Sabtu, 02 Januari 2016

AL-QUR’AN SEBAGAI WAHYU SERTA PROSES KODIFIKASINYA

A.    Pengertian Al-Qur’anLafadzh Qara`a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qira`ah berartimenghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yangtersusun rapih. Qur`an pada mulanya seperti qira`ah , yaitu masdar (infinitif) dari kata qara`qira`atan, qur`anan. Sebagaimana dalam firmanAllah SWT surat al-qiyamah ayat : 17-18 ;Artinya :"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan membacanya.Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu`. Al-Qur’an merupakan mu’jizat nabi Muhammad saw sebagai bukti bahwa nabi Muhammad adalah benar-benar utusan Allah.Hal ini sesuai dengan firman Allah surat yunus: 38;Artinya: "Atau (patutkah) mereka mengatakan"Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah:"(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanyadan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar."Al-Qur’an adalah risalah Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril untuk seluruh umat manusia. Firman Allah surah Al-Furqon ayat 1;Artinya:"Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-furqaan (al-qur'an) kepada hamba-hambaNya agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam" (QS. Al-furqon:1).Al-Qur'an merupakan pedoman hidup setiap muslim, hal ini sesuai dengan firman Allah surah An-Nisaa’:Selain itu pula, Al-qur'an sebagai korektor penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya, sebagaimana firman Allah surah Al-Maidah ayat 48;Artinya: “Dan kami Telah turunkan kepadamu AlQuran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu” (QS Al Maidah: 48)Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur'an adalah risalah Allah swt. Yangditurunkan kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril untuk seluruh alam yang berfungsi sebagai pedoman hidup setiap muslim, sebagai korektor penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya, dan sebagai mu'jizat bukti bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah. Berbagai pendapat pun bermunculan tentang kata Al-qur'an. Sebagian ulama' melafadzkan Al-qur'an dengan menggunakan hamzah. Dalam hal ini terbagi menjadi dua pendapat (Akbar,2011), yaitu;1. Al-qur'an merupakan kata jadian dari kata dasar"qaro'a"yang artinya "membaca", sebagaimana katanajhandanghufran, hal ini di sampaikan oleh Al-lihyani.2. Al-qur'an merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar"al-qar"yang berarti"menghimpun". Hal ini diutarakan oleh Al-zujaz.Sedangkan sebagian ulama melafadzkan Al-qur'an tidak menggunakan hamzah. Dalam hal ini, terbagi menjadi dua pendapat (Akbar,2011).1. Al-qur'an diambil dari kata kerja"qara'na"yang artinya "menyertakan". Karena Al-qur'an menyertakan surat, ayat, dan huruf. Ulama' yang berpendapat adalah Asy'ari.2. Al-qur'an diambil dari kata"qara'in"yang berarti "penguat". Karena Al-qur'an terdiri dari kata-kata yang saling menguatkan, dan kemiripan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Ulama' yang berpendapat demikian diantaranya adalah Al-farra'.B. Al-qur'an sebagai wahyu.Wahyu berasal dari kataal-wahyu, merupakan masdar yang menunjukan 2 dasar, yaitu"tersembunyi dan cepat" (Rahmat, 2005).Wahyu dapat pula di artikan pula "perintah dan isyarat”. Secara etimologi, wahyu berasal dari bahasa arab"waha"yang berarti memberi wangsit, mengungkap, atau memberi inspirasi.Dalam syari'at islam, wahyu adalah qalam atau pengetahuan dari Allah yang diturunkan kepada seluruh makhluk-Nya dengan perantara malaikat ataupun secara langsung.Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, Wahyu adalah qalam atau pengetahuan dari Allah yang berupa perintah, atau isyarat yang diturunkan kepada seluruh makhluk-Nya dengan perantara malaikat, ataupun secara langsung, yang penyampaianya secara tersembunyi dan cepat.Firman Allah surat Asy Syuura ayat 7;Artinya: Demikianlah kami wahyukan kepadamuAl Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. segolongan masuk surga, dan segolongan masuk jahannam” (QSAsy Syuura: 7)Alqur'an merupakan Firman-firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia, apalagi ciptaan Nabi Muhammad yangumi.Firman Allah;Artinya:"Katakanlah; Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada semua. Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit, dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang umi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitabNya), dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk (QS. Al-A'raaf: 158).Berdasarkan historisnya, seperti runtuhya kekuasaan romawi, kekuasaan mesir, negeri saba', dan lain-lain, dapat memberi keyakinan bahwa Al-qur'an adalah wahyu, bukan ciptaan manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah;Artinya:"Telah dikatakan bangsa Romawi. Di negeri yang terdekat dari mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun (lagi) Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang) dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman(QS. Ar-ruum: 2-4).Dari penjelasan ayat di atas, merupakan bukti bahwa Al-qur'an adalah wahyu. Bahasa Al-qur'an adalah mu'jizat terbesar sepanjang masa. Keindahan bahasanya yang luhur, dan mudah dimengerti tidak akan ditemukan pada buku bahasa arab lainya.Seseorang tidak menerima kebenaran wahyu Al-qur'an ada dua sebab(Bimcrot,2010), yaitu:a, tidak berfikir dengan jujur dan bersungguh-sungguh.b, tidak sempat mendengarkan dan mengetahui Al-qur'an secara baik.Hal ini sesuai dengan firman Allah surat Al-Mulk;Artinya:"Dan mereka berkata; Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (pengetahuan itu) niscahya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Al-Mulk:10).Dan firman Allah surat An-Nisaa;Artinya: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-qur'an? kalau kiranya Al-qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di jalan Allah (QS. An-nisaa’: 82.)C.     Sejarah kodifikasi Al-qur'an.Kodifikasi Al-qur'an dikenal juga dalam istilah"jam'ul Qur'an", yaitu proses penyampaian, pencatatan dan penulisan Al-qur'an sampai dihimpunya catatan-catatan serta tulisan tersebut dalam satu mushaf secara lengkap dan tersusun secara tertib (Sasak,2009).Dari penjelasan di atas, kodifikasi Al-qur'an adalah proses pengumpulan ayat-ayat Al-qur'an kedalam satu mushaf secara lengkap dan tersusun secara tertib, baik dengan cara dihafalkan maupun pembukuan dan penulisan.Berdasarkan pendekatan historis tradisional, yaitu pendekatan yang menggunakan sumber agama, jam'ul qur'an menjalani 3 frase (Hanafie,2010).1.      Pengumpulan Al-qur'an pada masa nabi Muhammad saw.Pada masa nabi Muhammad, Al-qur'an dikodifikasikan melalui 2 cara, yaitu;a.       Menyimpan kedalam dada manusia, atau menghafalkanya. Firman Allah surah Al-Qiyamah: 16-19;"Janganlah kamu gerakan lidahmu untuk membaca Al-qur'an karena hendak-hendak cepat menguasainya. Sesungguhnya atas tanggungjawab Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakanya maka ikutilah bacaan itu. Kemudian atas tanggapan Kamilah penjelasanya (QS. Al-Qiyamah; 16-19).b.      Merekam secara tertulis di atas berbagai jenis bahan untuk menulis. Baik dengan pelepahkurma, tulang-belulang, dan lainya.2. Pengumpulan Al-qur'an pada masa Abu bakar.Sepeninggal rasulullah, Aisyah istri rasulullah menyimpan beberapa catatan nash Al-qur'an. Dalam masa kekhalifahan Abu bakar ini, terjadi jam'ul qur'an, yaitu pengumpulan-pengumpulannaskah-naskah Al-qur'an yang susunan surahnya menurut riwayat masih berdasarkan padahasbi tartibin nuzul, yaitu menurut riwayatturunya wahyu (Lovers,2011).Abu bakar memerintahkan zaid bin tsabit untuk mengumpulkan Al-qur'an pada lembaran menjadi satu mushaf karena banyaknya korban para sahabat penghafal Al-qur'an pada perang yamamah. Kemudian mushaf itu disimpan olehya. Sepeninggal Abu bakar, mushaf tersebutdisimpan oleh Umar bin affan, dan kemudian disimpan oleh Hafsah bin Umar istri Rasul.3.Pengumpulan Al-qur’an pada masa Usman bin Affan.Pada masa kholifah Usman bin Affan ,timbul perbedaan pendapat dikalangan umat islam mengenai qira’ah, karena semakin luasnya kekuasaan islam yang tidak hanya mencakup wilayah arab saja (Mesra, 2010). Peristiwa itu bermula ketika Usman bin Affan mengerahkan bala tentaranya ke wilayah Syam dan Iraq untuk menghadapi penduduk Armenia dan Azerbeijan.Pada ekspedisi tersebut, Khuzaifah ibn al-Yaman, mendengar perselisihan mengenai bacaan Al-Qur’an.Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan perselisihan, hingga kholifah Ustman menetapkan aturan penyeragaman bacaan Al-Qur’an dengan membuat mushaf Al Qur’an standar yang kelak akan dijadakan pegangan bagi seluruh umat islam berdasarkan usulan dari Khudzaifah.Usaha kodifikasi Al Qur’an dimasa Utsman membawa beberapa keberuntungan (Hanafie,2009). Keberuntungan itu antara lain;a. Menyatukan umat islam yang berselisih dalam masalahQira’ahb. Menyeragamkan dialek bacaan AL Qur’an.c. Menyatukan tertib susunan surat – surat menurut tertib urut seperti dalam mushaf – mushaf yang di jumpai sekarang.4. Kodifikasi Al-Quran menurut sudut pandang sejarahPenulisan ayat-ayat al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Rasulullah, bahkan sejak masa awal diturunkannya al-Qur'an yang diwahyukansecara berangsur-angsur. Setiap kali menerima wahyu, Rasul selalu membacakan dan mengajarkannya kepada para sahabat serta memerintahkan kepada mereka untuk menghafalkan dan menuliskannya di pelepah-pelepah kurma, lempengan-lempengan batu dankepingan­-kepingan tulang. Rasulullah memberi nama surat, juga urut-urutannya dan tertib ayatnya sesuai dengan petunjuk Allah. Tulisan ayat-ayat Qur'an itu disimpan di rumah Rasul saw. Masing-masing sahabat juga menulis untuk disimpan sendiri. Pada masa hayat Rasulullah, tulisan-tulisan itu belum dikumpulkan dalam satu mushaf, tetapi masih berserakan.Setelah Rasulullah wafat dan Abu Bakar menjadi khalifah, terjadi Perang Yamamah yangmerenggut korban kurang lebih 70 sahabat peng­hafal al-Qur'an.Umar menyarankan kepada Abu Bakar agar menghimpun surah-surah dan ayat-ayat yang masih berserakan ke dalam satu mushaf. Awalnya Abu Bakar keberatan , karena hal  itu tidak dilakukan oleh Rasul. Umar meyakinkan kepada Abu Bakar bahwa hal itu semata-mata untuk melestarikan al-Qur'an, akhirnya Abu Bakar menyetujuinya. Zaid ibn Tsabit menerima tugas untuk me­mimpin pengumpulan itu, dengan ketekunandan kesabaran, Zaid ber­hasil menuliskan satu naskah al-Qur'an lengkap di alas adim (kulit yang disamak). setelah selesai, mushaf tersebut diserahkan kepada Abu Bakar dan disimpannya sampai Ia wafat.Ketika Umar menjadi khalifah, mushaf itu beradadalam pengawasannya. Setelah Umar meninggal, mushaf tersebut disimpan di rumah Hafsah bind Umar, isteri Rasul saw.Di masa pemerintahan Usman ibn Affan, timbul perbedaan cara membaca al-Qur'an atauqira'ahdi kalangan umat Islam.Disebabkan Rasul yang memberi kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca dan menghafalkan Al-Qur'an menurutlahjahatau dialek masing-­masing. Seiring dengan adanya perluasan wilayah Islam dan bertambah banyaknya bangsa-bangsa yang memeluk Islam, cara membaca Al-Qur'an semakin bervariasi atau berbagai dialek. Sahabat Huzaifah ibn Yaman yang pernah mendengar sendiri perbedaan pendapat tentang gira'ah ini, mengusulkan kepada khalifah Usman agar menetapkan aturan penye­ragaman bacaan al-Qur'an dengan membuat mushaf standar, yang akan dijadikan pegangan bagi seluruh umat Islam di berbagai wilayah. Untuk itu Usman membentuk suatulajnahatau panitia yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit. Tugas utamalajnahini adalah menyalin mushaf yang disimpan oleh Hafsah dan menyeragamkan dialeknya, yaitu dialek Quraisy.Setelah selesai mushaf dikembalikan kepada Hafsah, Zaid membuat salinan sejumlah 6 buah (Hasyimi, 1979).  Khalifah  menyuruh agar salinan tersebut dikirim ke beberapa wilayah Islam. Naskah yang lain diperintahkan untuk dibakar sehingga keotentikan kitab suci al-Qur'an dapat terpelihara ( Hassan,1989). Mushaf yang sudah diseragamkan dialeknya itu disebut Mushaf Usmani. Salah satunya disimpan oleh Khalifah Usman, dinamakan Mushaf al-Imam, yang lain dikirimkan ke Mekah,Madinah, Basrah, Kufah dan Syam/Syria.KESIMPULAN.1. Al-qur'an adalah risalah Allah swt. yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril untuk seluruh alam yang berfungsi sebagai pedoman hidup setiap muslim, korektor penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya, dan sebagai mu'jizat bukti bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah.2. Bahasa Al-qur'an adalah mu'jizat terbesar sepanjang masa. Keindahan bahasanya yang luhur, dan mudah dimengerti tidak akan ditemukan pada buku bahasa arab lainya. Hal itu menunjukan bahwa Al-qur'an adalah wahyu.3. Kodifikasi Al-qur'an adalah proses pengumpulan ayat-ayat Al-qur'an kedalam satu mushaf secara lengkap dan tersusun secara tertib, baik dengan cara dihafalkan maupun pembukuan dan penulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang hebatnya mengaji

Tentang hebatnya mengaji Ilmu Agama laksana air hujan menembus bumi, orang alim yang mengamalkan ilmunya laksana bumi yang subur. Orang yang...