan social, Bimbingan Pengembangan Pendidikan, dan Bimbingan pengembangan karier
Tanggung jawab/petugas dari ahli bimbinggan; orientasi (orientation service) memperkenalkan lingkungan sekolah kepada siswa baru, pengumpulan data tentang siswa, penyebaran informasi kepada siswa di sampaikan sejumlah hal-hal yang perlu diperhatikan siswa, bantuan dalam mencari pekerjaan atau sekolah lanjutan (placement service), wawancara konseling (caunseling service) di berikan kesempatan seama jam sekolah untuk berkonsultasi dengan seorang yang akhli dalam bidang konseliing, dan risert tentang keberhasilan program bimbingan dan pelayanan terhadap mereka yang sudah lulus sekolah
Adapun syarat-syarat seorang pembimbing adalah sebagai berikut:
Seorang pembimbing harus mengetahui pengetahuan yang cukup luas baik segi teori maupun segi praktek
Di dalam segi psikologi, seeorang pembimbing dapat mengambil tindakan yang bijaksana jika pembimbing telah cukup dewasa dalam segi psikologisnya,
Seorang pembimbing harus sehat fisik maupun psikisnya, bila fisik dan psikisnya tidak sehat hal ini akan mengganggu tugasnya.
Seorang pembimbing harus mempunyai sikap kecintaanya terhadap pekerjaanya dan juga terhadap anak yang di hadapinya
Seorang pembimbing harus mempunyai inisiatif yang cukup baik,
Karena bidang gerak dari pembimbing tidak hanya terbatas pada sekolah maka seorang pembimbing harus bersikap supel, ramah tamah, sopan santun, dan segala perbuatanya,
Seorang pembimbing diharapkan mempunyai sifat-sifat yang menjalankan prinsip-prinsip serta kode etik dalam bimbingan dan konseling dengn sebaik-baiknya
Kode Etik Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh dalam prinsip-prinsip dan penyuluhan.
Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang sebak-baiknya,
Seorang pembimbing harus memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
Pembimbing tidak di perkenankan Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau terlatih.
Meminta bantuan kepada ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau di luar keahlian stapnya yng di perlukan dalam konseling.
Tanggung Jawab Konselor Sekolah yaitu; kepada siswa, orang tua, sejawat, sekolah dan masyarakat,  diri sendiri, dan kepada profesi
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Dede R. 2004. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta: Indeks.
Hikmawati, Fenti. 2009. Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers,
Prayitno, 2004. Dasar-dasar bimbingan dan konseling, Jakarta: PT.Reineka Cipta
Ridwan, 1998. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Salahudin, Anas. 2004. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Pustaka Setia
Supriatna, Mamat. 2008.  Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers
Muawanah, Elfi Dan Rafi Hidayah, 2008. Bimbingan Konseling Islami Di Sekolah Dasar , Jakarta: Bumi Aksara

Hjirah Nabi ke Madinah

I.  PENDAHULUAN
Latar Belakang Penulisan
Sejarah peradaban Islam merupakan salah satu bidang kajian studi Islam yang banyak menarik perhatian para peneliti baik dari kalangan Muslim maupun non Muslim. Dengan mempelajari sejarah Islam, kita memungkinkan mengetahui masa-masa atau zaman kejayaan Islam, sehingga memungkinkan kita untuk bangga dan percaya diri sebagai umat Islam dan mengambil I’tibar.
Dalam perjalanan Nabi mengemban wahyu Allah, Nabi menggunakan suatu strategi yang berbeda dari pada waktu di Makkah. Nabi lebih menonjolkan dari segi tauhid dan perbaikan akhlaq tetapi ketika di Madinah Nabi banyak berkecimpung dalam pembinaan/pendidikan sosial masyarakat karena di sana beliau di angkat sebagai Nabi sekaligus kepala Negara
Di Madinah umat Islam sudah berkembang pesat dan hidup berdampingan dengan non muslim, seperti Yahudi dan Nasrani. Oleh karena itu pendidikan yang diberikan oleh Nabi juga mencakup urusan-urusan muamalah atau tentang kehidupan bermasyarakat dan politik.

Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah?
2. Bagaimana Nabi Muhammad Saw membangun Masyarakat Islam di Madinah?
3. Bagaimana terbentuknya Piagam Madinah?

Tujuan Penulisan
Mengetahui sejarah hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah
Mengetahui langkah-langkah Nabi Membangun Masyarakat Madinah
Mengetahui sejarah terbentuknya Piagam Madinah

II.   PEMBAHASAN
Sejarah Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah
Pada tahun ke-10 kenabian, banyak peristiwa penting yang terjadi, seperti meninggalnya Khadijah Istri Nabi, menikahnya Nabi dengan Saudah kemudian Aisyah. Pada tahun ini pula Paman Nabi Abu tholib meninggal dunia, dan berakhirnya pemboikotan kafir Quraisy. Tahun ini pula dinamakan Tahun duka cita (Jabar).
Pada tahun ke-11 kenabian, Nabi di Isra Mirajkan oleh Allah SWT (Jabar). Setelah berita Isro Miroj tersebar, ada berbagai respon yang timbul di masyarakat. Bagi orang beriman peristiwa ini semakin mempertebal iman dan keyakinan mereka. Sebaliknya bagi kafir Quraisy berita ini justru dijadikan propaganda untuk mendustakan Nabi, bahkan menganggap Nabi sudah gila.
Ditengah-tengah ujian, cahaya terang datang dari Yatsrib. Sejumlah penduduk dari suku Aus dan Khazraj yang datang berhaji ke Makkah, menghadap Nabi dan menyatakan masuk Islam. Mereka datang dalam tiga gelombang (Badriyatin,2007), yaitu:
Gelombang pertama pada tahun ke-10 kenabian. Suku Aus dan khazraj ini telah lama bermusuhan. Jika kedua suku yang telah lama bermusuhan ini bisa damai setelah menerima ajaran Islam maka mereka berjanji untuk mendakwahkan Islam di Yatsrib.
Gelombang kedua, pada tahun ke-12 kenabian. Delegasi Yatsrib, terdiri dari sepuluh orang suku khazraj dan dua orang suku Aus serta seorang wanita menemui Nabi di Aqabah. Di hadapan Nabi mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Rombongan ini kemudian kembali ke Yatsrib sebagai juru dakwah dengan ditemani oleh Musab bin Umair yang sengaja diutus Nabi atas permintaan mereka. Ikrar ini disebut perjanjian Aqabah pertama (Badriyatim,2007). Jadi Aqabah pertama adalah ikrar kesetiaan yang dinyatakan oleh delegasi Yatsrib, yang terdiri dari sepuluh orang suku Khazraj dan dua orang suku Aus serta seorang wanita.
Gelombang ketiga, pada musim haji berikutnya, jamaah haji yang datang ke Yasrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta pada Nabi agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membela Nabi dari segala macam ancaman. Nabi pun menyetujuinya. Perjanjian ini disebut  Aqabah kedua (Islam,2011). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Aqabah kedua adalah permintaan penduduk Yatsrib terhadap Nabi untuk berkenan pindah ke Yatsrib dan aan membela Nabi dari segala ancaman.

Perjalanan Rasulullah ke Yatsrib, Beliau datang dengan sembunyi-sembunyi ke rumah Abu Bakar, kemudian mereka berdua keluar dari pintu kecil di belakang pintu rumah, menuju sebuah Gua di bukit Tsur sebelah selatan kota Makkah lalu mereka masuk ke gua itu (Jabar).
Dalam perjalanan ke Yatsrib Nabi ditemani oleh Abu Bakar. Ketika tiba di Quba, sebuah desa yang letaknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, Nabi istirahat di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah Hindun Nabi membangun sebuah masjid. Inilah masjid pertama yang dibangun Nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian Ali menggabungkan diri dengan Nabi (Badriyatin,2007). Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Nabi sebagai pusat peribadatan.
Tahun 622 M Nabi sampai di Yatsrib. Dan sejak itu Yatsrib di ubah menjadi Madinatun Nabi yang artinya Kota Nabi. Sering pula disebut Madinatul Munawaroh yang berarti kota yang bercahaya.

Nabi Muhammad Saw Membangun Masyarakat Islam Madinah
Di Madinah kehidupan baru Islam di mulai, usaha yang dilakukan Nabi telah menunjukan hasilnya. Salah satu hasil pertamanya adalah keadaan perang yang telah lama mencekam dua kabilah Aus dan Khazaraj berubah menjadi keadaan damai dan persahabatan.
Orang-orang muslim yang tinggal di Makkah berangsur-angsur ke Madinah yang dikenal sebagai kaum Muhajirin artinya orang-orang yang hijrah dan orang-orang muslim Madinah di kenal sebagai kaum Anshar artinya penolong (Islam, 2011)
Kedudukan Nabi di samping Kepala Agama, juga sebagai Kepala Negara. Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru itu, nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, antara lain:
Dasar pertama, pembangunan masjid selain untuk shalat, juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka. Di samping sebagai tempat bermusyawarah untuk merundingkan masalah-masalah yang dihadapi, masjid juga digunakan sebgai pusat pemerintahan pada masa itu.
Dasar yang kedua adalah Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), nabi telah mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin (orang muslim yang hijrah dari Makkah ke Madinah) dengan Kaum Anshar (penduduk Madinah yang telah masuk Islam). Dengan demikian, Nabi berharap adanya persaudaraan dan kekeluargaan di antara kedua kaumnya terikat satu dengan yang lain. Usaha Rasulullah ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan berdasarkan agama yang menggantikan persaudaraan berdasarkan darah.
Ketiga, hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam yang terangkum dalam Piagam Madinah.

Terbentuknya Piagam/Konstitusi Madinah
Seperti di Makkah, di Madinah juga terdapat penduduk yang beragama islam, beragama Yahudi serta penduduk yang masih menganut agama nenek moyang mereka (menyembah berhala). Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara Madinah, Nabi Muhammad mengadakan ikatan perjanjian dengan masyarakat non muslim di Madinah. Perjanjian ini disebut Piagam/Konstitusi Madinah.
Makna piagam berarti surat ketetapan mengenai penghargaan. Piagam Madinah dalam Bahasa Arab disebut Shohifatul Madinah yang artinya konstitusi Madinah atau Perjanjian Madinah. Piagam ini terdapat 47 butir perjanjian yang telah disepakati bersama oleh semua golongan di kota Madinah kala itu.
Piagam Madinah adalah sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama yang dikeluarkan oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang arab yang masih menganut agama nenek moyang sebagai penduduk mayoritas di sana untuk menjaga stabilitas Negara pada saat itu. Piagam ini berisi bahwa setiap golongan masyarakat memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan. Kemerdekaan beragama dijamin dan seluruh anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negeri itu dari serangan luar. Dalam perjanjian itu Rasulullah juga disebutkan sebagai Kepala Pemerintahan karena beliau telah mengajarkan tentang persamaan manusia tanpa membedakan. Untuk itu, otoritas mutlak sebagai Kepala Pemerintahan mengenai peraturan dan tata tertib umum telah diberikan kepada beliau oleh penduduk setempat (Badriyatin, 2007).
Dari Piagam 47 butir Piagam Madinah dapat disimpulkan berdasarkan beberapa asas sebagai berikut:
Asas kebebasan beragama. Negara mengakui dan melindungi setiap kelompok untuk beribadah menurut agamanya masing-masing.
Asas persamaan. Semua orang mempunyai kedudukan yang sama sebagai anggota masyarakat, wajib saling membantu dan tidak boleh seorang pun diperlakukan secara buruk. Bahkan orang yang lemah harus dilindungi dan dibantu.
Asas kebersamaan. Semua anggota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara.
Asas keadilan. Setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama dihadapa hukum. Hukum harus ditegakkan. Siapa pun yang melanggar harus terkena hukuman. Hak individu diakui.
Asas perdamaian yang berkeadilan.
Asas musyawarah.

III.   PENUTUP
Kesimpulan
Dari berbagai keterangan dan referensi dalam Bab I dan II, kita dapat menyimpulkan bahwa:
Latar belakang sejarah Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah adalah:
Sikap Kaum Quraisy yang menentang dan menghalangi dakwah nabi. Penentangan tersebut dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan cara halus hingga melakukan kekerasan terhadap kaum muslimin.
Suasana kota Makkah yang di nilai tidak kondusif lagi pada saat itu untuk berlangsungnya dakwah Islam, sehingga Nabi berusaha menyebarkan Islam ke luar kota Makkah.
Harapan yang diberikan oleh penduduk Yatsrib (Madinah) untuk setia mendukung dakwah Nabi, pembelaan terhadap nabi dari segala ancaman serta harapan besar dari penduduk Yatsrib agar Nabi bersedia hijrah ke kota tersebut.
Usaha Nabi yang membangun masyarakat Islam Madinah dengan meletakkan dasar-dasar kehidupan yang lebih baik terhadap penduduk setempat, seperti membangun hubungan yang baik dengan penduduk non muslim, telah membuat beliau di angkat sebagai Kepala Agama sekaligus Kepala Pemerintahan.
Piagam Madinah adalah saksi bisu kepawaian Nabi Muhammad sebagai pemimpin semua umat dalam segala bidang baik bidang sosial, politik dan agama.

DAFTAR PUSTAKA

Badriyatin. 2007. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

.2011. Hijrah Nabi ke Madinah. Terdapat di http://unityofislam.blogspot.com/2011/02/hijrah-nabi-pendidikan-islam-ke madinah.html. diakses pada tanggal 31 Oktober 2011.

Tentang hebatnya mengaji

Tentang hebatnya mengaji Ilmu Agama laksana air hujan menembus bumi, orang alim yang mengamalkan ilmunya laksana bumi yang subur. Orang yang...