PENGEMBANGAN MATERI METODE PENILAIAN
(PMMP)
Konsep Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Pengukuran adalah membandingkan obyek ukur dengan alat ukur. Dalam pengukuran menghasilkan angka/skor (kuantitas). Penilaian adalah pemaknaan dari hasil pengukuran (kualitas).
Evaluasi adalah keputusan yang diambil dari hasil pengukuran dan penilaian. Misalnya; Sahroni mendapatkan nilai ”75” (pengukuran), berarti ”B+/baik sekali” (penilaian) hasilnya ”Lulus” (evaluasi).
Dalam pembuatan soal harus dilihat dulu indikator pencapaian, misalnya;
“siswa mampu melafadzkan niat sholat fardhu dengan benar”,
“siswa mampu menyebutkan jumlah rakaat masing-masing sholat fardhu”.
Tujuan, Fungsi, dan prinsip Evaluasi
Secara umum tujuan Evaluasi adalah mendapatkan gambaran secara utuh pencapaian suatu progam. Fungsi evaluasi adalah memberikan pertimbangan dalam rangka membuat keputusan.
Prinsip evaluasi;
Obyektif, dan Adil.
Kontinuitas (berkesinambungan).
Komprehensif (luas/menyeluruh)
Context (need assessment), Input, Proses, Product, Out came (dampak yang ditimbulkan dari product).
Kooporatif, yaitu kerjasama antara evauan dengan evaluator.
Praktis,
Akuntable, yaitu dapat dipertanggungjawabkan.
Teknis Evaluasi
Teknis evaluasi Ada 2, yaitu;
Tes, misalnya 1+1 = 2. ciri-cirinya;
waktunya terbatas,
sifatnya mengikat, dan memaksa
Item jawabanya ada benar, dan salah karena ada jawaban
Non Tes, misalnya; bagaimana pendapat/sikap anda tentang ini. ciri-cirinya;
waktunya fleksibel/kondisional,
sifatnya mana suka.
Tidak ada benar salah, yaitu kecenderungan karena tidak ada kunci jawabanya.
Dalam sebuah penelitian bisa diukur dengan 2 teknis, misalnya pengaruh hasil belajar dengan minat siswa. Hasil belajardinilai dengan Tes, sedangkan minat siswa bisa diukur dengan Non Tes.
Prinsip Tes
Prinsip tes antara lain;
Valid; tes yang dengan tepat bisa mengukur apa yang diukur. Misalnya tentang indikator pencapaian;
Siswa dapat mengetahui pengertian sholat
Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang membatalkan sholat
Siswa dapat melakukan gerakan dan bacaan sholat dengan baik dan benar.
Reliabel; tetep dan dapat dipercaya. Manakala sebuah tes itu menggunakan instrumen yang sama, responden sama, waktu yang berbeda, dan hasil yang relatif sama dengan catatan selama antara tes I dengan tes berikutnya tidak ada perlakuan atau responden tetap.
Fair; tidak merugian. Dalam hal ini ada nilai;
Honesty (kejujuran), sebuah tes harus ada beberapa kliteria;
Tingkat kesukaran soal harus sama dengan kemampuan siswa,
Soal tidak boleh menjebak (mempunyai makna ganda), misalnya; nabi Muhammad lahir pada tahun? (gajah/571M).
Materi yang diujikan sesuai dengan jenis tes dan bentuk soal yang digunakan. Misalnya siswa dapat mengetahui wudhu dengan baik, maka bisa dilakukan dengan praktek.
Menetapkan penskoran yang tepat. Misalnya jawaban benar, logis, ada contohnya, dan tulisan bagus (total skor 20).
Seimbang, mengandung beberapa kliteria, diantaranya;
Materi yang diujikan sama dengan materi yang diajarkan.
Semakin banyak materinya, semakin banyak soalnya.
Waktu untuk mengerjakan soal sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan
Mengurutkan dari soal yang mudah kepada soal yang sukar,
Mengurutkan level kognitif dari yan rendah ke yang tinggi, yaitu; pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tidak mungkin ada pemahaman tanpa pengetahuan.
Mengurutkan/mengelompokkan jenis soal. Misalnya pilihan ganda dengan pilihan ganda, esai dengan esai.
Organisasi,
Jelas petunjuk dan perintahnya. Misalnya sebutkan, atau deskripsikan.
Urutan materi tes sesuai dengan urutan materi yang diajarkan. Misalnya dari wudhu, sholat wajib, sholat sunah, baru puasa. Dimaksut menjaga logika pemikiran anak
Layout harus jelas dan bisa dibaca. Misalnya untuk anak menggunakan font yang lebih besar, dimaksud agar anak mudah membacanya. Bahasa yang digunakan harus lugas, jelas, dan tidak terlalu terbelit-belit.
Transparan, apa yang diujikan, tugasnya dan jelas aturan pensekorannya.
Autentik, artinya murni atau asli hasil kerja siswa, hasil yang nyata atau real.
PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES
Langkah-langkahnya;
Menetapkan tujuan tes, untuk mengetahui pencapaian seberapa jauh penguasaan materi yang baru diajarkan.
Analisis kurikulum, untuk melakukan pembobotan pada jumlah jam pertemuannya.
Analisis bahan ajar, yaitu untuk melakukan pembobotan pada jumlah halaman, atau banyaknya materi.
Menyusun kisi-kisi, untuk menjamin butir-butir soal mencakup keseluruhan materi secara profesional.
Menulis TIK operasional. Misalnya;
siswa mengetahui niat wudhu. Soalnya berupa melengkapi lafadz niat wudhu.
Siswa dapat mengetahui syarat wudhu. Soalnya berupa siswa diminta memilih yang termasuk syarat wudhu dari soal yang diberikan
Menulis soal, ada beberapa hal;
Soal harus valid
Soal harus bisa dikerjaka satu kemampuan spesifik. Bukan soal yang borongan.
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Usahakan menghindari kesalahan tulisan atau pengetikan.
Harus jelas petunjuk pengerjaanya
Melakukan validasi konsep, atau telaah butir soal.
Validitas konten, yaitu lebih menekankan kesesuaian soal dengan isinya
Validitas konstruksi, yaitu seberapa jauh soal dapat mengukur indikator.
Validitas wajah, merupakan ketepatan kewajahan atau redaksional
noNo butirValiditas kontenValiditas konstruksiValiditas wajahSaran-saran11VVX-
Revisi soal berdasarkan saran-saran dari validasi konsep
Reproduksi soal, yaitu memproduksi ulang soal-soal
Try out, digunakan untuk menilai instrumen bukan mengisi rapot
Analisis data hasil try out
Data diskrit
rit = Data kosterial antara skor butir nilai i dengan t
µi = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir nomor i
µt = rata-rata total semua responden
T = standar devisiasi semua responden
p = proporsi jawaban benar untuk butir i
q = proporti jawaban salah untuk butir i
Revisi soal berdasarkan validasi empirik
Merakit soal menjadi satu instrumen tes yang siap pakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar