Pendidikan Seumur Hidup
A.
Pengertian
Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup atau Life Long Education adalah
makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta
komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, sikap, perilaku dan dalam
penerapan terutama bagi para pendidik di negeri ini.
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan
berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan
oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang”
yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigm belajar seperti ini harus
segera kita rubah. Peengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi
belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.
Pendidikan seumur hidup didefinisikan sebagai tujuan atau
ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan.
Pengorganisasiannya dan pengstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh
rentangan usia dari usia yang paling muda sampai usia yang paling tua.[1]
B.
Tujuan Pendidikan
Seumur Hidup
Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup:
1.
Mengembangkan
potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh
aspek pembaharuan seoptimal mungkin.
2.
Dengan mengingat
proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian bersifat hidup dinamis, maka
pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.[2]
C.
Pendidikan Seumur
Hidup Dalam Berbagai Perspektif
1.
Tinjauan Ideologis
Setiap manusia
hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam pengembangan diri, untuk mendapatkan
pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan ketrampilan hidup.
2.
Tinjauan ekonomis
Pendidikan seumur
hidup dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk:
a.
Meningkatkan
produktifitasnya
b.
Memelihara dan
mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya
c.
Memungkinkan hidup
dalam lingkungan yang sehat dan menyenangkan.
d.
Memiliki motivasi
dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat.
3.
Tinjauan Sosiologis
Pendidikan seumur
hidup yang dilakukan oleh orang tua merupakan solusi untuk memecahkan masalah
pendidikan. Dengan orang tua bersekolah, maka anak-anak mereka juga bersekolah.
4.
Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur
hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara.
5.
Tinjauan Teknologis
Semakin maju jaman
semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya, maka pendidikan
seumur hidup akan semakin mudah dan sebaliknya.
6.
Tinjauan Psikologis
dan Paedagogis
Pendidikan pada
dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal
sepanjang hidup yang disebut development.[3]
D.
Implikasi konsep
pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan:
1.
Pendidikan baca
tulis fungsional yaitu:
2.
Pendidikan
vokasional adalah program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas
usia.
3.
Pendidikan
professional adalah pendidikan dalam upaya mencetak golongan professional yang
mampu mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan.
4.
Pendidikan kearah
perubahan dan pembangunan adalah pendidikan bagi anggota masyarakat dari
berbagai golongan usia mereka, agar mereka mampu mengikuti perubahan social dan
pembangunan.
5.
Pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik adalah pendidikan dalam upaya penguasaan
pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara.
6.
Pendidikan kultural
dan pengisian waktu senggang.[4]
E.
Strategi pendidikan
seumur hidup
1.
Konsep-konsep kunci
pendidikan seumur hidup
a.
Konsep pendidikan
seumur hidup
Pendidikan seumur
hidup diartikan sebgai tujuan dan pengalaman-pengalaman pendidikan. Hal ini
berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentang usia.
b.
Konsep belajar
seumur hidup
Istilah belajar ini
merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah.
c.
Konsep pelajar
seumur hidup
Untuk mengatasi
problematika, perlu adanya system pendidikan yang bertujuan untuk membantu
perkembangan orang-orang yang beradaptasi dengan mereka seumur hidup.
d.
Kurikulum yang
membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum harus
didesain atas dasar asas pendidikan seumur hidup, merupakan kurikulum yang
praktis untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.
Arah pendidikan
seumur hidup
Pada umumnya
pendidikan seumur hidup, diarahkan pada orang-orang dewasa dan pada anak-anak
dalam rangka menambah pengetahuan dan ketrampilan mereka yang sangat dibutuhkan
dalam hidup.[5]
F.
Pengertian
Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformaal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai
dengan keunikan dan tahap- tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini
yaitu: tujuan utama untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas. Tujuan
penyerta yaitu untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar
(akademik) disekolah.
Tipe belajar berkaitan dengan pemikiran, konsep, informasi,
dan pilihan seseorang yang diekspresikan melalui cara belajar. Mengenali
berbagai tpe belajar anak akan sangat membantu keberhasilan anak dalam belajar.
Tipe-tipe belajar anak pada umumnya terdiri dari:
1.
Pelajar Visual
(Visual Learner)
Anak yang termasuk
ke dalam pembelajar visual biasanya cepat menyerap informasi dari fenomena yang
dapat dilihat dan diobservasi.
2.
Pelajar Auditori
(Auditory Learner)
Pelajar auditori
pada umumnya dapat dengan mudah menyerab
informasi dengan cara mendengarkan.
3.
Pelajar Taktil/
Kinestetik (Tactile/ Kinesthetic Learner)
Pelajar taktil
biasanya dapat menyerap informasi dengan cara merasakan fenomena melalui
sentuhan.
4.
Pelajar Global
(Global Learner)
Anak tipe pelajar
global lebih tertarik untuk melihat hasil akhir. Ia akan tertarik pada bentuk
yang sesungguhnya sebelum menyelidiki bagian-bagian yang lebih rinci.
Rentang anak usia
dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun.
Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di
beberapa Negara PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
G.
Ruang Lingkup
Pendidikan Anak Usia Dini
1.
Infant (0-1 tahun)
2.
Toddler (2-3 tahun)
3.
Preschool/
Kindergarten children (3-6 tahun)
4.
Early Primary
Ashool (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
H.
Satuan Pendidikan
Penyelenggara
1.
Taman kanak-kanak
(TK)
2.
Raudatul Athfal
(RA)
3.
Bustanul Athfal
(BA)
4.
Kelompok Bermain
(KB)
5.
Taman Penitipan
Anak (TPA)
6.
Satuan PAUD Sejenis
(SPS)
7.
Sekolah Dasar Kelas
Awal (kelas 1,2,3)
8.
Bina Keluarga
Balita
9.
Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu)
10. Keluarga
11. Lingkungan.
I.
Prinsip-prinsip
Belajar Pada Anak Usia Dini
Keberhasilan suatu proses pembelajaran pada anak usia dini
akan secara optimal apabila didasarkan pada prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut:
1.
Berangkat dari yang
dibawa anak.
2.
Belajar harus
memandang pemahaman anak.
3.
Belajar dilakukan
sambil bermain.
4.
Menggunakan alat
sebagai sarana pembelajaran.
5.
Belajar dilakukan
melalui sensori.
6.
Belajar membekali
ketrampilan hidup.
7.
Belajar sambil
melakukan.
J.
Unsure-unsur Yang
Mempengaruhi Belajar Anak
1.
Unsure Lingkungan
Unsure lingkungan
yang mempengaruhi terhadap tipe belajar anak antara lain adalah suara, cahaya,
suhu dan desain kelas.
2.
Unsure Sosial
Unsure social
merupakan kondisi yang memungkinkan anak dapat melakukan kerja sama dengan anak
laninnya.
3.
Unsure Emosi
Unsure emosi
berkaitan dengan motivasi anak untuk melakukan sesuatu.
4.
Unsure Fisik
Unsure fisik adalah kesiapan
fisik anak untuk melakukan sesuatu untuk belajar. Kesiapan fisik ini berkaitan
dengan kecukupan tidur malam, makan dan minum, istirhat siang hari, dan
aktifitas yang dilakukan.
Daftar Pustaka
Tirtahardja, Umar
dan S.L.La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Ruswandi, Uus dkk.
2009. Landasan Pendidikan. Bandung: CV Insan Mandiri
Ahmadi, Abu dan Nur
Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Al Hasbullah. 2006.
Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta: PT Raja GR Afindopersada
[1] Tirtahardja, Umar dan S. L. La Sulo. 2005.
Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
[2]
Tirtahardja, Umar dan S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan, Jakarta:
Rineka Cipta
[3]
Ruswandi, Uus dkk, 2009. Landasan Pendidikan.Bandung: CV Insan Mandiri
[4] Al
Hasbullah.2006. dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja GR Afindopersada
[5]
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati.2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar