Bacalah dengan nama Tuhanmu.” Inilah
kalimat pertama al-qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Kalimat itu
diwahyukan kepadanya pada saat beliau menyendiri dan melakukan perenungan di
sebuah Gua di kota Mekkah pada 610 M. Saat itu beliau berusia empat puluh lima
tahun, beliau dikenal bukan sebagai penyair sebagaimana umumnya tokoh-tokoh
yang pernah melibatkan diri dalam
pembahasan tentang agama. Beliau merasakan pengalaman hidup yang luar biasa
saat menerima wahyu ini, saat beliau didekati sosok malaikat yang memerintahkan “ bacalah!” dan ketika beliau
menjelaskan bahwa beliau tidak bisa membaca, sang malaikat mendekapnya dengan
kuat dan mengulangi perintah itu sampai dua kali. Setelah itu, barulah malaikat
membacakan dua baris ayat pertama al-qur’an
dimana konsep “membaca”, “ belajar atau memahami” dan “pena” disebutkan
sebanyak enam kali.
1. Definisi
Mukjizat[1]
Pengertian
mukjizat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia di artikan sebagai “ kejadian ajaib yang sulit di mengerti oleh
kemampuan akal manusia.
Kata
mukjizat terambil dari kata bahasa arab (a’jaza)
yang berarti “melemahkan atau menjadikan tidak mampu”.
Pelakunya
(yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan
bila kemampuanya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu
membungkamkan lawan, maka dinamai mu’jizat.
Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama
islam, antara lain sebagai suatu hal ataau peristiwa luar biasa yang terjadi
melalui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang di tantangkan
kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani
tantangan itu.[2]
Jika memperhatikan definisi diatas,
terlihat banyak unsur-unsur penting yang harus menyertai hal tersebut sehingga
ia dapat dinamai mukjizat. Unsur-unsur tersebut adalah:
a. Hal
atau peristiwa yang luar biasa
Peristiwa-peristiwa
alam misalnya keadaan alam yang terlihat sehari-hari, walaupun menakjubkan
namun tidak dinamai mukjizat, karena ia merupakan sesuatu yang luar biasa. Yang
dinamakan luar biasa adalah sesuatu yang diluar jangkauan sebab dan akibat yang
diketahui secara umum hukum-hukumnya.
b. Terjadi
atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi
Tidak
mustahil terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri siapa pun. Namun apabila
bukan dari seorang yang mengaku nabi, maka ia tidak dinamai mukjizat. Boleh
jadi sesuatu yang luar biasa tampak pada diri seseorang yang kelak bakal
menjadi Nabi.
c. Mengandung
tantangan terhadap yang meragukan kenabian
Tentu
saja tantangan ini harus bersamaan dengan pengakuanya sebagai nabi. Disisi
lain, tantangan tersebut harus merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan
sang nabi.
d. Tantangan
tersebut tidak mampu atau gagal dilakukan
Bila
yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa, maka ini berarti bahwa
pengakuan sang penantang tidak terbukti.
Perlu diketahui bahwa
tantangan harus benar-benar di pahami oleh yang ditantang.
Misalnya
mukjizat Nabi Musa a.s yakni beralihnya tongkat menjadi ular yang dihadapkan
kepada masyarakat yang amat mengandalkan sihir. Mukjizat itu begitu jelas ini
benar-benar membungkamkan para ahli sihir yang ditantang oleh Nabi Musa a.s sehingga
mereka tak kuasa menakui kekalahan mereka kecuali Fir’aun.[3]
Mukjizat tidak dapat digunakan dengan
semaunya, fungsi adalah sebagai bukti kebenaran para Nabi. Keluarbiasaan yang
tampak atau terjadi melalui mereka itu diibaratkan sebagai ucapan Tuhan :”apa
yang dinyaotakan sang nabi itu benar. Dia adalah utusan-Ku, dan buktinya adalah
Aku melakukan mukjizat itu”.
Sifat mukjizat yang dimiliki oleh para Nabi atau Rosul
berbeda-beda. Meskipun demikian mukjizat dibagi dalam empat macam yaitu:
1.
Mukjizat
Kauniyah, adalah mukjizat yang berupa peristiwa alam. Misalnya,
terbelahnya laut akibat pukulan tongkat Nabi Musa as dan dibelahnya bulan
menjadi dua oleh Nabi Muhammad Rosulullah saw.
2.
Mukjizat Salbiyah
atau Tarkiyah, adalah mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya,
seperti Nabi Ibrahim as. mampu menghilangkan daya bakar api sehingga ia tidak
kepanasan ketika dihukum bakar oleh Raja Namrud karena perbuatannya
menghancurkan semua berhala sesembahan.
3.
Mukjizat Syahsiyah atau fi’liyah, adalah mukjizat yang terpancar dari tubuh Rasul
sendiri. Misalnya, memancarnya cahaya dari tangan Nabi Musa as dan mengucurnya air dari celah-celah jemari
Nabi Muhammad Rosulullah saw.
4.
Mukjizat Aqliyah, adalah
mukjizat yang masuk akal. Contoh satu-satunya adalah Al-Qur’an.
Secara dalam garis besar mukjizat dapat
dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu:[4]
a)
Mukjizat materil yang bersifat
indrawi
Mukjizat
material adalah keluarbiasaannya dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat
indra oleh masyarakat tempat nabi tersebut menyampaikan dakwanya.
Contoh tidak
terbakarnya Nabi Ibrahim a.s dalam kobaran api yang sangat besar, berubah
wujudnya tongkat Nabi Musa a.s. menjadi ular.
b)
Mukjizat Immaterial atau Maknawy
Mukjizat
maknawi ialah mukjizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan kekuatan panca
indra tetapi harus dicapai dengan kekuatan akal. Mukjizat ini sifatnya tidak
dibatasi oleh suatu tempat dan masa tertentu dan dapat dipahami oleh akal.
Contoh
mukjizat imaterial adalah al- qur’an.
2.
Aspek-aspek
Kemukjizatan Al-Qur’an
Seperti
yang telah dikemukakan yang telah dikemukakan bahwa tantangan Al’-Qur’an
bertahab dari menyusun seluruh Al-Qur’an sampai dengan menyusun lebih kurang
satu surah saja. Di dalam Al-Qur’an terdapat 114 surah, yang terpanjang adalah
surah al-baqarah dengan 286 ayat dan yang tependek adalah surah al-kautsar
dengan tiga ayat.
Jika
kita membatasi kemukjizatan Al-Qur’an, terdapat tiga aspek yaitu:
1) Keindahan
dan ketelitian bahasa
Bahasa
yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah bahasa arab. Tata bahasanya pun terlihat
serasi ketika di baca dan banyak mengandung makna.[5]
2) Isyarat
ilmiah
Al-Qur-an
menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma keutamaan, sopan-santun,
undang-undang ekonomi, politik, sosial, dan kemasyarakatan, serta hukum-hukum
ibadah. Al-Qur-an menggunakan dua cara menetapkan sebuah ketentuan hukum,
yakni:
a.
Secara global
Persoalan ibadah umumnya diterangkan
secara global, sedangkan perincianya diserahkan kepada ulama melalui ijtihad.
b.
Secara terperinci
Hukum yang dijelaskan secara
terperinci adalah yang berkaitan dengan utang piutang, makanan yang halal dan
yang haram, memelihara kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
3) Pemberitaan
gaib
Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian
mukjizat Al-Qur'an itu adalah berita gaib.
Salah satu contohnya pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun
1898, ahli purbakala Loret menemukan satu mumi di lembah raja–raja Luxor Mesir
yang dari data–data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama
Munifah yang pernah mengejar nabi Musa As. Selain itu pada tanggal 8 juli 1908,
Elliot Smith mendapat ijin dari pemerintah Mesir untuk membuka
pembalut–pembalut Fir’aun tersebut. Apa yang ditemukan adalah salah satu jasad
utuh.
Seperti yang diberitakan oleh
Al-Qur’an surat Yunus [10] ayat 92:
فَالْيَوْمَ
نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاس
يَاتِنَا لَغَافِلُونَ [١٠:٩٢]
Artinya:
“Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya kamu
dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
Kemukjizatan
Al-Qur’an ini kadangkala membuat para pembaca maupun pendengar menjadi terpukau
oleh beberapa hal yang berkaitan dengan susunan kata dan kalimatnya. Beberapa
hal tersebut antara lain:[6]
a) Nada
dan langgamnya
Jika
anda mendengar ayat-ayat Al-Qur’an, pertama yang terdengar dan terasa di
telinga adalah nada dan langgamnya karena mempunyai keunikan dalam iramanya.
