Senin, 28 Maret 2016

Rezeqi Bagi Penuntut Ilmu

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, "Barangsiapa memperdalam agama اَللّهُ, maka اَللّهُ mencukupi segala yg menjadi kepentingannya dan memberinya rezeqi yg tak di duga²"
(Diriwayatkan oleh Abu Hanifah, dari Sahabat Abdullah bin Harits bin Jaza' رضي الله عنـه)

Di dalam Atsar disebutkan, "Sesungguhnya اَللّهُ menanggung rezeqi penuntut ilmu".

Sayyidinal Imam Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad رضي الله عنـه mengatakan bahwa,

"Ini merupakan tanggungan khusus setelah tanggungan umum yg diberikan اَللّهُ bagi setiap mahkluk yg melata di permukaan bumi. Maka maknanya adalah diberikan tambahan kemudahan, serta dihilangkan kesukaran dan bebannya dalam mencari dan mendapatkan rezeqi...!"

مـاشــاءاللـــــه لاقـــــوةالابااللــــــــه

Nutrisi Ruhani

Imam Hasan Al-Bashri رضي الله عنـه mengatakan, "Kebahagiaan di dunia adalah ilmu dan ibadah, sedangkan kebahagiaan di akhirat adalah Syurga..."

Seorang Ulama besar yg zuhud dan ahli ibadah, Sayyidina Abu Nashr Fath bin Sa'id Al-Mushiliy  رحمه الله تعالى  (Wafat 220 H), mengatakan,

"Bukankah orang yg sakit jika tidak diberi makan, minum dan obat akan mati ?".

Orang² mengatakan, "Ya, Benar !".

Kemudian Al-Mushiliy رضي الله عنـه melanjutkan ucapannya, "Demikian juga dengan hati, apabila tidak diberi hikmah dan ilmu selama tiga hari, akan mati..!"

Imam Ghazali  رحمه الله تعالى  mengatakan, "Benar apa yg dikatakan (Al-Mushiliy) karena sesungguhnya makanan hati adalah ilmu dan hikmah. Dengan keduanya-lah hati menjadi hidup, sbagaimana nutrisi tubuh adalah makanan.

Barangsiapa tidak memiliki ilmu, maka hatinya sakit dan pasti mati, tetapi tidak merasakannya.
Karena cinta dan kesibukan kepada dunia menghilangkan kepekaannya.

Kita berlindung kepada اَللّهُ dari waktu terbukanya segala penutup...
Sesungguhnya manusia itu tidur, dan mereka baru bangun ketika mati..!"

أسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظيْم وأتوبُ إليہ

Selasa, 22 Maret 2016

Janganlah Mencari cari Kesalahan Muslimin

Berprasangka buruk dan Mencari² Kesalahan terhadap kaum Muslimin merupakan sifat buruk dan sangat tercela.
Karena sesungguhnya اَللّهُ Maha Melihat atas apa pun yg kita perbuat.

Dari Sahabat Abu Hurairah رضي الله عنـه, bahwasanya Rasulullah  صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, "Jauhilah oleh kamu sekalian berprasangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta² pembicaraan...." (HR. Muslim)

Sahabat Al-Barra' رضي الله عنـه berkata, "Pada suatu hari Baginda Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم berpidato sampai suara beliau صلى الله عليه وآله وسلم di dengar kaum wanita di rumah² mereka.

Dalam pidatonya, diantaranya beliau صلى الله عليه وآله وسلم berkata ;

"Wahai orang² yg beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dalam hatinya, janganlah kalian menggunjing orang² Islam, janganlah kalian menyelidiki kekurangan mereka.

Siapapun yg menyelidiki kekurangan mereka, maka اَللّهُ akan menyelidiki kekurangannya dan siapapun yg kekurangannya diselidiki oleh اَللّهُ, maka kekurangannya akan diberitahukan oleh اَللّهُ kepada orang lain, meskipun ia bersembunyi di dalam rumahnya yg paling dalam" (HR. Abu Dawud)

أسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظيْم وأتوبُ إليہ

Minggu, 20 Maret 2016

Taman-taman Syurga

Sahabat Anas bin Malik رضي الله عنـه meriwayatkan bahwa, Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم  bersabda,

"Apabila kalian melewati taman-taman syurga, hendaklah kalian menghampirinya".

Lantas para Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yg dimaksud taman-taman Syurga itu ?"

Beliau صلى الله عليه وآله وسلم  menjawab, "Halaqah² Dzikir !" (HR. At-Tirmidzi)

Dan Sahabat Anas bin Malik رضي الله عنـه meriwayatkan Hadist Rasulullah,

"Sesungguhnya اَللّهُ Ta'ala memiliki malaikat-malaikat yg selalu bergerak mencari Halaqah-halaqah dzikir.
Maka apabila para Malaikat mendatangi mereka, para Malaikat tersebut akan mengelilingi mereka !" (HR. Al-Bazzar)

Wahai saudaraku... Sesungguhnya Majlis-majliz Dzikir, Ilmu, Shalawat adalah Hadiah dari اَللّهُ سبحانه وتعالى bagi qita semuanya..

Secara syariat memang "sepertinya" acara-acara Majlis Kebaikan adalah berkat undangan ato pun perantara seseorang.

Namun HAKIKAT SESUNGGUHNYA, itu adalah Undangan dari اَللّهُ dan Rasul-Nya..

Karena tidaklah sesuatu pun yg ada di dunia ini MAMPU bergerak, KECUALI atas Izin dan Kehendak اَللّهُ سبحانه وتعالى, demikian pula dengan Gerakan Hati, lisan maupun gerakan tubuh makhluk..

Smoga اَللّهُ سبحانه وتعالى snantiasa mengikatkan dan memudahkan kita untuk snantiasa bersemangat dan dekat untuk berada di Taman-taman Syurga-Nya..

آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Kamis, 10 Maret 2016

Kesempitan Hidup

Sesungguhnya smua kesulitan yg sedang kita alami, seperti kesempitan hidup, sedikitnya hujan dan berkah, adalah karena kita kurang beribadah, meremehkan shalat dan tidak menunaikan zakat maupun sedekah.

Jika seseorang snantiasa taat, maka اَللّهُ akan memberinya rezeqi.
Dan اَللّهُ tidak akan membiarkannya begitu aja tanpa harta.

Sesungguhnya اَللّهُ telah memberi kita rezeqi, tapi kita menghambur² rezeqi itu bukan pada tempatnya.

Permisalan ;

Jika kita memiliki rumah yg di dalamnya terdapat makanan dan harta, lalu kunci rumah itu qta berikan kepada anak kita, tapi kemudian anak kita menghambur²kan harta itu dan tidak membelanjakan pada tempatnya, apakah kita akan memberinya kunci lagi ??? Tentu tidak bukan ??

Demikian pula halnya dengan اَللّهُ. Tunaikanlah kewajiban zakat kita dan jangan dikurangi serta keluarkanlah sedekah, karena sedekah mampu meredam murka اَللّهُ سبحانه وتعالى

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, "Sedekah secara sembunyi² (rahasia) memadamkan kemurkaan Tuhan" (HR. Ath-Thabrani)

مـاشــاءاللـــــه لاقـــــوةالابااللــــــــه 

Rabu, 09 Maret 2016

Mewujudkan Rasa Syukur

Firman اَللّهُ سبحانه وتعالى "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim, 14;7)

Hendaknya engkau selalu bersyukur akan nikmat dan karunia اَللّهُ سبحانه وتعالى yg dilimpahkan kepadamu, baik hal itu bersifat lahiriah maupun batiniah, baik yg berkaitan dengan urusan agama maupun hal keduniaan.

Firman اَللّهُ سبحانه وتعالى, "Dan sedikit dari hamba²-Ku yg bersyukur" (QS. Saba, 34;13)

Perbanyaklah rasa syukurmu itu dalam stiap kesempatan, baik dengan hatimu, ucapanmu atopun dengan hartamu !!

Ungkapan rasa syukur dengan hati adalah dengan menyadari bahwa setiap nikmat yg diperolehnya adalah dari اَللّهُ سبحانه وتعالى dan juga kegembiraannya ketika menerima sesuatu kenikmatan, karena hal itu merupakan salah satu washilah (perantara) untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Adapun ungkapan syukur melalui lisan adalah dengan memperbanyak puji²an kepada اَللّهُ سبحانه وتعالى, Sang Maha Pemberi kenikmatan.

Sedangkan yg melalui harta dan anggota tubuh lainnya adalah dengan mengarahkan smua kenikmatan itu untuk dijadikan sarana untuk mencari keridhaan اَللّهُ سبحانه وتعالى seperti sedekah, infaq dan membantu perjuangan islam, ibadah sosial Dll.

Di samping juga menggunakannnya sbagai sarana dalam melaksanakan sgala perintah-Nya, seperti Zakat, Haji, Menuntut Ilmu (Ibadah Wajib)

Firman اَللّهُ سبحانه وتعالى , "Dan Neraka Wail-lah bagi orang yg menyekutukan-Nya, yaitu orang² yg tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat" (QS. Fushilat, 41;6-7)

أسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظيْم وأتوبُ إليہ

"Yaa اَللّهُ.. Kami tenggelam dalam kenikmatan dari-Mu, tapi kami juga tenggelam dalam dosa² kami.. Kami mengucap syukur atas segala nikmat dari-Mu dan memohon ampun atas dosa² kami"

آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

PUASA



PUASA

A.    Latar Belakang
Puasa merupakan  amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat sekarang tetapi juga dijalankan pada masa umat-umat terdahulu. Bagi orang yang beriman ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai ketakwaan.
Allah memerintahkan puasa karena segala sesuatu yang diciptakan tidak ada yang sia-sia, jika kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari segi rohani tetapi juga dalam segi lahiri.
Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu maupun masyarakat dalam hadits telah disebutkan hal-hal yang terkait dengan puasa seperti halnya mengenai kesehatan dan telah diajarkan perilaku-perilaku yang baik seperti halnya sabar, bisa mengendalikan diri dan mempunyai tingkah laku yang baik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan dasar hukum puasa?
2.      Apa saja syarat dan rukun puasa?
3.      Apa saja hal-hal yang membatalkan puasa?
4.      Apa saja macam-macam puasa?
5.      Apa saja hikmah puasa?



C.    Pembahasan
1.      Pengertian dan dasar hukum puasa
Puasa adalah terjemahan dari Ash-Shiyam. Menurut istilah bahasa berarti menahan diri dari sesuatu  yang membatalkan puasa. Arti ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Maryam ayat 26:
إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمنِ صَوْمًا.
Artinya: “sesungguhnya aku bernazar shaum (bernazar menahan diri dan berbiacara)”.

Kata “Saumu” (puasa), menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Menurut istilah agama Islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.”
Orang yang tidak beriman ada pula yang mengerjakan puasa sekarang dalam rangka terapi pengobatan. Meskipun mereka tidak beriman namun mereka juga mendapat manfaat dari puasanya yaitu manfaat jasmaniah.
Dasar hukum puasa adalah wajib bagi orang yang beriman dan sedang melaksanakan puasa wajib. Sunnah apabila mengerjakan puasa sunnah.
2.      Syarat dan rukun puasa
Setiap muslim yang menjalankan puasa, hendaklah terlebih dahulu mengetahui syarat dan rukun puasa. Jika syarat dan rukun puasa tidak terpenuhi maka seseorang tidak dianggap berpuaasa melainkan puasaanya akan sia-sia. Syarat wajib puasa adalah sebagai berikut:
a.       Beragaam islam
b.      Berakal sehat
c.       Berbadan sehat
d.      Mampu menjalankan
e.       Baligh
Anak-anak tidak diwajibkan berpuasa, meskipun demikian anak-anaak harus dilatih untuk berpuasa. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang memiliki arti “Dari Aisyah r.a, ia berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: tiga golongan yang terlepas dari hukum yaitu orang yang tidur hingga ia bangun, anak-anak hingga ia baligh, orang gila hingga ia berakal atau sadar.” (H.R. Ibnu Majah).
f.       Suci dari haid dan nifas
Sedangkan rukun yang harus dijalankan ketika berpuasa adalah sebagai berikut:
1)      Niat
2)      Imsak
Di samping terdapat syarat dan rukun berpuasa, perlu diperhatikan beberapa hal yang disunahkan dalam berpuasa, antara lain:
a)      Menyelenggarakan berbuka
b)      Berdo’a ketika berbuka puasa
c)      Makan sahur
d)     Menggosok gigi pada waktu pagi
e)      Shalat lail (shlat terawih dan shalat malam)
3.      Hal-hal yang membatalkan puasa
Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Jika kita melakukannya, puasa kita menjadi batal. Beberapa hal yang membatalkan puasa:
a.       Makan atau minum dengan sengaja
b.      Bersetubuh
c.       Muntah dengan sengaja
d.      Keluarnya darah haid atau nifas
e.       Gila, anyan atau pingsan
4.      Macam-macam puasa
Dilihat dari hukumnya, puasa yang disyariatkan islam dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu puasa wajib, puasa sunah, puasa makruh dan puasa haram.
a.       Puasa wajib
Puasa wajib berarti puasa yang harus dikerjakan oleh setiap mukalaf (orang islam yang sudah dewasa dan berakal sehat). Apabila puasa wajib tidak dilaksanakan, maka orang yaang bersangkutan mendapat dosa besar dan wajib membayar fidya. Puasa wajib ada tiga macam, yaitu puasa ramadhan, puasa nadzar, dan puasa kafarat.
1)      Puasa ramadhan
Puasa Ramadhan adalah salah satu dari rukun Islam yang diwajibkan kepada tiap mukmin. Sebagai dalil atau dasar yang menyatakan bahwa puasa Ramadhan itu ibadah yang diwajibkan Allah kepada tiap mukmin, umat Muhammad Saw.  Firman Allah Swt :
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَي الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ۰
Artinya: “Wahai mereka yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah-183)”.

Untuk mengerjakan puasa ramadhan, kita harus mengetahui waktu masuknya bulan ramadhan. Masuknya bulan ramadhan, dapat diketahui melalui beberapa cara sebagai berikut:
a)      Rukyatul hilal (melihat hilal secara langsung)
b)      Mendengar berita tentang munculnya hilal
c)      Adaanya kabar mutawatir (dari banyak orang)
d)     Hisab (menghitung ilmu falaq)
2)      Puasa nazar
Puasa nazar ialah puasa yang dilakukan karena menepati nazar atau janji yang telah diucapkan. Hukumnya wajib melaksanakan puasa nazar  apabila hari-hari yang ditentukan telah tiba.
3)       Puasa kafarat (denda atau tebusan)
Puasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang dikarenakan pelanggaran terhadap suatu hukum, sehingga mengharuskan seorang mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan, bentuk pelanggaran dengan kafaratnya antara lain :
a)      Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu memberi makan dan pakaian kepada sepuluh orang miskin maka ia harus melaksanakan puasa selama tiga hari.
b)      Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak sanggup membayar uang darah (tebusan) atau memerdekakan budak maka ia harus berpuasa dua bulan berturut-turut.
c)      Apabila dengan sengaja membatalkan puasanya dalam bulan Ramadhan tanpa ada halangan yang telah ditetapkan, ia harus membayar kafarat dengan berpuasa lagi sampai genap 60 hari.
b.      Puasa sunnah
Puasa sunnah adalah amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan wajib. Ketentuan dalam Melakukan Puasa Sunnah:
1)      Boleh berniat setelah terbit fajar jika belum makan, minum dan selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa
2)      Boleh menyempurnakan atau membatalkan puasa sunnah
3)       Mendapat izin suami
Puasa sunnah dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi wali Allah yang terdepan (as saabiqun al muqorrobun).          Puasa sunnah antara lain:
a)      Puasa senin kamis
b)      Puasa syawal
Waktu mengerjakan puasa syawal ada dua pendapat:
(1)   Puasa syawal harus dikerjakan secara berturut-turut setelah hari raya idul fitri, yaitu pada tanggal 2 sampai 7 syawal.
(2)   Puasa syawal boleh dikerjakan tidak berturut-turut dan tidak tepat tanggal 2 sampai 7 syawal, artinya boleh dikerjakan kapan saja dengan catatan masih bulan syawal.
c)      Puasa arafah
d)     Puasa tiga hari setiap bulan
Waktu pelaksanaanya tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan. Sehingga tidaklah benar anggapan sebagian orang yang menganggap bahwa puasa pada hari putih adalah puasa dengan hanya memakan nasi putih, telur putih, air putih, dsb.
c.       Puasa makruh
Menurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh antara lain :
1)       Puasa pada hari Jumat secara tersendiri
2)      Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan
3)      Puasa pada hari syak (meragukan)
d.      Puasa haram
Puasa haram adalah puasa yang dilarang dalam agama Islam. Puasa yang diharamkan. Puasa-puasa tersebut antara lain:
1)      Puasa pada dua hari raya
2)      Puasa seorang wanita dengan tanpa izin suami
5.      Hikmah puasa
Hikmah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan:
a.       Melatih disiplin waktu
b.      Mempererat silaturahmi
c.       Setiap kegiatan yang mulia merupakan ibadah
d.      Berhati-hati dalam berbuat
e.       Berlatih lebih tabah dan sabar
f.       Melatih hidup sederhana
D.    Kesimpulan
1.      Pengertian dan dasar hukum puasa
Puasa adalah terjemahan dari Ash-Shiyam. Menurut istilah bahasa berarti menahan diri dari sesuatu  yang membatalkan puasa. Dasar hukum puasa adalah wajib bagi orang yang beriman dan sedang melaksanakan puasa wajib. Sunnah apabila mengerjakan puasa sunnah.
2.      Syarat dan rukun puasa
a.       Beragaam islam
b.      Berakal sehat
c.       Berbadan sehat
d.      Mampu menjalankan
e.       Baligh
f.       Suci dari haid dan nifas
Sedangkan rukun yang harus dijalankan ketika berpuasa adalah sebagai berikut:
1)      Niat
2)      Imsak
3.      Hal-hal yang membatalkan puasa
a.       Makan atau minum dengan sengaja
b.      Bersetubuh
c.       Muntah dengan sengaja
d.      Keluarnya darah haid atau nifas
e.       Gila, anyan atau pingsan
4.      Macam-macam puasa
a.       Puasa ramadhan
b.      Puasa nazar
c.       Puasa kafarat
d.      Puasa senin kamis
e.       Puasa syawal
f.       Puasa arafah
g.      Puasa tiga hari setiap bulan
h.      Puasa pada hari Jumat secara tersendiri
i.        Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan
j.        Puasa pada hari syak (meragukan)
k.      Puasa haram
l.        Puasa pada dua hari raya
5.      Hikmah puasa
a.       Melatih disiplin waktu
b.      Mempererat silaturahmi
c.       Setiap kegiatan yang mulia merupakan ibadah
d.      Berhati-hati dalam berbuat
e.       Berlatih lebih tabah dan sabar
f.       Melatih hidup sederhana

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim dan Harsono, Penerapan Fiqih, Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013.
Rifa’i, Moh., Ilmu Fiqih Islam Lengkap, Semarang: PT Karya Toha Putra, 1978.
Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012.
Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 3, Bandung: Al-Ma’arif, 1993.


Ibrahim dan Harsono, Penerapan Fiqih, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013)
Rifa’i, Moh., Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1978)
Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012)
Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 3, (Bandung: Al-Ma’arif, 1993)

Tentang hebatnya mengaji

Tentang hebatnya mengaji Ilmu Agama laksana air hujan menembus bumi, orang alim yang mengamalkan ilmunya laksana bumi yang subur. Orang yang...