Rabu, 12 Juli 2017

Bandotan sebagai pengendali OPT

Semua tanaman yang ada disekitar kita ternyata mempunyai manfaat tersendiri, termasuk yang menjadi pembahasan kita kemarin adalah sebagai pengendali OPT.

Ada beberapa pertanyaan, apakah cukup satu jenis tanaman saja untuk mengendalikan hama? Tentu saja tidak. Memang benar "bersatu kita teguh", tetapi menurut saya "berdua lebih baik".

Dari kesekian banyak tanaman yang mempunyai manfaat yang sama bisa kita kombinasikan, hasilnya akan jauh lebih baik daripada satu jenis tanaman. Maka dari itu jangan lewatkan pembahasan ini.

Melanjutkan tanaman pengendali OPT, berikutnya:

BANDOTAN

Bandotan, atau dikenal dengan berotan, wedusan (Jawa), babadotan, jukut bau, ki bau (Sunda) adalah tanaman yang batangnya tegak atau terbaring. Berdaun tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek, hijau. Bunga, majemuk, di ketiak daun, bongkol
menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkola bentuk lonceng berwarna putih atau ungu. Intinya seperti di gambar.

Kegunaan; sebagai penolak dan penghambat perkembangan serangga dan hama secara umum

Bahan yang dipersiapkan;
- ½ kg daun babadotan
- 1 liter air
- 1 gram deterjen/ Sabun

Cara pembuatan;
Tumbuk daun babadotan, rendam dalam 1 liter air selama 24 jam. Kemudian saring ambil airnya. Tambahkan deterjen. Aduk hingga rata

Semprotkan keseluruh bagian tanaman yang terserang hama pada pagi dan sore hari.

Ada yang menyarankan sebagai alternatif, deterjen bisa diganti dengan labu siam, minyak wijen dan ubi. Fungsinya terbilang sama, yaitu sebagai pengikat. Namun dalam hal ini kami menulis apa adanya dari buku, sehingga tidak kami rubah. Silahkan berkreasi sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang hebatnya mengaji

Tentang hebatnya mengaji Ilmu Agama laksana air hujan menembus bumi, orang alim yang mengamalkan ilmunya laksana bumi yang subur. Orang yang...