Air cucian beras selain mengandung 90% karbohidrat yang berupa pati, juga mengandung vitamin, mineral dan protein, 80% protein beras di sebut protein glutein. Kualitas protein glutein cenderung berupa zat lisin, lisin sendiri merupakan asam amino essensial pembatas.
Adapun penjelasan air beras di beberapa literatur hanya mengandung karbohidrat dan pati, tapi kalau menjabarkan 100% karbohidrat dalam jumlah tinggi akan membentuk proses terbentuknya hormon tumbuh berupa auksin, gibbereline, dan alanin. Ketiga jenis hormon tersebut bertugas merangsang pertumbuhan pucuk daun, mengangkut makanan ke sel-sel terpenting daun dan batang.
Dari struktur mikrobiologi, air beras juga punya keanekaragaman bakteri antagonis, artinya bisa melawan bakteri jahat/patogen. Juga dapat menginvasi sel telur hama kutu-kutuan menjadi pecah sebelum waktunya. Tak ayal daun yang selalu diaplikasikan dengan poc air cucian beras sebagai pupuk cair hayati cenderung sehat dan subur.
Bahan-bahan dan perlengkapan :
- Sampah organik basah
- Molases (tetes tebu/larutan gula) 500 ml
- Air leri (air cucian beras pertama) 1 liter
- Air kelapa yang sudah tua 1 liter
- Air bersih 1 liter
- Ember bertutup ukuran 20 liter
- karung ukuran 25 kg
Cara membuat :
– Sampah organik yang telah dicacah dimasukkan ke dalam karung dan dipadatkan, kemudian diikat
– Siapkan ember dan masukkan bahan air, molase, air kelapa, dan air cucian beras sambil diaduk rata
– Masukkan karung berisi bahan organik kedalam larutan sampai terendam, usahakan karung tidak mengapung
– Tutup ember rapat-rapat, simpan di tempat teduh selama 7-10 hari
– Setelah fermentasi selesai, ambil airnya dan POC sudah jadi. Ampasnya bisa digunakan sebagai pupuk padat
– Fermentasi berhasil jika diatas permukaan air terdapat bercak-bercak putih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar