Minggu, 24 Juli 2016

KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN





Bacalah dengan nama Tuhanmu.” Inilah kalimat pertama al-qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Kalimat itu diwahyukan kepadanya pada saat beliau menyendiri dan melakukan perenungan di sebuah Gua di kota Mekkah pada 610 M. Saat itu beliau berusia empat puluh lima tahun, beliau dikenal bukan sebagai penyair sebagaimana umumnya tokoh-tokoh yang pernah melibatkan diri  dalam pembahasan tentang agama. Beliau merasakan pengalaman hidup yang luar biasa saat menerima wahyu ini, saat beliau didekati sosok malaikat yang  memerintahkan “ bacalah!” dan ketika beliau menjelaskan bahwa beliau tidak bisa membaca, sang malaikat mendekapnya dengan kuat dan mengulangi perintah itu sampai dua kali. Setelah itu, barulah malaikat membacakan dua baris ayat pertama al-qur’an  dimana konsep “membaca”, “ belajar atau memahami” dan “pena” disebutkan sebanyak enam kali.

1.    Definisi Mukjizat[1]
Pengertian mukjizat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di artikan sebagai “ kejadian ajaib yang sulit di mengerti oleh kemampuan akal manusia.
Kata mukjizat terambil dari kata bahasa arab (a’jaza) yang berarti “melemahkan atau menjadikan tidak mampu”.
Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan bila kemampuanya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkamkan lawan, maka dinamai mu’jizat.
Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama islam, antara lain sebagai suatu hal ataau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang di tantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan  hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu.[2]
Jika memperhatikan definisi diatas, terlihat banyak unsur-unsur penting yang harus menyertai hal tersebut sehingga ia dapat dinamai mukjizat. Unsur-unsur tersebut adalah:
a.       Hal atau peristiwa yang luar biasa
Peristiwa-peristiwa alam misalnya keadaan alam yang terlihat sehari-hari, walaupun menakjubkan namun tidak dinamai mukjizat, karena ia merupakan sesuatu yang luar biasa. Yang dinamakan luar biasa adalah sesuatu yang diluar jangkauan sebab dan akibat yang diketahui secara umum hukum-hukumnya.
b.      Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi
Tidak mustahil terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri siapa pun. Namun apabila bukan dari seorang yang mengaku nabi, maka ia tidak dinamai mukjizat. Boleh jadi sesuatu yang luar biasa tampak pada diri seseorang yang kelak bakal menjadi Nabi.
c.       Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian
Tentu saja tantangan ini harus bersamaan dengan pengakuanya sebagai nabi. Disisi lain, tantangan tersebut harus merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan sang nabi.
d.      Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilakukan
Bila yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa, maka ini berarti bahwa pengakuan sang penantang tidak terbukti.
Perlu diketahui bahwa tantangan harus benar-benar di pahami oleh yang ditantang.
Misalnya mukjizat Nabi Musa a.s yakni beralihnya tongkat menjadi ular yang dihadapkan kepada masyarakat yang amat mengandalkan sihir. Mukjizat itu begitu jelas ini benar-benar membungkamkan para ahli sihir yang ditantang oleh Nabi Musa a.s sehingga mereka tak kuasa menakui kekalahan mereka kecuali Fir’aun.[3]
Mukjizat tidak dapat digunakan dengan semaunya, fungsi adalah sebagai bukti kebenaran para Nabi. Keluarbiasaan yang tampak atau terjadi melalui mereka itu diibaratkan sebagai ucapan Tuhan :”apa yang dinyaotakan sang nabi itu benar. Dia adalah utusan-Ku, dan buktinya adalah Aku melakukan mukjizat itu”.
Sifat mukjizat yang dimiliki oleh para Nabi atau Rosul berbeda-beda. Meskipun demikian mukjizat dibagi dalam empat macam yaitu:
1.            Mukjizat Kauniyah, adalah mukjizat yang berupa peristiwa alam. Misalnya, terbelahnya laut akibat pukulan tongkat Nabi Musa as dan dibelahnya bulan menjadi dua oleh Nabi Muhammad Rosulullah saw.
2.             Mukjizat Salbiyah atau Tarkiyah, adalah mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya, seperti Nabi Ibrahim as. mampu menghilangkan daya bakar api sehingga ia tidak kepanasan ketika dihukum bakar oleh Raja Namrud karena perbuatannya menghancurkan semua berhala sesembahan.
3.           Mukjizat Syahsiyah atau fi’liyah, adalah mukjizat yang terpancar dari tubuh Rasul sendiri. Misalnya, memancarnya cahaya dari tangan Nabi Musa as  dan mengucurnya air dari celah-celah jemari Nabi Muhammad Rosulullah saw.
4.           Mukjizat Aqliyah, adalah mukjizat yang masuk akal. Contoh satu-satunya adalah Al-Qur’an.
Secara dalam garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu:[4]
a)         Mukjizat materil yang bersifat indrawi
Mukjizat material adalah keluarbiasaannya dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat indra oleh masyarakat tempat nabi tersebut menyampaikan dakwanya.
Contoh tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s dalam kobaran api yang sangat besar, berubah wujudnya tongkat Nabi Musa a.s. menjadi ular.
b)        Mukjizat Immaterial atau Maknawy
      Mukjizat maknawi ialah mukjizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan kekuatan panca indra tetapi harus dicapai dengan kekuatan akal. Mukjizat ini sifatnya tidak dibatasi oleh suatu tempat dan masa tertentu dan dapat dipahami oleh akal.
      Contoh mukjizat imaterial adalah al- qur’an.
2.    Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Qur’an
Seperti yang telah dikemukakan yang telah dikemukakan bahwa tantangan Al’-Qur’an bertahab dari menyusun seluruh Al-Qur’an sampai dengan menyusun lebih kurang satu surah saja. Di dalam Al-Qur’an terdapat 114 surah, yang terpanjang adalah surah al-baqarah dengan 286 ayat dan yang tependek adalah surah al-kautsar dengan tiga ayat.
Jika kita membatasi kemukjizatan Al-Qur’an, terdapat tiga aspek yaitu:
1)      Keindahan dan ketelitian bahasa
Bahasa yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah bahasa arab. Tata bahasanya pun terlihat serasi ketika di baca dan banyak mengandung makna.[5]
2)      Isyarat ilmiah
Al-Qur-an menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma keutamaan, sopan-santun, undang-undang ekonomi, politik, sosial, dan kemasyarakatan, serta hukum-hukum ibadah. Al-Qur-an menggunakan dua cara menetapkan sebuah ketentuan hukum, yakni:
a.        Secara global
Persoalan ibadah umumnya diterangkan secara global, sedangkan perincianya diserahkan kepada ulama melalui ijtihad.
b.       Secara terperinci
Hukum yang dijelaskan secara terperinci adalah yang berkaitan dengan utang piutang, makanan yang halal dan yang haram, memelihara kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
3)      Pemberitaan gaib
Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur'an itu adalah berita gaib.
Salah satu contohnya  pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1898, ahli purbakala Loret menemukan satu mumi di lembah raja–raja Luxor Mesir yang dari data–data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama Munifah yang pernah mengejar nabi Musa As. Selain itu pada tanggal 8 juli 1908, Elliot Smith mendapat ijin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut–pembalut Fir’aun tersebut. Apa yang ditemukan adalah salah satu jasad utuh.
Seperti yang diberitakan oleh Al-Qur’an surat Yunus [10] ayat 92:
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاس يَاتِنَا لَغَافِلُونَ [١٠:٩٢]
Artinya:
Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”

Kemukjizatan Al-Qur’an ini kadangkala membuat para pembaca maupun pendengar menjadi terpukau oleh beberapa hal yang berkaitan dengan susunan kata dan kalimatnya. Beberapa hal tersebut antara lain:[6]
a)      Nada dan langgamnya
Jika anda mendengar ayat-ayat Al-Qur’an, pertama yang terdengar dan terasa di telinga adalah nada dan langgamnya karena mempunyai keunikan dalam iramanya. Hal ini disebabkan karena kata-kata yang dipilih adalah kata-kata pilihan sehingga melahirkan keserasian irama.
b)      Singkat dan padat
Keistimewaan susunan kalimat dalam Al-Qur’an merupakan kata-kata yang singkat tetapi mengandug banyak makna.