Hal ini disebabkan karena kata-kata yang dipilih adalah kata-kata pilihan
sehingga melahirkan keserasian irama.
b) Singkat
dan padat
Keistimewaan
susunan kalimat dalam Al-Qur’an merupakan kata-kata yang singkat tetapi
mengandug banyak makna.
c) Memuaskan
para pemikir dan banyak orang
Jika
anda membaca sebuah artikel, maka anda dapat menilinya sangat dangkal sehingga
tidak sesuai dengan selera sang pemikir dan ilmuan. Namun, Al-Qur’an tidak
demikian karena sang pembaca akan merasa puas apalagi kalau memahami semua
maknanya.
d) Memuaskan
jiwa dan akal
Manusia
memiliki daya pikir dan daya rasa atau akal dan kalbu. Daya pikir akan
memberikan argumentasi guna mendukung pandanganya, sedangkan daya kalbu
mengantarkan untuk mengekspresi keindahan dan mengembangkan imajinasi.[7]
e) Gaya bahasa
Gaya bahasa
Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona, bukan
saja orang-orang mukmin, tetapi juga bagi orang-orang kafir. Kehalusan ungkapan
bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk Islam. Bahkan, Umar bin Khattab pun
yang mulanya dikenal sebagai orang yang paling memusuhi nabi Muhammad SAW, dan
bahkan berusaha membunuhnya, memutuskan masuk Islam dan beriman pada kerasulan
Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-Qur-an. Susunan Al-Qur-an
tidak dapat disamakan oleh karya sebaik apa pun.
f)
Susunan Kalimat
Al-Qur-an,
hadis qudsi, dan hadis nabawi sama-sama keluar dari mulut nabiu, terapi uslub
(style) atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda.
Uslub bahasa
Al-Qur-an jauh lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan dengan lainya.
Al-Qur-an muncul dengan uslub yang begitu indah. Didalam uslub
tersebut terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan pernah ada ucapan
manusia.
3. Hikmah
Kemukjizatan Al-Qur’an
Banyak
hikmah yang kita didapat ketika kita mau membaca al-qur’an. Salah satu dari
hikmah tersebut antara lain:
1)
Ayat-ayat dalam al-qur’an yang dibaca setiap
hari, akan memberikan motivasi atau penyemangat bagi sang pembacanya.
2)
Ketika hati kita dipenuhi dengan emosi, maka
perbanyaklah untuk membca al-qur’an karena dengan membaca ayat-ayat dalam
al-qur’an akan memberikan ketengan untuk hati kita.
3)
Orang yang selalu membaca al-qur’an,
senantiasa ia akan mengingat bahwa ia hidup karena Allah dan suatu saat akan
kembali kepada-Nya.
4)
Orang yang selalu membaca al-qur’an, maka ia
akan selalu diberikan nikmat oleh Allah walaupun di dunia ia terlihat hidup
yang berkecukupan.
5)
Orang yang paham atau mengerti dengan isi
kandungan ayat-ayat dalam al-qur’an adaalah orang yang memiliki banyak ilmu.
6)
Orang yang selalu membaca ayat-ayat
al-qur’an akan diberikan ketenangan hati dan jiwa.
7)
Orang yang gemar membaca al-qur’an akan
diberikan kemudahan oleh Allah dan tidak mudah berputus asa.
8)
Orang yang selalu membaca al-qur’an akan
selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Lilis
Fauziyah RA, Andi Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an
dan Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Anwar
Rosihan. 2004. Ulumul Qur’an. Bandung. Pustaka Setia.
[1] Lilis Fauziyah RA, Andi
Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an dan
Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 11.
[2]
Lilis
Fauziyah RA, Andi Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an
dan Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 11-13.
[3]
Lilis
Fauziyah RA, Andi Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an
dan Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 14.
[4] Lilis Fauziyah RA, Andi
Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an dan
Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 15.
[5]
Lilis
Fauziyah RA, Andi Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an
dan Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar