Sabtu, 08 Juni 2013

TEKNIK SAMPLING



TEKNIK SAMPLING
PROBABILITY SAMPLING
Adalah metode sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang spesifik dan bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluangnya tersebut dapat sama atau berbeda besarnya dengan anggota populasi lainnya.
Setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama menjadi anggota sampel
Jenis-jenis probability sampling :
1. Simple Random Sampling (Sampling Acak Sederhana)
Suatu sampel dikatakan random (acak) jika setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam simple random sampling, misalnya :
- Metode Undian (peluang), menurut suharsimi arikunto, bila di atas 100 diambil sampel 20%, bila kurang dari 100 maka diambilsemua.
- Metode dengan Tabel Bilangan Random
- Metode membangkitkan bilangan random menggunakan paket program misal : Ms Excel
- representatif, yaitu mengampil sampel dari populasi tanpa menggunakan presentase, karena semakin besar sampel semakin kecil erornya, dan semakin kecil kecil sampelnya, maka semakin besar erornya/tingkat akurat(tawangmangun)
syaratnya;
a.     tersedia daftar kerangka sampling, misalnya 30 anak yang datanya sudah ada, kemudian diambil 10 untuk sample.
b.     Bersifat Homogin (sejenis), seperti sama-sama islam, pelajar, kelas G, semester 4, dll
c.     Populasi tidak tersebar secara geografis, yaitu dalam satu tempat.
Kelebihan : Sederhana dan mudah diaplikasikan pada populasi yang kecil.
Kekurangan : Tidak praktis pada populasi yang besar
2. Proportinate Stratified Random Sampling (Sampling Acak Berstrata/Berlapis)
Biasa digunakan untuk populasi yang heterogen. Untuk mengurangi pengaruh faktor heterogenitas itu dilakukan pembagian anggota-anggota populasi ke dalam subkelompok (strata) berdasarkan ciri tertentu dari populasi untuk keperluan penelitian. Misalnya, stratifikasi pelanggan menurut jenis kelamin (pria dan wanita), penghasilan (tinggi, sedang, rendah), pendidikan (SD, SLTP, SLTA, S1/S2/S3), dll. Dari setiap strata akan diambil sampel dalam proporsi yang sesuai dengan kenyataan. Penarikan sampel dari setiap strata dilakukan berdasarkan Simple Random Sampling.
tingkat
Jumlah
Proporsi/Proportinate
Sample menurut suharsimi
SD
300
30%
60*
SMP
200
20%
40
SMA
400
40%
80
S1
100
10%
20
Jumlah:
1000

200
*60 orang sampel diambil secara acak dari 300 lulusan SD
3. Disproportinate stratified random sampling
Ketika salah satu stratanya ada yang lebih kecil dibanding strata yang lain. Misalnya;
SD
300
0,3
60
SMP
200
0,2
77
SMA
393
0,393
90
S1
100
0,1
20
S2
5
0,05
1 (5)*
S3
2
0,02
0,4 (2)*
*Karenajumlah populasi terlalu kecil dari stratayang lain, maka semua populasi diambil semua
4. Cluster of Area Random Sampling
Dalam metode ini, anggota-anggota populasi dibagi dalam subkelompok (klaster) berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan maupun batas-batas alam/geografis (seperti jalan, sungai, gunung, dll). Dari klaster-klaster ini dipilih beberapa klaster secara acak. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap keseluruhan anggota setiap klaster tersebut.
Syaratnya:
a.     Wilayah sampel tersebar
b.     Tidak tersedianya kerangka sampling
Misalnya meneliti MA sekabupaten Pati.
MA : PSU (Primary Sampling Unit) jumlahnya 79 PSU, diambil 25%. Jadi sampelnya 19,75 (20 PSU. Dari 20 PSU diambil sampel dari siswa secara proportionate maupun disproportionet
Kelebihan: mengurangi biaya, kerja lapangan yang sederhana, administrasi yang lebih mudah
Kekurangan : hasil yang kurang akurat karena kesalahan sampling yang lebih tinggi

5. Systematic Random Sampling (Sampling Acak Sistematik)
Sampel diambil secara sistematis, yang biasa digunakan adalah kita menentukan elemen sampel pertama dari populasi, kemudian elemen-elemen berikutnya dipilih secara sistematis dengan menambahkan nilai interval yang didapatkan dari rasio ukuran populasi dengan ukuran sampel ( I = N/n ).
R1 , R2 = R1 + I , R3 = R2 + I,……, Rn = Rn-1 + I
Misalnya: menentukan sampel dari 21 orang, diambil secara acak yang dapat nomor genap, seperti 2, 4, 6, 8,.....dst
Kelebihan : Cukup memilih satu bilangan random dan kemudian digunakan untuk menentukan anggota sampel berikutnya.
Kekurangan : harus mendaftar anggota populasi terlebih dahulu


6. Multi-Stage Sampling (Sampling Bertahap)
Dalam metode sampling ini, sampel diambil menggunakan metode kombinasi dari empat metode probability sampling di atas.
Kelebihan : mudah, ekonomis, efisien,
Kekurangan : bergantung pada metode sampling yang dikombinasikan
NON PROBABILITY SAMPLING
Dalam non probability sampling, setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Pemilihan unit sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subjektif dan tidak pada penggunaan teori probabilitas.
Jenis-jenis non probability sampling :
1.     Systematic Sampling
1
11
21
31



2
12
22
32



3
13
23
33

5
25
4
14
24
34

10
30
5
15
25
35

15
35
6
16
26
36

20
40
7
17
27
37



8
18
28
38



9
19
29
39



10
20
30
40



P = 177
S= 177 x  20 : 100 = 35,4 (36) kemudian dibuat rumus    P : S = 177 : 36 = 4,9 (5) kelipatan.
Misalnya jumlah populasi 177, diambil sampel 20% maka yang diambil adalah kelipatan 5, yaitu: 5 sebagi sampel pertama, 10, dst.
2.     Kwota Smpling
Merupakan teknik sampling yang memilih sampel berdasarkan ciri-ciri tertentu tidak secara acak dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Terdapat dua pembagian Quota Sampling, yaitu:
- Proportional Quota Sampling
Ukuran sampel yang diambil untuk masing-masing kategori sesuai dengan proporsi populasi sesungguhnya untuk setiap kategori
- Nonproportional Quota Sampling
Sampel diambil berdasarkan ukuran sampel minimum yang telah ditentukan untuk masing-masing kategori.
3.     Insedental Sampling
4.      Purposive Sampling (Judgement Sampling)
Dalam metode ini, sampel diambil dengan kriteria atau ciri-ciri khusus yang memiliki hubungan yang erat dengan kriteria atau ciri-ciri populasi.
5.     Sampling Jenuh
6.     Snowball Sampling
Merupakan teknik sampling dimana responden awal dipilih berdasarkan kriteria penelitian, kemudian mereka diminta untuk memberikan informasi mengenai rekan-rekan lainnya sehingga diperoleh lagi responden tambahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang hebatnya mengaji

Tentang hebatnya mengaji Ilmu Agama laksana air hujan menembus bumi, orang alim yang mengamalkan ilmunya laksana bumi yang subur. Orang yang...