c)      Memuaskan para pemikir dan banyak orang
Jika anda membaca sebuah artikel, maka anda dapat menilinya sangat dangkal sehingga tidak sesuai dengan selera sang pemikir dan ilmuan. Namun, Al-Qur’an tidak demikian karena sang pembaca akan merasa puas apalagi kalau memahami semua maknanya.
d)   Memuaskan jiwa dan akal
Manusia memiliki daya pikir dan daya rasa atau akal dan kalbu. Daya pikir akan memberikan argumentasi guna mendukung pandanganya, sedangkan daya kalbu mengantarkan untuk mengekspresi keindahan dan mengembangkan imajinasi.[7]
e)      Gaya bahasa
Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona, bukan saja orang-orang mukmin, tetapi juga bagi orang-orang kafir. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk Islam. Bahkan, Umar bin Khattab pun yang mulanya dikenal sebagai orang yang paling memusuhi nabi Muhammad SAW, dan bahkan berusaha membunuhnya, memutuskan masuk Islam dan beriman pada kerasulan Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-Qur-an. Susunan Al-Qur-an tidak dapat disamakan oleh karya sebaik apa pun.
f)        Susunan Kalimat
Al-Qur-an, hadis qudsi, dan hadis nabawi sama-sama keluar dari mulut nabiu, terapi uslub (style) atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda.
Uslub bahasa Al-Qur-an jauh lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan dengan lainya. Al-Qur-an muncul dengan uslub yang begitu indah. Didalam uslub tersebut terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan pernah ada ucapan manusia.

3.    Hikmah Kemukjizatan Al-Qur’an

Banyak hikmah yang kita didapat ketika kita mau membaca al-qur’an. Salah satu dari hikmah tersebut antara lain:
1)           Ayat-ayat dalam al-qur’an yang dibaca setiap hari, akan memberikan motivasi atau penyemangat bagi sang pembacanya.
2)           Ketika hati kita dipenuhi dengan emosi, maka perbanyaklah untuk membca al-qur’an karena dengan membaca ayat-ayat dalam al-qur’an akan memberikan ketengan untuk hati kita.
3)           Orang yang selalu membaca al-qur’an, senantiasa ia akan mengingat bahwa ia hidup karena Allah dan suatu saat akan kembali kepada-Nya.
4)           Orang yang selalu membaca al-qur’an, maka ia akan selalu diberikan nikmat oleh Allah walaupun di dunia ia terlihat hidup yang berkecukupan.
5)            Orang yang paham atau mengerti dengan isi kandungan ayat-ayat dalam al-qur’an adaalah orang yang memiliki banyak ilmu.
6)            Orang yang selalu membaca ayat-ayat al-qur’an akan diberikan ketenangan hati dan jiwa.
7)           Orang yang gemar membaca al-qur’an akan diberikan kemudahan oleh Allah dan tidak mudah berputus asa.
8)            Orang yang selalu membaca al-qur’an akan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.



DAFTAR PUSTAKA

Lilis Fauziyah RA, Andi Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an dan Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Anwar Rosihan. 2004. Ulumul Qur’an. Bandung. Pustaka Setia.




[1] Lilis Fauziyah RA, Andi Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an dan Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 11.

[2] Lilis Fauziyah RA, Andi Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an dan Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 11-13.

[3] Lilis Fauziyah RA, Andi Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an dan Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 14.

[4] Lilis Fauziyah RA, Andi Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an dan Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 15.

[5] Lilis Fauziyah RA, Andi Setyawan. 2014. Kebenaran Al-Qur’an dan Hadits 1. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 16.

[6] Anwar Rosihan. 2004. Ulumul Qur’an. Bandung. Pustaka Setia, 20.

[7] Anwar Rosihan. 2004. Ulumul Qur’an. Bandung. Pustaka Setia, 22.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang hebatnya mengaji

Tentang hebatnya mengaji Ilmu Agama laksana air hujan menembus bumi, orang alim yang mengamalkan ilmunya laksana bumi yang subur. Orang yang...