Mengacu pada konsep manajemen, proses evaluasi pendidikan dapat dibagi menjadi tiga bagian utama: Perencanaan (Planning), Implementasi (Implementing), dan Evaluasi (Evaluating). Jadi dalam proses ini kita mulai dengan merencanakan evaluasi, mengimplementasikan evaluasi, dan mengevaluasi evaluasi. Kita perlu merencanakan dan melaksanakan evaluasi secara sistematis dengan cara (a) mengidentifikasi kebutuhan, (b) memilih strategi yang tepat dari berbagai alternatif, (c) memonitor perubahan yang muncul, dan (d) mengukur dampak dari perubahan tersebut. Mengevaluasi evaluasi berarti bahwa evaluasi itu hendaknya memang harus dievaluasi (meta-evaluation). Jelas bahwa proses perencanaan evaluasi merupakan bagian yang paling penting dalam proses evaluasi secara keseluruhan.
Tentunya informasi atau data yang di kumpulkan tersebut haruslah data yang sudah sesuai untuk mendukung tujuan dari evaluasi yang telah di rencanakan tersebut. Ada banyak sekali contoh-contoh evaluasi yang terdapat di dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak sekali kita melakukan kegiatan evaluasi, oleh sebab itu kegiatan evaluasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita.
Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily, 1983:220). Dalam buku Essentials Of Educational Evaluation karangan Edwind Wand dan Gerald W. Brown dikatakan bahwa: Evaluation refer to the act or process to determining the value of something (1975:1). Jadi evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Sedangkan menurut istilah evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Anne Anastasi mengartikan evaluasi sebagai “A systematic achieved by pupils” (1978:6). Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Dengan demikian evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dikelola secara sistematik, mulai dari awal perencanaan kegiatan sampai pada akhir kegiatan.
Pengertian evaluasi secara luas adalah suatu proses memperoleh, merencanakan, dan menyediakan informasi yang sangat dibutuhkan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kegiatan evaluasi atau penilaian adalah suatu proses yang sengaja direncanakan untuk medapatkan informasi atau data, dan dengan berdasarkan data tersebut kemudian akan di coba untuk membuat suatu keputusan.
Tentunya informasi atau data yang di kumpulkan tersebut haruslah data yang sudah sesuai untuk mendukung tujuan dari evaluasi yang telah di rencanakan tersebut. Ada banyak sekali contoh-contoh evaluasi yang terdapat di dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak sekali kita melakukan kegiatan evaluasi, oleh sebab itu kegiatan evaluasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita.
Dalam perkembangannya istilah evaluasi berkembang menjadi beberapa istilah yang sering kita gunakan dalam istilah evaluasi, yaitu measurement (pengukuran), assesment(penaksiran), dan test. Ketiga istilah tersebut sering dianggap sama dengan evaluasi. Padahal sebenarnya ketiga tersebut mempunyai perbedaan satu sama lain.
Measurement (pengukuran) diartikan sebagai proses untuk menentukan luas atau kuantitas sesuatu dengan pengertian lain pengukuran. Adalah usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan, hal ini dapat diperoleh dengan jalan test atau cara lain. Hasil suatu pengukuran belum banyak memiliki arti sebelum ditafsirkan dengan jalan membandingkan hasil dan pengukuran dengan standar atau patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penilaian pendidikan patokan itu dapat berupa batas minimal kompetensi materi pelajaran yang harus dikuasai, atau rata-rata nilai yang diperoleh oleh kelompok.
Test lebih ditekankan pada penggunaan alat pengukuran. Cronbach memberikan batasan tes sebagai berikut: a syistematic procedure for observing a person’s bahavior and discribing it with the aid of a numerical scale or a category syistem.
Assessment tidak sampai taraf evaluasi, melainkan sekedar mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
Tujuan dilakukannya evaluasi menurut Muchtar Buchori ada dua yaitu:
Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah ia menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui tingkat efisien metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidikan selama jangka waktu tertentu tadi.
Thorndike dan Hagen, merinci tujuan evaluasi pendidikan dalam delapan bidang yang tidak jauh berbeda dengan pembagian fungsi menurut stanley, kedelapan bidang tersebut adalah:
Bidang pengajaran
Hasil belajar
Diagnosis dan usaha perbaikan
Fungsi penempatan
Fungsi seleksi
Bimbingan dan penyuluhan
Kurikulum dan
Penilaian kelembagaan
Evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran secara keseluruhan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
Untuk mengetahui taraf kesiapan daripada anak-anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu.
Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang dilaksanakan.
Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita lanjutkan pada materi baru atau mengulangi materi yang telah diajarkan.
Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan pada peserta didik.
Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi apakah anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau mengulang di kelas semula.
Untuk membangdingkan apakah prestasi yang dicapai olah anak-anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk dilepas ke masyarakat atau masih perlu dididik dan dilatih.
Untuk mengadakan seleksi.
Untuk mengetahui efiensi dan efektifitas metode yang telah digunakan dalam pembelajaran.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran.
Model Evaluasi Program Pendidikan
Para ahli evaluasi telah mengembangkan beberapa jenis evaluasi program. Jenis evaluasi progam tersebut sangat beragam dan vareatif, tetapi hasil dari evalusai digunakan sebagai kepentingan pengambilan keputusan. Berikut ini diuraikan berbagai jenis evaluasi program yang saat ini masih digunakan.
CIPP (context input prosess product), CIPP merupakan salah satu evaluasi program yang dapat dikatakan cukup memadai. Model ini telah dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebearn dkk. (1967) di Ohio State University.
Evaluasi konteks, meliputi analisis masalah yang berhubungan dengan lingkungan program yang dilaksanakan, yang secara khusus berpengaruh pada konteks masalah yang menjadi komponen dalam program. Secara singkat evaluasi konteks merupakan evaluasi terhadap kebutuhan yaitu memperkecil kesenjangan antara kondisi actual dan kondisi yang diharapkan.
Model kesenjangan (discrepancy). Evaluasi ini dikenal sebagai kesenjangan program. Kesenjangan program adalah keadaaan antara yang diharapkan dalam rencana dan yang dihasilkan dalam pelaksanaan program.
Langkah-langkah dalam evaluasi kesenjangan antara lain:
Tahap penyusunan desain
Tahap penetapan kelengkapan program yaitu melihat apakah kelengkapan yang tersedia sudah sesuai dengan yang diperlukan atau belum.
Tahap proses (process)
Tahap pengukuran tujuan (product)
Tahap pembandingan (programe compartison)
Evaluasi Masukan
Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan awal atau kondisi awal yang dimiliki oleh institusi untuk melaksanakan sebuah program.
Evaluasi Proses
Evaluasi proses diarahkan pada sejauh mana program dilakukan dan sudah terlaksana sesuai dengan rencana.
Evaluasi Hasil
Ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan tindakan yang diberikan, dan dampak dari program. Setiap bentuk evaluasi yang dijelaskan menekankan tiga tugas pokok yaitu:
Memberikan semua jenis informasi yang di perlukan oleh pengambilan keputusan
Memperoleh informasi
Menyintesiskan informasi-informasi sedemikian rupa sehingga secara maksimal dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan
Desain evaluasi
Sebelum melakukan desain evaluasi, terlebih dalahulu dilakukan focus evaluasi yaitu mengkhususkan apa dan bagaimana evaluasi akan dilakukan. Apabila evaluasi sudah terfokus, ini berarti proses dan desain dimualai. Ada tiga elemen dalam proses pemfokusan , yaitu: mempertemukan pengetahuan dan harapan, mengumpulkan informasi, dan merumuskan rencana evaluasi.
Komponen-komponen desain evaluasi program:
Tujuan yang ditetapkan oleh pengambilan keputusan dan diberi tahukan kepada pelaksana program
Kegiatan semua aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, kegiatan harus relevan dengan tujuan.
Sarana fasilitas penunjang kegiatan
Pelaksana kegiatan
Hasil keluaran sebagai akibat dari kegiatan
Langkah Penyusunan Desain
Hal-hal yang perlu dilaksanakan dalam penyusunan desain, antara lain:
Latar belaakang
Problematika (yang akan dicari jawabanya)
Tujuan evaluasi
Populasi dan sempel
Instrument dan sumber data
Teknik analisis data
Langkah langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument evaluasi :
Merumuskan tujuan yang akan dicapai
Membuat kisi-kisi
Membuat butir-butir instrument
Menyunting instrument
Instrumen yang telah tersusun perlu di validasi
Dapat dilakukan dengan metode Sampling
Beberapa hal yang perlu disamakan : tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan program, wilayah generalisasi, teknik sampling, jadwal kegiatan
Tahap Monitoring (Pelaksanaan)
Monitoring pelaksanaan evaluasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan dengan rencana program. Sasaran monitoring adalah seberapa pelaksaan program dapat diharapkan/ telah sesuai dengan rencana program, apakah berdampak positif atau negatif.
Teknik dan alat monitoring dapat berupa :
Teknik pengamatan partisipatif
Teknik wawancara
Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi
Evaluator atau praktisi atau pelaksana program
Perumusan tujuan pemantauan
Penetapan sasaran pemantauan
Penjabaran data yang dibutuhkan
Penyiapan metode atau alat pemantauan sesuai dengan sifat dan sumber atau jenis data
Perencanaan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada tujuan monitoring
CRITICAL THINKING
Pada dasarnya tujuan evaluasi perencanaan pendidikan adalah suatu proses memperoleh, merencanakan, dan menyediakan informasi yang sangat dibutuhkan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kegiatan evaluasi atau penilaian adalah suatu proses yang sengaja direncanakan untuk medapatkan informasi atau data, dan dengan berdasarkan data tersebut kemudian akan di coba untuk membuat suatu keputusan.
Tentunya informasi atau data yang di kumpulkan tersebut haruslah data yang sudah sesuai untuk mendukung tujuan dari evaluasi yang telah di rencanakan tersebut. Ada banyak sekali contoh-contoh evaluasi yang terdapat di dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak sekali kita melakukan kegiatan evaluasi, oleh sebab itu kegiatan evaluasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Udin Syaefudin Sa’ud, M.Ed.,Ph.D. (2006), perencanaan pendidikan. PT.Remaja Rosda Karya. Cet, ke-2, bandung.
Masrukin, S.Ag., M.Pd, Evaluasi Pendidikan, STAIN, Kudus, 2008,
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Sa’ud, U.S. Dan Makmun, A.S, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Remaja Rosdakarya, Bandung 2005
http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-evaluasi- pendidikan.html, diunduh pada tanggal 12 Mei 2014, pukul 09.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar