Dalam dunia pertanian, tak henti-hentinya berbicara mengenai hama. Karena hama merupakan bagian dari lika-liku bercocoktanam. Tanaman yang subur tiba-tiba layu sudah sering menjadi bahan perbincangan seolah menjadi artis papan atas, yaitu furasium.
Namun tak disangka-sangka, ternyata selain membuat jamur tricoderma sebagai solusi, ternyata ada cara lain untuk mengalahkan kepopuleritas furasium. Salah satunya dengan tanaman pengendali OPT berikut ini, yost... itulah gunanya kita membahas tanaman-tanaman pengendali hama, siapa tau ada disekitar kita.
CENGKEH
Cengkeh adalah sebuah pohon yang tingginya mencapai 10 m. Batangnya berkayu, bercabang banyak, bulat,
dan
mengkilap. Batang yang masih muda warnanya hijau, setelah tua agak keunguan. Daunnya tunggal,
bentuknya bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan
menyirip, permukaan atas mengkilap dengan panjang 6-13,5 cm, lebar 2,5-
5 cm, tangkai panjang 1-2 cm. Ketika masih muda berwarna merah, setelah tua
menjadi hijau.
Sasaran OPT:
Furasium oxysporum,
Furasium solani, Rigidoporus lignosus (jamur yang mengakibatkan akar putih misalnya pada rambutan),
Rhizoctonia solani (cendawan penyebab layu/busuk bibit), Phytopthora capsici (Busuk batang, busuk daun, busuk kuncup dan busuk akar), dan Sclerotium rolfsii (jamur penyebab busuk batang)
Bahan yang dibutuhkan;
- 100 g daun
cengkeh kering
- 1 liter air
- Pisau
- Alat Penumbuk/ Blender
Cara pembuatan;
Tumbuk/haluskan daun
cengkeh kering, beri air dan diamkan selama 1 malam
Cara penggunaan;
Siram dan sprai pada tanaman
yang terserang hama. Dosis 50ml/lt, atau bisa digunakan sebagai mulsa untuk mencegah hama.
Mengenai hama di atas nampak asing, tapi justru ini semakin menarik untuk dibahas. Namun tidak untuk saat ini.
Seputar hama akan kita bahas setelah pestisida nabati selesai sekitar 2-3 bulan kedepan.
Pembahasan hama nantinya merupakan kesimpulan dari tanaman pengendali OPT, jadi akan semakin menarik mengenal lebih dekat dengan bercocok tanam secara organik di Organik Gardening.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar