PENGERTIAN
PENDIDIKAN
1. Pengertian
Pendidikan Menurut Ahli.
Pendidikan
adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia, atau upaya membantu
manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiaanya (Eko, 2010).
Pada hakekatnya manusia terlahir tanpa memiliki Pengetahuan, sama seperti hewan
yang tak mempunyai akal. Hanya saja manusia mempunyai akal yang bisa
dikembangkan untuk menjadikan manusia yang berguna, danmempunyai nilai guna. Usaha mengembangkan potensi
itulah yang dinamakan dengan pendidikan.
Merurut
Prof dr John dewey, pendidikan adalah suatu proses pengalaman, karena kehidupan
adalah pertumbuhan. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada tiap-tiap
frase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang (Rentcost,
2011). Pengalaman adalah guru yang terbaik, setiap manusia akan mendapatkan
pengalaman selama masih merasakan hidup, baik dari melihat, membaca,
mendengarkan cerita orang, atau merasakanya sendiri. Dari pengalaman itulah
yang akan menjadikan manusia menuju kedewasaan.
Sedangkan
menurut Prof H Mahmud Yunus dalam Tirtahardja mengemukakan bahwa Pendidikan
adalah usaha-usaha yang dipilih dengan
tujuan meningkatkan keilmuan dalam jasmani dan menanamkan nilai akhlak terhadap
anak, sehingga secara bertahab dapat membentuk pribadi anak yang berguna bagi
diri dan lingkunganya (Tirtahardja,
2000). Pada dasarnya seorang anak terlahir mempunyai potensi yang masih belum
terarah dan belum berkembang secara maksimal. Oleh karena itu, pembimbingan dan
pengajaran tentang keilmuan, dan penanaman nilai akhlak akan membentuk pribadi
anak yang baik, dan berguna bagi lingkunganya.
Prof
Herman horn mengemukakan bahwa
Pendidikan adalah proses abadi dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang
telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan
termanifestasikan dalam alam sekitar intelektual emosional dan kemauan dari
manusia (Rentcost, 2011). Ki Hajar Dewantara bapak pendidikan nasional
menjelaskan bahwa pendidikan umumya berdaya upaya untuk memajukan budipekerti ,
karakter, kekuatan batin, pikiran, dan jasmani anak-anak selaras dengan alam
dan masyarakatnya.
Pendidikan
adalah setiap pergaulan antara orang-orang dewasa dengan anak-anak dan
merupakan suatu lapangan atau suatu keadaan pekerjaan mendidik berlangsung. Hal
ini di utarakan oleh M. J langeveld (Wawan, 2010). Pendidikan merupakan
hubungan timbal balik antara guru dengan muridnya, yaitu seorang guru mengajar
dan murid diajar.
Sedangkan
menurut Kamus besar bahasa Indonesia, Pendidikan diartikan sebagai proses
pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman lebih
tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pendidikan merupakan sebuah
pembelajaran bagi individu yang mempunyai dua tujuan;
a. Mencapai
pegetahuan individu lebih tinggi, dan
b. Mencapai
pemahaman individu yang spesifik dan tertentu.
Richard (2001: 152) berpendapat
bahwa learning is theaching achieves its
goals will also dependent on how succesfully learners have been considered in
the planning and delivery process, yang artinya pembelajaran adalah
pengajaran yang pencapaian tujuanya tergantung bagaimana pelajar dapat menerima
tujuan dan penyampaian dari proses pembelajaran. Karena pendidikan merupakan
proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia menjadi seorang yang memiliki
kekuatan spiritual dan intelektual sehingga dapat meningkatkan kwalitas
hidupnya disegala aspek yang dijalaninya (Kurniawan, 2009).
Secara umum, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
2. Pengertian
pendidikan menurut Islam.
Pendidikan
dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju
kedewasaan, baik secara akal, mental, maupun moral untuk menjalankan fungsi
kemanusiaan yang diemban seorang hamba di hadapan Kholiq-nya yaitu sebagai
pemelihara atau kholifah para semesta (Tafsir, 1992).
Istilah
pendidikan di dalam Al-Qur’an dengan istilah “At-Tarbiyah, At-Ta’lim, dan At-Tadhib”.
a. At-Tarbiyah
Kata tarbiyah
adalah masdar dari fi’il madhi Rabba,
yang artinya sama dengan kata Rabb
yang berarti Allah. Dalam Al-Qur’an menggunakan kata ar-rabb, rabbayani, murabbi, robbiyun, rabbani (Al-Atlas, 1988).
Dari kata-kata tersebut menyatakan bahwa pendidikan berasal dari kata “Tarbiyah”, yang berarti;
1).
Rabba-yarbu yang artinya bertambah/tumbuh,
2).
Rabbiya-yarbaa yang artinya menjadi besar, dan
3) Rabba-yarubbu
yang artinya memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, dan memelihara(Tafsir,
1992).
b. At-Ta’lim
Pendidikan
adalah sebuah proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung
jawab, dan penanaman amanah sehingga penyucian manusia dari segala kotoran dan
menjadikan kondisi manusia dalam keadaan yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah,
sehingga bermanfaat bagi diri dan lingkunganya(Jalal, 1977).
Rasyid
ridho mengemukakan bahwa Pendidikan adalah proses transmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu(
Kangmoes, 2010). Firman Allah;
Artinya;
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakanya kepada malaikat lalu
berfirman; “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
benar-benar orang yang benar” (QS. Al Baqoroh: 31).
c. At-Tahdib
At-Tahdib atau Addaba merupakan pendidikan (Rusd,1998).
Hal ini diambil dari hadits Nabi, yang artinya: “Tuhanku telah mendidikku dan dengan demikian menjadikan pendidikanku
yang terbaik”. Pendidikan adalah pengenalan, dan pengakuan tentang
nilai-nilai akhlak yang ditanamkam kepada manusia secara berangsur-angsur agar
tercipta budi pekerti yang baik.
3. Pengertian
Pendidikan menurut UU
No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS berbunyi; ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Berdasarkan definisi di atas
menemukan 3, pokok pikiran utama yang terkandung di dalamnya, yaitu:
a. Usaha sadar dan terencana,
Pendidikan
sebagai usaha sadar dan terencana menunjukkan bahwa pendidikan adalah sebuah
proses yang disengaja dan dipikirkan secara matang. Kegiatan pendidikan harus
disadari dan direncanakan, baik dalam tataran nasional
regional/provinsi dan kabupaten kota, institusional/sekolah maupun operasional/proses
pembelajaran oleh guru.
Menurut
Permediknas RI No. 41 Tahun 2007, perencanaan proses pembelajaran meliputi
penyusunan silabus dan “RPP” rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
identitas mata pelajaran, “SK” standar kompetensi, “KD” kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber
belajar.
b. Mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya,
Dalam
pemikiran ini, istilah pendidikan bermakna khusus menjadi pembelajaran.
Jika dilihat secara sepintas mungkin seolah-olah pendidikan lebih dimaknai
dalam setting pendidikan formal semata, yaitu persekolahan. Pendidikan yang dikehendaki
adalah pendidikan yang bercorak pengembangan dan humanis, yaitu berusaha
mengembangkan segenap potensi didik, bukan bercorak pembentukan yang bergaya
behavioristik/tingkahlaku.
Ada dua kegiatan/operasi utama dalam
pendidikan:
(1)
mewujudkan suasana belajar,
dan
(2)
mewujudkan proses pembelajaran.
c. Memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Tujuan Nasional itu adalah berdimensi ke-Tuhan-an, pribadi, dan
sosial. Artinya, pendidikan yang dikehendaki bukanlah pendidikan
sekuler, bukan pendidikan individualistik, dan bukan pula pendidikan
sosialistik, tetapi pendidikan yang mencari keseimbangan diantara ketiga
dimensi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar