Rabu, 09 Maret 2016

PUASA



PUASA

A.    Latar Belakang
Puasa merupakan  amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat sekarang tetapi juga dijalankan pada masa umat-umat terdahulu. Bagi orang yang beriman ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai ketakwaan.
Allah memerintahkan puasa karena segala sesuatu yang diciptakan tidak ada yang sia-sia, jika kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari segi rohani tetapi juga dalam segi lahiri.
Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu maupun masyarakat dalam hadits telah disebutkan hal-hal yang terkait dengan puasa seperti halnya mengenai kesehatan dan telah diajarkan perilaku-perilaku yang baik seperti halnya sabar, bisa mengendalikan diri dan mempunyai tingkah laku yang baik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan dasar hukum puasa?
2.      Apa saja syarat dan rukun puasa?
3.      Apa saja hal-hal yang membatalkan puasa?
4.      Apa saja macam-macam puasa?
5.      Apa saja hikmah puasa?



C.    Pembahasan
1.      Pengertian dan dasar hukum puasa
Puasa adalah terjemahan dari Ash-Shiyam. Menurut istilah bahasa berarti menahan diri dari sesuatu  yang membatalkan puasa. Arti ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Maryam ayat 26:
إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمنِ صَوْمًا.
Artinya: “sesungguhnya aku bernazar shaum (bernazar menahan diri dan berbiacara)”.

Kata “Saumu” (puasa), menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Menurut istilah agama Islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.”
Orang yang tidak beriman ada pula yang mengerjakan puasa sekarang dalam rangka terapi pengobatan. Meskipun mereka tidak beriman namun mereka juga mendapat manfaat dari puasanya yaitu manfaat jasmaniah.
Dasar hukum puasa adalah wajib bagi orang yang beriman dan sedang melaksanakan puasa wajib. Sunnah apabila mengerjakan puasa sunnah.
2.      Syarat dan rukun puasa
Setiap muslim yang menjalankan puasa, hendaklah terlebih dahulu mengetahui syarat dan rukun puasa. Jika syarat dan rukun puasa tidak terpenuhi maka seseorang tidak dianggap berpuaasa melainkan puasaanya akan sia-sia. Syarat wajib puasa adalah sebagai berikut:
a.       Beragaam islam
b.      Berakal sehat
c.       Berbadan sehat
d.      Mampu menjalankan
e.       Baligh
Anak-anak tidak diwajibkan berpuasa, meskipun demikian anak-anaak harus dilatih untuk berpuasa. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang memiliki arti “Dari Aisyah r.a, ia berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: tiga golongan yang terlepas dari hukum yaitu orang yang tidur hingga ia bangun, anak-anak hingga ia baligh, orang gila hingga ia berakal atau sadar.” (H.R. Ibnu Majah).
f.       Suci dari haid dan nifas
Sedangkan rukun yang harus dijalankan ketika berpuasa adalah sebagai berikut:
1)      Niat
2)      Imsak
Di samping terdapat syarat dan rukun berpuasa, perlu diperhatikan beberapa hal yang disunahkan dalam berpuasa, antara lain:
a)      Menyelenggarakan berbuka
b)      Berdo’a ketika berbuka puasa
c)      Makan sahur
d)     Menggosok gigi pada waktu pagi
e)      Shalat lail (shlat terawih dan shalat malam)
3.      Hal-hal yang membatalkan puasa
Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Jika kita melakukannya, puasa kita menjadi batal. Beberapa hal yang membatalkan puasa:
a.       Makan atau minum dengan sengaja
b.      Bersetubuh
c.       Muntah dengan sengaja
d.      Keluarnya darah haid atau nifas
e.       Gila, anyan atau pingsan
4.      Macam-macam puasa
Dilihat dari hukumnya, puasa yang disyariatkan islam dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu puasa wajib, puasa sunah, puasa makruh dan puasa haram.
a.       Puasa wajib
Puasa wajib berarti puasa yang harus dikerjakan oleh setiap mukalaf (orang islam yang sudah dewasa dan berakal sehat). Apabila puasa wajib tidak dilaksanakan, maka orang yaang bersangkutan mendapat dosa besar dan wajib membayar fidya. Puasa wajib ada tiga macam, yaitu puasa ramadhan, puasa nadzar, dan puasa kafarat.
1)      Puasa ramadhan
Puasa Ramadhan adalah salah satu dari rukun Islam yang diwajibkan kepada tiap mukmin. Sebagai dalil atau dasar yang menyatakan bahwa puasa Ramadhan itu ibadah yang diwajibkan Allah kepada tiap mukmin, umat Muhammad Saw.  Firman Allah Swt :
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَي الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ۰
Artinya: “Wahai mereka yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah-183)”.

Untuk mengerjakan puasa ramadhan, kita harus mengetahui waktu masuknya bulan ramadhan. Masuknya bulan ramadhan, dapat diketahui melalui beberapa cara sebagai berikut:
a)      Rukyatul hilal (melihat hilal secara langsung)
b)      Mendengar berita tentang munculnya hilal
c)      Adaanya kabar mutawatir (dari banyak orang)
d)     Hisab (menghitung ilmu falaq)
2)      Puasa nazar
Puasa nazar ialah puasa yang dilakukan karena menepati nazar atau janji yang telah diucapkan. Hukumnya wajib melaksanakan puasa nazar  apabila hari-hari yang ditentukan telah tiba.
3)       Puasa kafarat (denda atau tebusan)
Puasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang dikarenakan pelanggaran terhadap suatu hukum, sehingga mengharuskan seorang mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan, bentuk pelanggaran dengan kafaratnya antara lain :
a)      Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu memberi makan dan pakaian kepada sepuluh orang miskin maka ia harus melaksanakan puasa selama tiga hari.
b)      Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak sanggup membayar uang darah (tebusan) atau memerdekakan budak maka ia harus berpuasa dua bulan berturut-turut.
c)      Apabila dengan sengaja membatalkan puasanya dalam bulan Ramadhan tanpa ada halangan yang telah ditetapkan, ia harus membayar kafarat dengan berpuasa lagi sampai genap 60 hari.
b.      Puasa sunnah
Puasa sunnah adalah amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan wajib. Ketentuan dalam Melakukan Puasa Sunnah:
1)      Boleh berniat setelah terbit fajar jika belum makan, minum dan selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa
2)      Boleh menyempurnakan atau membatalkan puasa sunnah
3)       Mendapat izin suami
Puasa sunnah dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi wali Allah yang terdepan (as saabiqun al muqorrobun).          Puasa sunnah antara lain:
a)      Puasa senin kamis
b)      Puasa syawal
Waktu mengerjakan puasa syawal ada dua pendapat:
(1)   Puasa syawal harus dikerjakan secara berturut-turut setelah hari raya idul fitri, yaitu pada tanggal 2 sampai 7 syawal.
(2)   Puasa syawal boleh dikerjakan tidak berturut-turut dan tidak tepat tanggal 2 sampai 7 syawal, artinya boleh dikerjakan kapan saja dengan catatan masih bulan syawal.
c)      Puasa arafah
d)     Puasa tiga hari setiap bulan
Waktu pelaksanaanya tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan. Sehingga tidaklah benar anggapan sebagian orang yang menganggap bahwa puasa pada hari putih adalah puasa dengan hanya memakan nasi putih, telur putih, air putih, dsb.
c.       Puasa makruh
Menurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh antara lain :
1)       Puasa pada hari Jumat secara tersendiri
2)      Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan
3)      Puasa pada hari syak (meragukan)
d.      Puasa haram
Puasa haram adalah puasa yang dilarang dalam agama Islam. Puasa yang diharamkan. Puasa-puasa tersebut antara lain:
1)      Puasa pada dua hari raya
2)      Puasa seorang wanita dengan tanpa izin suami
5.      Hikmah puasa
Hikmah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan:
a.       Melatih disiplin waktu
b.      Mempererat silaturahmi
c.       Setiap kegiatan yang mulia merupakan ibadah
d.      Berhati-hati dalam berbuat
e.       Berlatih lebih tabah dan sabar
f.       Melatih hidup sederhana
D.    Kesimpulan
1.      Pengertian dan dasar hukum puasa
Puasa adalah terjemahan dari Ash-Shiyam. Menurut istilah bahasa berarti menahan diri dari sesuatu  yang membatalkan puasa. Dasar hukum puasa adalah wajib bagi orang yang beriman dan sedang melaksanakan puasa wajib. Sunnah apabila mengerjakan puasa sunnah.
2.      Syarat dan rukun puasa
a.       Beragaam islam
b.      Berakal sehat
c.       Berbadan sehat
d.      Mampu menjalankan
e.       Baligh
f.       Suci dari haid dan nifas
Sedangkan rukun yang harus dijalankan ketika berpuasa adalah sebagai berikut:
1)      Niat
2)      Imsak
3.      Hal-hal yang membatalkan puasa
a.       Makan atau minum dengan sengaja
b.      Bersetubuh
c.       Muntah dengan sengaja
d.      Keluarnya darah haid atau nifas
e.       Gila, anyan atau pingsan
4.      Macam-macam puasa
a.       Puasa ramadhan
b.      Puasa nazar
c.       Puasa kafarat
d.      Puasa senin kamis
e.       Puasa syawal
f.       Puasa arafah
g.      Puasa tiga hari setiap bulan
h.      Puasa pada hari Jumat secara tersendiri
i.        Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan
j.        Puasa pada hari syak (meragukan)
k.      Puasa haram
l.        Puasa pada dua hari raya
5.      Hikmah puasa
a.       Melatih disiplin waktu
b.      Mempererat silaturahmi
c.       Setiap kegiatan yang mulia merupakan ibadah
d.      Berhati-hati dalam berbuat
e.       Berlatih lebih tabah dan sabar
f.       Melatih hidup sederhana

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim dan Harsono, Penerapan Fiqih, Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013.
Rifa’i, Moh., Ilmu Fiqih Islam Lengkap, Semarang: PT Karya Toha Putra, 1978.
Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012.
Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 3, Bandung: Al-Ma’arif, 1993.


Ibrahim dan Harsono, Penerapan Fiqih, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013)
Rifa’i, Moh., Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1978)
Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012)
Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 3, (Bandung: Al-Ma’arif, 1993)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang hebatnya mengaji

Tentang hebatnya mengaji Ilmu Agama laksana air hujan menembus bumi, orang alim yang mengamalkan ilmunya laksana bumi yang subur. Orang yang...