Rabu, 08 Januari 2014

Konsep Evaluasi, Pengukuran dan Assesstment

KONSEP EVALUASI, PENGUKURAN DAN ASSESSTMENT

Evaluasi (evaluation)
Pengertian evaluasi :
Suatu proses atau tindakan yang terencana, sistematis, untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan atau program telah tercapai. (Gronlund, 1985).
Evaluasi adalah hasil dari kegiatan pengukuran dan penilaian.  Hasil dari kegiatan evaluasi bersifat kualitatif, sedangan hasil dari kegiatan pengukuran bersifat kuantitatif.
Proses menilai sesuatu berdasarkan criteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan.
Evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.

Pengukuran (measurement)
Pengertian pengukuran :
Suatu proses kuantitifikasi terhadap fakta, yaitu proses pemberian angka terhadap sesuatu yang disebut obyek ukur.
Mengukur pada hakekatnya adalah pemasangan atau korespondensi satu-satu antara angka yang diberikan dengan fakta atau obyek yang diukur.
Pengukuran menggunakan satuan-satuan tertentu, jadi pengukuran dapat dikatakan sebagai proses memasangkan fakta-fakta dengan satuan-satuan ukuran tertentu, sedangkan penailaian adalah proses membandingkan sesuatu obyek atau gejala yang diamati dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu seperti : baik – tidak baik,  memenuhi syarat – tidak memenuhi syarat, dll.
Pengukuran menghasilkan angka, baik angka mentah maupun angka final.  Dari angka dilakukan penilaian.  Pada waktu penilaian dibutuhkan kriteria atau patokan tertentu.

Penilaian (Assesstment)
Pengertian penilaian :
1.Suatu proses atau tindakan menentukan nilai sesuatu obyek yang diamati.
2.Penilaian dapat dilakukan berdasarkan hasil pengukuran atau dipengaruhi oleh hasil pengukuran. Penilaian mempunyai criteria atau ukuran-ukuran tertentu dan obyektivitas.
3.Penilaian hanya sebatas memberikan nilai saja, sedangkan evaluasi berakhir dengan pengambilan keputusan.

Contoh :PesertaSkorNilaiKeputusan

Ali85B +lulus amat baik
pengukuranpenilaianevaluasi
Variabel adalah sesuatu yang mempunyai variansi nilai. Ada pun sesuatu yang dapat diukur dan nilainya bisa berubah-ubah.
Dalam pengukuran, ada 2 variabel yang dapat diukur, yaitu :
1.Variabel factual
Yaitu variabel yang indikatornya jelas, kongkrit dan tidak perlu dijelaskan.  Instrumennya tidak perlu diteliti atau divalidasi, alat ukurnya sudah baku.
Contohnya : agama, tinggi badan, jenis kelamin, umur

2.Variabel konsep
Adalah variabel yang indikatornya masih abstrak dan perlu dijelaskan dan instrumennya perlu divalidasi. Contohnya sikap, kecerdasan emosional, locus control, dll
Variabel konsep ini ada 2 macam :
variabel content,
Yaitu sesuatu yang akan kita ukur nilainya berdasarkan isi atau content atau materi tertentu yang sesuai dengan tujuan pengajaran, tidak boleh keluar dari materi atau silabus yang ada. Variabel yang diukur harus mencerminkan keseluruhan materi atau kontent yang seharusnya dikuasai secara proposional.
Contohnya : pengukuran terhadap hasil belajar, kisi-kisi test diambil dari materi pelajaran, sesuai dengan tujuan pengajaran dalam kurikulum yang sudah ada.

Variabel construct
Yaitu sesuatu yang akan diukur itu perlu dibuat penelaahan teorinya, dibuatkan dulu definisi konsepnya, apa indikator-indikatornya, .
Contohnya : mengukur sikap, minat, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, konsep diri, lokus kontrol, kecerdasan intelektual, kepribadian, dll.
IQ adalah ukuran baku kecerdasan intelektual, dan EQ adalah ukuran baku dari kecerdasan emosional. 

Variabel content diukur dengan test, sedangkan variabel construct diukur dengan non test.

Alat untuk mengukur suatu obyek atau alat untuk mengumpulkan data mengenai suatu variabel disebut : instrumen.

Instrumen
Ada 2 macam  :1. test
2. non test

Pengertian test :
1. Alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat materi tertentu.
2.Suatu prosedur atau alat yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.

Fungsi test

Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa
Mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai siswa dalam waktu tertentu
Mengukur keberhasilan program pengajaran, yaitu seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan dicapai, seberapa yang belum dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapainya.

2.Sebagai motivator
-Sebagai motivator ekstrinsik
-Penting dalam umpan balik berupa nilai untuk meningkatkan intensitas belajar.

3.Sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
Dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran, ada 3 jenis test :
Test Penempatan (placement test)
Bertujuan agar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif, karena sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Dalam evaluasi penempatan digunakan alat evaluasi  berupa test bakat , test pengetahuan.
Test Diagnostik
Evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar yang dialami peserta didik, faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan dan cara mengatasi kesulitan.
Test Formatif
Dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah (baru) disampaikan.

Sebagai syarat untuk menentukan berhasil atau tidaknya seorang peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Untuk keperluan ini dilakukan test sumatif.
Fungsi test sumatif :
-untuk menentukan ranking siswa
untuk menentukan dapat atau tidaknya melanjutkan program pembelajaran berikutnya
untuk menginformasikan kemajuan siswa kepada pihak lain


Penggolongan test
1.Sebagai alat ukur terhadap pengaruh kegiatan pembelajaran, ada pre test dan post test.
2.Dari aspek psikis, ada test intelegensi, test kemampuan dasar, test sikap, test kepribadian, test kemajuan belajar (achievement test)
3.Dari jumlah peserta, ada test individual dan test kelompok
4.Dari waktu, ada power test (waktu tidak dibatasi) dan speed test (waktu dibatasi).
5.Dari bentuk respon, ada test verbal dan test non verbal.
Test verbal menghendaki jawaban yang tertuang dalam kata/kalimat, sedangkan test non verbal menghendaki jawaban dalam bentuk tingkah laku, bukan kata-kata.
6.Dari cara mengajukan petanyaan, ada test tertulis, test non tertulis, dan test perbuatan.

Non Test
1.Observasi
Cara mendapatkan data dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan obyek pengukuran.
Observasi banyak dilakukan untuk menilai tingkah laku individu.  Observasi partisipatif, si observer melibatkan diri ditengah-tengah kegiatan, sedangkan observasi non partisipatif observer berada di luar kegiatan.

2.Wawancara
Cara mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab langsung (berhadapan muka), sepihak, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Ada 2 jenis wawancara, yaitu wawancara bebas dan wawancara terpimpin.

3.Angket
Cara mengumpulkan data dengan menggunakan kuisioner. Cara ini lebih praktis, hemat waktu, tapi kelemahannya ada kemungkinan jawaban yang diberikan dalam angket tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, bila pertanyaan dalam angket tidak jelas dapat membingungkan responden.
Angket digunakan untuk menilai ranah afektif. Bentuk angket ada berupa pilihan ganda, skala sikap.

Pengembangan test sebagai alat evaluasi

Menetapkan tujuan test -------- analisis kurikulum --------- analisis buku pelajaran -------  mmbuat kisi-kisi soal -------- penulisan TIK ------- penulisan soal --------- reproduksi test terbatas --------- uji coba test ------- analisis hasil uji coba ------- revisi soal ----------- merakit soal menjadi test.

(Drs Nurul Huda MPdI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang hebatnya mengaji

Tentang hebatnya mengaji Ilmu Agama laksana air hujan menembus bumi, orang alim yang mengamalkan ilmunya laksana bumi yang subur. Orang yang...